imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BISI LK Q3 2025: Bisa Hidup Aja, Udah Bagus

BISI di LK Q3 2025 YTD ini bisa dibilang turun kelas dibanding 2024. Pemerintah sibuk jual narasi food estate dan tanam jagung di mana-mana, tapi emiten benih yang harusnya ikut panen justru laba sembilan bulanan turun sekitar 27,22% dari kisaran 125 miliar di 9M 2024 jadi sekitar 91 miliar di 9M 2025. Penjualan neto sembilan bulan juga tidak naik, malah turun tipis dari sekitar 1,0 triliun jadi sekitar 987 miliar atau minus 2,73%. Laba usaha ikut susut dari kurang lebih 130 miliar jadi sekitar 100 miliar, dan laba sebelum pajak turun dari sekitar 153 miliar ke 115 miliar. Yang lebih mengganggu buat investor, arus kas operasional sembilan bulan berbalik dari masih positif puluhan miliar di 2024 jadi minus sekitar 151 miliar di 2025, sementara kas akhir turun tajam dari kisaran 707 miliar di 9M 2024 tinggal sekitar 265 miliar di 9M 2025, jadi ini bukan sekadar cerita laba akuntansi, tapi juga tentang kas yang benar-benar menipis. External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Padahal kalau lihat Q3 2025 sendirian, kinerjanya kelihatan gagah. Dalam tiga bulan itu penjualan neto sekitar 360 miliar, naik hampir 59 miliar dibanding Q3 2024 yang di kisaran 301 miliar. Laba bruto melonjak dari sekitar 133 miliar jadi kurang lebih 232 miliar, dan laba bersih ke pemilik entitas induk di Q3 2025 naik dari hanya 11 miliar-an di tahun lalu jadi sekitar 60 miliar. Jadi mesin laba di kuartal ketiga ini sebenarnya sangat sehat, margin kotor membaik dan HPP lebih efisien. Masalahnya, kalau ditarik ke periode sembilan bulan, kuartal ketiga yang kuat ini tidak mampu menutup kerusakan yang sudah keburu terjadi di paruh pertama tahun, sehingga laba YTD tetap tertinggal jauh dari 2024. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kunci masalah ada di wilayah yang sering disepelekan yaitu pos non inti dan arus kas, bukan di margin kotor inti. Secara YTD 9M laba bruto 2025 masih mirip 2024, sekitar 479 miliar dibanding 478 miliar, jadi produksi dan pricing secara agregat tidak rontok. Penjualan turun tipis, betul, tapi dengan selisih sekitar 27 miliar itu tidak akan menjelaskan penurunan laba bersih lebih dari 30 miliar sendiri. Yang menampar laba adalah pergeseran brutal di beban operasi lain dan turunnya penghasilan keuangan. Di 9M 2024 BISI masih menikmati laba operasi lain neto belasan miliar karena ada laba penjualan produk afkir dan sampingan sekitar 16 miliar. Di 9M 2025 pos yang sama berubah jadi rugi operasi lain sekitar 31 miliar, setelah menanggung rugi penjualan produk sampingan sekitar 27,3 miliar dan rugi penjualan persediaan sekitar 8,4 miliar. Ayunan dari laba non inti belasan miliar ke rugi lebih dari 30 miliar ini sendirian sudah menghasilkan beda hampir 50 miliar di laba, lebih dari cukup untuk menjelaskan mengapa laba bersih YTD amblas.

Ironinya, di saat rugi non inti ini membengkak, manajemen justru cukup disiplin menekan biaya rutin. Beban penjualan, umum, admin, dan R&D secara gabungan turun sekitar 50 miliar atau 13,70%. COGS secara total sembilan bulan juga sedikit lebih rendah dibanding 2024. Artinya operasional murni tidak sedang jor-joran dan justru lebih ramping. Tapi penghematan ini dihantam oleh dua arah sekaligus rugi cuci-gudang di pos operasi lain dan berkurangnya pendapatan bunga dan jasa giro. Penghasilan keuangan turun sekitar 8 miliar dari kisaran 23,6 miliar di 9M 2024 jadi sekitar 15,5 miliar di 9M 2025, sejalan dengan merosotnya kas dari sekitar 568 miliar di akhir 2024 jadi 265 miliar di akhir September 2025. Secara narasi, BISI 2025 ini mirip perusahaan yang sukses menghemat gaji dan biaya promosi, tapi di belakang toko menggelar obral besar-besaran stok bermasalah sehingga keuntungan lenyap ditelan rugi diskon. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau pola per kuartal dibandingkan, keterbelakangan 2025 makin kelihatan. Tahun 2024 tren laba bersih per kuartal rapi dan terdistribusi di depan. Q1 kira-kira 40 miliar, Q2 melonjak ke sekitar 73 miliar, lalu Q3 melemah ke 11 miliar, sehingga total sembilan bulan sekitar 125 miliar. Tahun 2025 sebaliknya lebih mirip roller coaster. Q1 turun ke sekitar 30 miliar, Q2 praktis nyaris nol hanya sekitar 1 miliar, lalu Q3 melonjak ke sekitar 60 miliar. Buat investor, pola seperti ini artinya risiko eksekusi naik tajam karena terlalu bergantung pada satu kuartal puncak. Kalau ada gangguan cuaca, gagal panen, hambatan distribusi, atau kebijakan yang mengganggu tepat di Q3, hasil setahun bisa langsung berantakan.

Dari sisi arus kas, bedanya lebih tajam lagi. Tahun 2024 CFO Q1 sekitar 120 miliar, Q2 sekitar 66 miliar, sehingga H1 menghasilkan kas dari operasi sekitar 187 miliar. Q3 memang terjadi outflow sekitar 155 miliar, wajar untuk siklus bisnis yang butuh belanja modal kerja, tapi CFO sembilan bulan tetap positif sekitar 31 miliar. Tahun 2025, CFO Q1 turun ke sekitar 98 miliar dan Q2 ke sekitar 55 miliar sehingga H1 hanya menghasilkan sekitar 153 miliar, sudah lebih lemah. Lalu Q3 2025 tiba-tiba mencatat outflow masif sekitar 304 miliar, yang menghapus habis kas operasional H1 dan membuat CFO sembilan bulan bergeser ke zona negatif sekitar minus 151 miliar. Jadi di kertas laba Q3 terlihat spektakuler, tapi di kas justru terjadi pengeringan besar-besaran. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau ditelusuri ke modal kerja, tiga sumber tekanan langsung kelihatan piutang, utang usaha, dan persediaan. Di 9M 2024, BISI sangat efektif mengkonversi piutang jadi kas. Piutang usaha neto turun dari sekitar 1,01 triliun di akhir 2023 menjadi sekitar 638 miliar di akhir September 2024, artinya ada inflow kas sekitar 373 miliar dari penagihan, termasuk sekitar 108 miliar hanya di Q3. Di 9M 2025, piutang neto turun dari sekitar 489 miliar di akhir 2024 menjadi sekitar 277 miliar di 30 September 2025, jadi inflow sekitar 212 miliar, jauh lebih kecil. Dan yang paling tidak enak, di Q3 2025 piutang justru naik dari sekitar 260 miliar menjadi sekitar 277 miliar, artinya ada outflow kas tambahan sekitar 17 miliar di kuartal yang justru paling tinggi penjualannya. Jadi laba Q3 boleh tinggi, tapi sebagian besar masih dalam bentuk tagihan ke pelanggan, bukan uang tunai.

Di utang usaha, 2024 lagi-lagi lebih efisien. Utang usaha naik dari sekitar 46 miliar ke sekitar 73 miliar sepanjang 9M 2024, memberi inflow kas sekitar 27 miliar karena pembayaran ke pemasok bisa diatur. Di 2025 utang usaha hanya naik dari sekitar 61 miliar ke sekitar 71 miliar, inflow hanya sekitar 10 miliar. Bahkan di Q1 2025 utang usaha sempat turun tajam sehingga ada outflow kas lebih dari 30 miliar untuk bayar pemasok di saat kebutuhan kas lain juga tinggi. Jadi dua kran kas yang dulu membantu penopang CFO penagihan piutang yang agresif dan pemanfaatan kredit pemasok yang optimal dua-duanya melemah di 2025.

Lalu datang faktor yang paling berat, yaitu persediaan. Di akhir 2023 BISI memegang persediaan sekitar 858 miliar dan pada akhir September 2024 jumlahnya naik ke sekitar 1,22 triliun. Jadi sepanjang 9M 2024 ada tambahan stok sekitar 367 miliar yang diserap kas. Di 2025, basis stoknya sudah jauh lebih bengkak, start di sekitar 1,47 triliun dan per 30 September 2025 tembus sekitar 1,93 triliun. Artinya sepanjang 9M 2025 BISI mengunci kas sekitar 451 miliar ke dalam persediaan, dengan lonjakan terbesar di Q3 sekitar 356 miliar hanya dalam tiga bulan. Buat bisnis benih dan input pertanian, stok memang penting, tapi ketika stok naik segila ini di saat piutang belum tertagih optimal dan kas turun tajam, risiko likuiditas dan risiko keusangan jadi berlapis-lapis.

Kualitas persediaan 2025 juga memberi sinyal waspada. Cadangan penurunan nilai dan keusangan persediaan yang di 9M 2024 hanya sekitar 2,3 miliar melonjak menjadi sekitar 31,8 miliar di 9M 2025. Lalu di laba rugi muncul rugi penjualan produk sampingan sekitar 27,3 miliar dan rugi penjualan persediaan sekitar 8,4 miliar. Kombinasi stok yang membengkak ratusan miliar, cadangan keusangan yang naik lebih dari sepuluh kali lipat, dan rugi realisasi puluhan miliar di persediaan membuat gambarannya jelas ada masalah di sisi perencanaan stok, kualitas barang, atau kecepatan penyerapan pasar. Buat investor ini bukan lagi noise musiman, tapi tanda bahwa manajemen perputaran stok dan penentuan nilai realisasi bersih di 2025 tergelincir.

Di luar itu masih ada dua risiko lain yang menambah ketidaknyamanan. Piutang usaha kotor 2025 memang turun, dari sekitar 520 miliar ke sekitar 308 miliar, tapi cadangan kerugian kredit sekitar 31 miliar diakui manajemen sangat sensitif dengan kondisi ekonomi. Jadi kalau kondisi petani, distributor, atau channel menurun, masih ada peluang penyesuaian cadangan yang menggerus laba ke depan. Risiko nilai tukar juga tetap ada, karena ada aset dan liabilitas dalam dolar dan yuan, dengan simulasi manajemen bahwa perubahan kurs 1% saja bisa mengubah laba sekitar puluhan juta rupiah. Di tahun di mana laba YTD sudah turun dan CFO sudah negatif, pukulan kecil dari kurs juga terasa lebih sakit.

BISI di LK Q3 2025 YTD ini memotret perusahaan yang masih punya mesin laba inti cukup kuat, khususnya di Q3, tapi tersandung berat di pengelolaan neraca dan kas. Di satu sisi, program pemerintah soal penanaman jagung dan food estate memberi harapan pasar bahwa bisnis benih akan ikut naik kelas. Di sisi lain, realita di laporan BISI menunjukkan tren yang lebih volatil, lebih bergantung pada satu kuartal, lebih boros kas, dan lebih sarat risiko stok dan piutang dibanding 2024. Buat investor, pesan utamanya sederhana narasi food estate boleh menarik, tapi selama kerugian non inti, penumpukan persediaan, dan CFO negatif belum dibereskan, cerita BISI 2025 tetap lebih lemah daripada 2024, dan Q3 yang cantik lebih mirip penutup luka sementara daripada bukti perbaikan struktural.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy