$IATA
Narasi : Kementerian ESDM Indonesia menargetkan produksi batubara mencapai 735 juta ton pada tahun 2025. Indonesia mendorong hilirisasi batubara dan penerapan teknologi bersih di tengah upaya transisi energi, IATA mengakuisisi saham Bhakti Coal Resources (BCR) melalui surat utang ke $BHIT dengan Hary Tanoesoedibjo sebagai orang dibelakangnya.
Projek/Katalis Positif :
- Tertib administrasi dan laporan keuangan
- IATA melakukan rights issue Rp 1,27 triliun pada Februari 2025 untuk modal kerja, pengembangan IUP tambang (Putra Muba Coal, IBPE, APE), serta infrastruktur operasional usaha energi.
- Cadangan batubara yang diklaim IATA cukup besar dan cadangan batubara substansial yang diestimasi terus bertambah lewat eksplorasi.
- Masuknya investor strategis yaitu Starlight Ltd UEA masuk 10%
Rumor/News :
- Selain rights issue, ada juga rencana private placement: menurut laporan, IATA akan menerbitkan ~3,127 miliar saham Seri B melalui PMT-EMTD
Resiko/Katalis Negatif :
- Reputasi pengendali kurang baik di dunia saham
- Free float cukup besar
- Risiko harga batubara global sangat fluktuatif maka tekanan margin jika harga turun.
Asumsi :
- Potensi jika IATA bisa memadukan tambang + infrastruktur + investasi energi, bisa menjadi salah satu “business engine energi + mining” milik MNC Group.
- Karena dikelola oleh Hary Tanoe, IATA bisa lebih mudah mendapatkan akses modal, jaringan investasi, dan dukungan grup MNC untuk ekspansi tambang dan infrastruktur.
Secara teknikal berpotensi ke area 110-170-246 dan secara arus transaksi terdapat akumulasi di area sekitar 60-70 dengan investor yang mulai berkurang
Harga rata rata saat ini : 73
Potensi keluar FCA : 90%