Rilis data uang beredar Indonesia Okt 2025 oleh BI
➖ Uang Beredar Luas (M2) Okt Rp 9.783,1 triliun, tumbuh +7,7% yoy.
Naik dibandingkan Sep Rp 9.773,4 triliun, namun tumbuh melambat dari Sep yang +8,0% yoy.
✅ Uang Beredar Sempit (M1) Okt Rp 5.573,4 triliun, tumbuh +11,0% yoy.
Naik dibandingkan Sep Rp 5.573,4 triliun, dan meningkat laju pertumbuhannya dari Sep yang +10,7% yoy.
❌ Uang Kuasi Okt Rp 4.166,3 triliun, tumbuh +5,5% yoy.
Turun dari Sep Rp 4.194,2 triliun, dan melambat pertumbuhannya dari Sep yang +6,3% yoy.
➖ Uang Primer (M0) Adjusted Okt Rp 2.117,6 triliun, tumbuh +14,4% yoy.
Turun -1,6% mtm dari Sep Rp 2.152,4 triliun, dan tumbuh melambat dari Sep yang +18,6% yoy.
➖ Penyaluran Kredit Okt Rp 8.106,8 triliun, tumbuh +6,9% yoy.
Naik dari Sep Rp 8.051,9 triliun, tapi tumbuh melambat dari Sep yang +7,2% yoy.
➖ Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Okt Rp 9.153,6 triliun, tumbuh +8,1% yoy.
Naik dari Sep Rp 9.144,5 triliun, tapi tumbuh melambat dari Sep +8,4% yoy.
✅ Suku bunga kredit secara rata-rata tertimbang turun ke 9,00% di Okt, dari semula 9,04% di Sep.
Suku bunga simpanan berjangka tenor 1, 3, 6, dan 12 bulan menurun.
Sementara suku bunga simpanan tenor 24 bulan meningkat.
...............................
Uang beredar luas M2, sempit M1, dan base money M0, semuanya masih tumbuh cukup baik.
Kredit dan DPK juga masih tumbuh.
Namun sinyal perlambatan kembali terlihat, yang kalau terus terjadi akan membuyarkan momentum pemulihan.
Perlambatan inilah yang menjadi alasan Kemenkeu menambah Rp 76 triliun penempatan dana ke perbankan, dan membuka peluang untuk menambah lagi.
Transmisi kebijakan fiskal dan moneter yang longgar dan ekspansif, perlahan sudah mulai terlihat dampaknya ke suku bunga kredit dan simpanan yang turun secara gradual.
$USDIDR $BDMN $BFIN
