The Three Musketeers: Emas, Tembaga, dan Aluminium

Selamat sore teman-teman di $IHSG

Tahun 2026 berpotensi menjadi salah satu fase paling kuat bagi tiga logam strategis: Emas, Tembaga, dan Aluminium. Ketiganya berada di tengah struktur pasar yang semakin KETAT—kombinasi antara kebijakan makro global yang longgar, KETERBATASAN PASOKAN tambang, serta PERMINTAAN jangka panjang dari transisi energi. Bank of America menegaskan bahwa momentum ini bukan siklus sesaat, tetapi perubahan tren yang akan mendorong valuasi ketiga komoditas ini ke level yang LEBIH TINGGI.

1. EMAS memimpin reli dengan dukungan makro yang sangat solid. Meskipun telah mencetak rekor sepanjang 2025, emas masih tergolong “underinvested,” sehingga masih memiliki ruang naik yang signifikan. BofA memproyeksikan rata-rata harga mencapai USD 4.538/oz pada 2026, dengan skenario optimis menuju USD 5.000/oz, didorong oleh kebijakan fiskal AS yang agresif, suku bunga riil rendah, pelemahan dolar, dan pembelian besar-besaran dari bank sentral.

2. Di sisi lain, TEMBAGA menghadapi DEFISIT PASOKAN yang semakin melebar. Investasi tambang yang stagnan, grade bijih yang menurun, dan ketergantungan global terhadap tembaga untuk jaringan listrik, energi terbarukan, dan kendaraan listrik menciptakan kondisi pasokan yang tidak mampu mengikuti permintaan. BofA memperkirakan tembaga hanya bisa keluar dari defisit jika permintaan China turun lebih dari 3%—sebuah skenario yang kecil kemungkinan terjadi.

3. Sementara itu, ALUMINIUM memasuki fase pengetatan struktural akibat terbatasnya kapasitas global. Cina mempertahankan batas produksi di sekitar 45 juta ton, sementara biaya energi tinggi menghambat ekspansi smelter di Eropa. Di tengah kondisi itu, permintaan aluminium rendah karbon terus meningkat dari sektor EV, infrastruktur listrik, dan energi terbarukan. Bank of America menaikkan proyeksi harga aluminium 2026 menjadi USD 3.125/ton.

Tiga logam ini bukan hanya komoditas biasa; mereka adalah fondasi MASA DEPAN.

$ARCI $ADMR MDKA