imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@FarrelAbrar Mas, kamu nariknya terlalu jauh dan tidak relevan.
Perbandingan era Sri Mulyano, era SBY, Covid, dan kondisi 2025–2026 itu tidak apple to apple.

Inflasi rendah ≠ ekonomi mati.
Inflasi tinggi ≠ rakyat sejahtera.
Konteksnya beda, siklusnya beda, faktornya beda.

Yang menentukan laba bank itu 3 hal:

1. permintaan kredit,
2. kualitas kredit (NPL),
3. cost of fund & kebijakan moneter.
Sekarang lihat real data Indonesia 2024–2025:
• permintaan kredit melambat,
• cost of fund naik gara-gara suku bunga BI stagnan,
• NPL merayap naik,
• tabungan masyarakat turun.

Itu semua tanda tekanan, bukan booming.
Era Covid yang kamu jadikan contoh itu mis-lead.
Itu masa rebound, bukan kondisi normal.
Semua bank dunia laba besar bukan karena inflasi, tapi karena base year minus besar.
Dan inflasi yang naik sekarang bukan ‘inflasi sehat’, tapi inflasi karena harga pangan & biaya hidup, sementara konsumsi stagnan.
Bank tidak dapat apa-apa dari inflasi model begini.
Jadi bukan inflasi yang bikin bank kuat
yang bikin bank kuat itu kredit yang tumbuh dan kemampuan bayar debitur.
Dan dua-duanya sekarang sedang melemah
dyor
$DKFT $BBCA $BBRI

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy