[%AvrO%] wah mantap nih kak.. makasih infonya apalagi buat pemula [%IRYZ%][%ijoC%]

@farelalrasyidin wah mantap nih kak.. makasih infonya apalagi buat pemula $INET$WIFI

cara membaca keystat di stockbit info aja siapa tau membantu

Valuation (Penilaian / Harga relatif)

Apa itu: Cara lihat apakah saham mahal atau murah dibandingkan laba, aset, atau pasar.

Angka penting:

PE (Price to Earnings) = Harga pasar / Laba per saham.

PBV (Price to Book Value) = Harga pasar / Nilai buku per saham.

EV/EBITDA = (Enterprise Value) / EBITDA — bagus buat banding antar perusahaan dengan struktur modal berbeda.

PEG = PE / Growth rate — koreksi PE terhadap pertumbuhan.


Cara bacanya:

PE rendah → bisa murah atau perusahaan bermasalah. PE tinggi → ekspektasi pertumbuhan tinggi.

PBV < 1 → harga di bawah nilai buku (potensi value), tapi bisa juga karena aset overvalued.

Bandingkan dengan industri dan historikal. Misal PE 10 di sektor teknologi bisa rendah, tapi di sektor manufaktur mungkin wajar.


Red flag:

PE negatif (laba turun) → harus cek kenapa rugi.

Valuasi jauh di atas rata-rata industri tanpa katalis pertumbuhan nyata.



---

Per Share (Per Saham)

Apa itu: Metrik yang dinormalisasi per unit saham supaya gampang banding.

Angka penting:

EPS (Earnings Per Share) = Laba bersih / Jumlah saham.

BVPS (Book Value Per Share) = Ekuitas / Jumlah saham.

Dividend per Share (DPS) kalau ada pembagian dividen.


Cara bacanya:

EPS naik tiap tahun = bagus (profitability tumbuh).

BVPS menunjukkan “nilai akuntansi” per saham. Jika harga jauh di atas BVPS → pasar mengantisipasi aset intangible/goodwill/brand.

Lihat juga EPS diluted (kalau ada opsi saham/konversi).


Red flag:

EPS fluktuatif atau turun terus.

Penambahan saham besar (dilusi) → EPS bisa turun walau laba naik.



---

Solvency (Kemampuan bayar jangka panjang / Structure modal)

Apa itu: Seberapa sehat struktur hutang perusahaan dan kemampuan bayar utang jangka panjang.

Angka penting:

Debt to Equity (DER) = Total utang / Ekuitas.

Debt to Asset = Total utang / Total aset.

Interest Coverage Ratio = EBIT / Beban bunga (kemampuan bayar bunga).


Cara bacanya:

DER rendah → konservatif (lebih aman), DER tinggi → leverage tinggi (risiko lebih besar tapi potensi return besar).

Interest Coverage > 3 dianggap aman (tergantung industri). Jika <1.5 → waspada.


Red flag:

DER melonjak drastis.

Interest Coverage mendekati 1 atau negatif → kesulitan bayar bunga.



---

Profitability (Profitabilitas)

Apa itu: Seberapa efisien perusahaan menghasilkan laba dari pendapatan atau aset.

Angka penting:

Gross Margin = (Revenue − COGS) / Revenue.

Operating Margin = EBIT / Revenue.

Net Margin = Laba bersih / Revenue.

ROE (Return on Equity) = Laba bersih / Ekuitas.

ROA (Return on Assets) = Laba bersih / Total aset.


Cara bacanya:

Margin tinggi = bisnis dengan pricing power atau biaya rendah.

ROE tinggi (misal >15%) menarik tapi cek sumbernya (apakah dari leverage?).

Bandingkan margin dengan peers; margin turun sambil pendapatan naik bisa berarti biaya membengkak.


Red flag:

Laba naik tapi margin turun → growth tidak sehat.

ROE tinggi tapi DER juga tinggi → hati-hati (ROE terangkat oleh leverage).



---

Income Statement (Laporan Laba Rugi)

Apa itu: Ringkasan pendapatan, biaya, dan laba dalam periode tertentu.

Komponen utama:

Revenue (Pendapatan)

COGS (Harga Pokok Penjualan)

Gross Profit

Operating Expenses (SG&A, R&D)

Operating Profit (EBIT)

Interest & Tax

Net Income (Laba bersih)


Cara bacanya:

Lihat tren revenue → naik stabil? seasonality?

Rasio margin (gross, operating, net) memberi insight efisiensi.

Cek beban tak biasa (one-off): re-structuring, impairment — bisa membuat laba fluktuatif.


Red flag:

Revenue turun tapi biaya tetap tinggi → margin tertekan.

Laba besar karena income non-operasional (jual aset) bukan operasional.



---

Balance Sheet (Neraca)

Apa itu: Snapshot aset, kewajiban, dan ekuitas pada satu titik waktu.

Komponen utama:

Assets: Current assets (kas, piutang, persediaan) + Non-current assets (fixed assets, goodwill).

Liabilities: Current liabilities + Long-term debt.

Equity: Modal + Laba ditahan.


Cara bacanya:

Rasio Current Ratio = Current Assets / Current Liabilities. >1 ideal (likuiditas jangka pendek).

Quick Ratio = (Kas + Receivables) / Current Liabilities (lebih konservatif).

Perhatikan piutang & persediaan: naik cepat → bisa jadi masalah collection atau penumpukan stok.


Red flag:

Current Ratio <1 → potensi kesulitan bayar utang lancar.

Aset tak berwujud / goodwill sangat besar tanpa penjelasan → risiko impairment.



---

Cashflow Statement (Laporan Arus Kas)

Apa itu: Menunjukkan aliran kas masuk & keluar: operasi, investasi, pendanaan.

Bagian:

Operating Cash Flow (OCF) — kas dari operasi (inti bisnis).

Investing Cash Flow (ICF) — pembelian/penjualan aset.

Financing Cash Flow (FCF) — utang baru, bayar dividen, buyback.


Cara bacanya:

OCF positif & stabil = bagus.

Free Cash Flow (FCF) = OCF − Capital Expenditure → kas sesungguhnya untuk dibagi ke pemegang saham atau reduce debt.

Jika laba positif tapi OCF negatif → waspada (laba mungkin akuntansi non-kas).


Red flag:

OCF negatif berkepanjangan.

Pembiayaan terus menerus untuk menutup operasi (tarik utang terus).



---

Growth (Pertumbuhan)

Apa itu: Seberapa cepat perusahaan tumbuh (revenue, laba, EPS).

Angka penting:

YoY growth (year-over-year) untuk revenue / net income.

CAGR (compound annual growth rate) untuk periode beberapa tahun.

Quarterly growth untuk melihat momentum.


Cara bacanya:

Growth tinggi bagus, tapi cek kualitas (apakah profitabilitas ikut naik?).

Perhatikan sustainability: satu kuartal bagus belum tentu trend.


Red flag:

Growth tinggi tapi margin menurun drastis.

Growth didukung oleh akuisisi yang mahal atau pembiayaan utang besar.



---

Tips Baca Keystat di Stockbit — Praktis

1. Mulai dari atas: lihat valuation & per-share untuk snapshot.


2. Lalu solvency & cashflow: pastikan perusahaan sehat modal & kasnya.


3. Cek profitability & growth: apakah laba berkualitas?


4. Buka income statement / balance / cashflow kalau ada angka aneh.


5. Bandingkan dengan peers & historical: satu angka saja nggak cukup.


6. Perhatikan one-off & non-operational items (jual aset, impairment, divestasi).


7. Gunakan timeframe: lihat 3–5 tahun untuk trend, juga kuartalan untuk momentum.




---

Cheat-sheet singkat (apa yang harus lo waspadai)

EPS turun 3 tahun berturut-turut.

DER melonjak dan interest coverage turun.

OCF negatif padahal laba positif.

Revenue naik tapi gross margin turun terus.

Banyak saham baru (dilusi) → EPS tergerus.

Valuasi jauh di atas peer tanpa growth nyata.

$BRMS $CUAN $INET