imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@irvanrainaldo Menarik pandangannya, Mas. Izin menanggapi beberapa poin ya agar kita melihat big picture nya lebih adil:

1. Soal Modal & Teknologi. Betul kita dulu butuh modal. Tapi masalahnya bukan pada kerjasamanya, melainkan pada skema yang memiskinkan. Saat negara Barat dulu membangun industri, mereka melakukan proteksi ketat. Tapi saat mereka masuk ke kita pake IMF mereka memaksa kita buka pasar seluas-luasnya. Jadi ini bukan sekadar B2B, tapi ada tekanan geopolitik untuk mengeruk SDA dengan nilai tambah minim bagi kita.

2. Ekspansi Korporasi Indo ke LN vs Freeport/Rio Tinto itu apple to apple-nya agak jauh, Mas. Saat perusahaan kita expansi ke LN, kita murni B2B. Tapi saat Barat masuk ke Global South, seringkali dibekingi tekanan politik, kudeta, atau Economic Hitmen. Kasus Ibu Siti Fadilah(mantan menkes saat wabah flu burung) membuktikan bahwa institusi global bisa membajak kedaulatan atas nama standar internasional. Sample virus flu burung dari asie tenggara di jual sama WHO ke perusahaan vaksin.

3. Terkait konsensus ilmuwan di paris. Perubahan iklim memang fakta. Yang di kritisi adalah Politisasinya.
Secara akumulasi historis, emisi karbon terbesar itu disumbang Barat selama 200 tahun revolusi industri. Tapi kenapa sekarang saat kita mau bangun industri, kita yang disuruh ngerem paling kencang?
Jerman nyalain lagi batubara karena darurat energi. Artinya, bagi mereka Ekonomi > Lingkungan. Tapi kalau kita yang lakukan hal sama, kita dibilang penjahat iklim. Standar ganda ini yang di sebut "BULE MUNAFIK"

$ITMG $AADI $PTBA

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy