Siapa sangka, nasib seorang budak korporat sejak 2013 bisa berubah hanya dalam 30 detik di lampu merah?
Seumur hidup saya bekerja di lingkungan pabrik—dimana “kerja ya jam 8 masuk, jam 5 pulang, tanggal 5 gajian”—pola pikirnya lurus kayak penggaris.
Nggak ada satu pun manusia di kantor saya yang tahu cara baca candlestick apalagi tahu apa itu cuan dalam hitungan detik.
Sampai pada suatu sore, saya berhenti di lampu merah.
Dari pada bengong, tangan saya iseng buka aplikasi Livin Mandiri dan lihat saham BUMI yang sore itu sedang wuut wuut wuut haka haki wuuusss wuuusss wuusss kayak maling dikejar warga.
Entah kerasukan apa…
jari saya menekan tombol BUY 1000 lot.
Belum sampai 3 detik, harga naik 4 perak.
Otak saya nge-freeze, tapi jari saya bergerak duluan: SELL!
Match.
Profit 400 ribu dalam 30 detik di lampu merah.
Dalam hati:
“INI BENERAN NDACK SEH???”
Sepanjang perjalanan pulang, otak saya masih muter:
“Ini kejadian nyata atau cuma ilusi lampu merah?”
Malamnya Mandiri kirim invoice transaksi.
Pas T+2 lihat saldo nambah 360 ribu net profit, saya cuma bisa melongo…
“OH… THIS IS REAL…”
Sejak kejadian membagongkan di lampu merah itu, saya mulai latihan buy-sell-buy-sell di saham yang wuuut wuuut wuuut.
Mulai 1 Juli, setiap jam 8.30 pagi saya sudah lock-in di depan komputer.
Tidak terima telpon.
Tidak terima WhatsApp.
Tidak ngobrol.
Tidak peduli siapapun.
Target cuma satu: CUAN HARI INI.
Kalau belum cuan, saya membisu sampai market tutup.
Dan ajaibnya…
SEBULAN PENUH saya selalu cuan tiap hari.
Puncaknya…
tanpa drama, tanpa banyak teori, hanya modal fokus & disiplin,
profit sebulan itu tembus 88 juta — sebuah angka simbol kekayaan di negara bambu dan 31 july 2025 88juta itu.kuanggap gaji pertama saya dibursa.
hasil wuut wuut pertama yang sukses bikin saya linglung tapi ketagihan.
Sampai sekarang saya masih suka mikir:
“Kok bisa ya seorang budak korporat tiba-tiba jadi ‘scalper lampu merah’?
$BUMI
$WIFI
$BBCA
