β‘οΈπ Today Market Summary πβ‘οΈ
β’ IHSG ditutup naik 0,16% ke 8.419, dipimpin sektor konsumer siklikal dan perbankan, dengan BBCA dan BMRI sempat menguat lebih dari 1,5% π
β’ $BUMI menjadi saham terlaris dengan value transaksi Rp1,33 triliun menandai dominasi sektor energi, diikuti oleh BMRI Rp1,16 triliun dan BBCA Rp1,05 triliun π
β’ Investor asing mencatatkan net sell 1,49 miliar lembar saham, dengan BUMI sebagai top sell dan $BUVA sebagai top buy.π
β’ BMRI menguat 1,86% ke Rp4.940, menandai kinerja perbankan terbesar, sementara BBCA turun 0,59% ke Rp8.425, menandai volatilitas sektor π¦
β’ TINS berakhir di level 3.100 setelah koreksi 10 poin, menandai penurunan harga saham akibat penundaan pembukaan tambang baru dan penurunan produksi, mempengaruhi persepsi investor terhadap prospek jangka panjang. π
β’ Grup Sampoerna melepas 65,72% saham SGRO senilai Rp9,4 triliun kepada POSCO International, menandai akhir kepemilikan di perusahaan.π
β’ TLKM menargetkan pendapatan Rp152 triliun pada 2026 dengan spin-off aset serat optik dan rencana masuk investor strategis.π
β’ TOBA mungkin ikut proyek PLTSa senilai Rp12 triliun di empat kota, dengan investasi per kota Rp2,5-3 triliun.β»οΈ
β’ MEDCO menandatangani kontrak jangka panjang dengan PLN untuk pasokan LNG.β½οΈ
β’ Bitcoin jatuh 3,5% ke US$88.522, menandai tekanan kripto global, sementara Ethereum turun 2,8% ke US$3.000 πΈ
β’ DRMA menargetkan penjualan Rp6 triliun pada 2025, dengan kenaikan 9,20% YoY pada Q3, didukung pertumbuhan di sektor roda dua.π
β’ China moratorium smelter nikel memicu kenaikan harga nikel, memberi peluang bagi NCKL dengan target harga Rp1.500 π
β’ APBN 2025 mencatat defisit Rp479,7 triliun, menandai tekanan fiskal, namun target pertumbuhan ekonomi 5,6% diperkirakan π
β’ Neraca transaksi berjalan Indonesia berbalik surplus 1,1% PDB pada Q3-2025, menandai peningkatan ekspor non-migas π
β’ Suku bunga BI tetap 4,75%, menstabilkan rupiah, sementara LPR tenor satu tahun dipertahankan 3% untuk kredit rumah π
β’ PBB mengumumkan target pertumbuhan ekonomi global 3,5% untuk 2026, menekankan pentingnya investasi hijau dan teknologi bersih, sementara IMF memperkirakan defisit neraca perdagangan global akan menurun 0,5% YoY, yang mendorong kebijakan fiskal proaktif di negara berkembang. π
β’ Sentimen pasar global dipengaruhi ketidakpastian Fed, tekanan geopolitik JepangβChina, dan volatilitas kripto, menuntut hati-hati bagi investor βοΈ
$MINA