imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Gajah Tua Mencari Jati Diri

Jujur saja, memegang saham United Tractors ($UNTR) belakangan ini terasa seperti duduk di ruang tunggu. Tidak ada drama, tidak ada kejutan, dan yang lebih parah, kinerja keuangan kuartal terbaru menunjukkan laba bersih menyusut sampai 26%. Wajar kalau banyak investor ritel mulai jenuh dan berpikir, "Apa gajah tua ini masih relevan di zaman serba hijau?"

Tapi sebagai teman ngobrol, saya melihat ada cerita yang jauh lebih menarik di balik angka-angka yang stagnan itu. Pertanyaan besarnya bukan lagi soal apakah UNTR masih untung, tapi Apakah UNTR sedang memanfaatkan kemewahan bisnis lamanya (batu bara) untuk mendanai masa depan barunya (emas dan mineral) dengan harga yang kelewat murah?

Mari kita lihat dulu realitas di lapangan. Tulang punggung utama UNTR, bisnis kontraktor pertambangan yang digerakkan oleh PAMA, memang sedang menghadapi badai kecil. Harga batu bara termal, yang sempat bikin UNTR kaya raya, kini sudah adem ayem. Informasi dari pasar global menunjukkan harga batu bara tertekan dan cenderung mendatar, bahkan cenderung turun ke level terendah sejak 2021 karena suplai global yang melimpah. Ini membuat margin untung dari menggaruk tanah jadi tipis. Penurunan harga komoditas dan cuaca yang tidak bersahabat memang menjadi alasan utama kenapa laba mereka tergerus tahun ini. Ini adalah fase ‘mengambil napas’ yang menyakitkan.

Namun, bukan UNTR namanya kalau tidak punya rencana B. Saya melihat, penurunan laba di 2025 ini justru menjadi anomali jangka pendek. Ada dua mesin yang sedang dipersiapkan untuk rebound keras di 2026. Pertama, bisnis batu bara lama mereka tidak benar-benar mati. Perusahaan ini sudah menyiapkan fasilitas pelabuhan baru yang akan meningkatkan efisiensi logistik. Perusahaan memproyeksikan volume penjualan batu bara bisa melonjak signifikan tahun depan, sekitar 27%. Jadi, di saat harga komoditas flat, cara mereka meraup untung adalah dengan memompa volume sebesar-besarnya. Prinsipnya sederhana, mumpung si sapi perah masih ada, peras susunya sampai tetes terakhir, dan pastikan proses memerasnya super efisien.

Mesin kedua, dan yang paling berkilau saat ini, adalah emas. Di tengah suku bunga tinggi Amerika yang tertahan dan ketidakpastian geopolitik di mana-mana, ingat, bank sentral dunia saja sedang kalap membeli emas, harga si logam mulia melaju kencang, sempat menyentuh US$4.000 per ons. Laporan terakhir UNTR mengkonfirmasi kontribusi emas yang meningkat 53% di tahun 2025. Emas bukan lagi sekadar bumbu, tapi sudah menjadi jangkar penyeimbang laba. Meskipun ada sedikit tantangan teknis yang mungkin mengurangi volume produksi di tambang Martabe, kenaikan harga jual rata-rata (ASP) yang gila-gilaan akan menutup lubang tersebut. Ini adalah pertahanan yang solid di tengah iklim makro yang tidak menentu.

Lalu, kita sampai pada segmen paling nyentrik, nikel. UNTR memutuskan berinvestasi besar-besaran di nikel (melalui associate NIC) di saat pasar nikel global sedang depresi total, dihantam kelebihan suplai besar-besaran dari Indonesia sendiri. Harga nikel anjlok mendekati level terendah empat tahun. Langkah ini terasa kontrarian dan berisiko tinggi, seperti berenang melawan arus. Namun, perusahaan berani memproyeksikan segmen nikel mereka akan berbalik untung di 2026. Ini adalah pertaruhan bahwa teknologi pemrosesan mereka (HPAL) akan memungkinkan mereka memproduksi nikel dengan biaya yang sangat rendah, jauh di bawah harga pasar, sehingga mereka tetap bisa untung meskipun harga sedang ambruk. Jika strategi ini berhasil, itu adalah masterstroke yang mengubah bisnis mereka dari penjual batu bara menjadi pemasok bahan baku baterai kelas dunia. Jika gagal, ya kita harus siap-siap laba perusahaan tertahan lebih lama.

Jadi, kenapa saham ini patut dilirik? Karena pasar itu sering emosional dan jangka pendek. Pasar saat ini terlalu fokus pada laba 2025 yang turun, sehingga mereka menghargai UNTR dengan PER di kisaran 5.2 kali untuk proyeksi laba 2026. Angka ini terlalu murah untuk perusahaan dengan neraca keuangan yang kuat dan prospek rebound laba 10% di tahun depan. Diskon besar ini adalah 'bantalan pengaman' bagi investor yang sabar. Kita sedang membeli perusahaan yang sedang bertransformasi, bukan perusahaan yang sudah selesai bertumbuh. UNTR sedang memanfaatkan kekayaan dari batu bara untuk membeli masa depannya di emas dan mineral, dan pasar kebetulan sedang memberikan diskon besar atas proses pembelian masa depan tersebut.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

$ADRO $MDKA

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy