Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan menempatkan Rp 200 triliun likuiditas ke lima bank BUMN yang menjadi katalis penguatan likuiditas bank-bank BUMN, yang bisa mendukung ekspansi kredit ke segmen produktif (UMKM, korporasi), serta menjaga basis modal / dana murah.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi lebih optimistis setelah suntikan likuiditas, Menteri Keuangan menyatakan target pertumbuhan ekonomi bisa naik. Bank Indonesia juga menurunkan suku bunga acuannya (BI Rate), yang bisa menurunkan biaya pendanaan bank dan memperkuat margin bunga bersih (net interest income), terutama jika bank mampu mengelola funding dengan baik.
Jika ekonomi tumbuh lebih cepat, permintaan kredit di berbagai segmen (korporasi, UMKM, konsumsi) bisa meningkat, memberi ruang bagi bank BUMN untuk menyalurkan kredit.
Dengan fundamental BUMN yang kuat — efisiensi operasional, kualitas aset yang baik, pertumbuhan kredit, serta dukungan likuiditas pemerintah — saat ini adalah momentum yang sangat menarik untuk mempertimbangkan alokasi ke saham big bank BUMN. Mereka bisa menjadi motor intermediasi kredit di ekonomi Indonesia yang diproyeksikan tumbuh, dan potensi upside harga saham masih terbuka jika kinerja operasional dan ekspansi kredit dikelola dengan baik.
$BMRI $BBRI $BBNI