Kali ini kita bedah tuntas IPO PT Super Bank Indonesia Tbk ($SUPA), anak perusahaan $EMTK yang didukung penuh oleh ekosistem raksasa Grab dan OVO.
IPO SUPA memang agresif. Bank ini menawarkan sekitar 4,41 Miliar saham baru, atau sekitar 13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan target dana segar maksimal Rp3,06 Triliun.
PETA KONFLIK VALUASI & PERTUMBUHAN
1. Valuasi Fantasi? Harga penawaran SUPA dipatok di kisaran Rp525 hingga Rp695 per saham. Di rentang harga ini, P/B (Price to Book Value) sudah tembus sekitar 3,30x hingga 4,36x, jauh di atas rata-rata bank yang baru mencetak laba. Begitu kita melihat rasio laba, ceritanya makin ekstrem. Setelah mencetak laba bersih sekitar Rp20,5 Miliar di semester I 2025, PER (Price Earning Ratio) annualized melonjak ke wilayah fantasi, yaitu antara 433,88x hingga 574,38x. Valuasi ini mencerminkan harga harapan pertumbuhan dan nilai ekosistem, bukan kekuatan laba historis.
2. Titik Balik Pertumbuhan Melesat: Di sisi lain, data pertumbuhan SUPA sangat kuat. Jumlah pengguna aktif meledak dari di bawah 20 ribu user menjadi sekitar 4 juta pengguna per Juni 2025, dan 64,4% di antaranya datang dari kanal Grab dan OVO. Kredit yang diberikan melesat dari Rp3,74 T menjadi Rp8,35 T (per Juni 2025). Rasio perbankan menunjukkan titik balik:
◦ NIM (Net Interest Margin) tembus sekitar 10,23% per Juni 2025.
◦ BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) berhasil ditekan hingga menyentuh sekitar 96,65%, menandakan bank mulai benar-benar efisien setelah skala bisnis membesar.
◦ CAR (Rasio Kecukupan Modal) masih sangat tebal di 74,74%, jauh di atas ketentuan minimum.
3. Risiko dan Alokasi Dana: Meskipun laba sudah positif, saldo laba akumulatif SUPA masih defisit sekitar Rp926 Miliar per Juni 2025—artinya bank masih menutup lubang kerugian masa lalu. Risiko utama adalah biaya dana (cost of fund) yang mahal (beban bunga melonjak hampir 968,5%) dan ketergantungan besar pada ekosistem Grab dan OVO. Dana IPO sebesar 70% akan dipakai untuk modal kerja penyaluran kredit, yang menegaskan fokus pada pertumbuhan agresif.
SIMULASI PENJATAHAN IPO SUPA (Kolam Pooling)
Bagi investor ritel, IPO SUPA yang masuk Golongan IV (di atas Rp500 Miliar) wajib mengalokasikan minimal 2,5% untuk pooling allotment. Mekanisme e-IPO menjamin alokasi minimum 10 lot (1.000 saham) untuk setiap pemodal ritel yang memesan minimal 10 lot.
• Penting! Pesanan besar, misalnya Rp100 Juta, berada di posisi "nanggung" di kolam pooling. Jika terjadi oversubscription ekstrem (misalnya ≥25x, yang menaikkan porsi pooling ke 12,5%), alokasi proporsional akan memotong pesanan besar secara drastis. Pesanan Rp100 Juta yang awalnya menawar ±1.438 lot, realistisnya mungkin hanya akan mendapatkan ±30 hingga 70 lot saja jika antusiasme tinggi.
Tonton video ini sampai selesai untuk memahami perspektif investor optimis, pesimis, dan realistis terhadap harga IPO ini, dan apakah SUPA cocok untuk gaya investasi Anda.
Disclaimer: Ini bukan rekomendasi jual atau beli saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan Anda
https://cutt.ly/XttHPIB3
$GOTO