$ABMM Punya Tambang Batubara Tapi Dianggurin?
Request user Stockbit bukan di External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345
ABMM memang sangat bergantung pada $GEMS, tapi ABMM sebenarnya punya tambang sendiri juga. Di atas kertas, grup ini kelihatan seperti pemilik tambang batubara yang serius, dengan tiga IUP operasi produksi yang tersebar di Tanah Bumbu Kalimantan Selatan, Aceh Barat, dan Kapuas Tengah. Total cadangan yang tercatat mencapai sekitar 123,91 juta ton pada 30 September 2025, angka yang secara teori bisa menopang umur tambang yang sangat panjang. Namun ketika laporan produksinya dibuka, kenyataannya jauh lebih dingin. Untuk periode sembilan bulan pertama 2025, produksi batubara dari tambang milik sendiri tercatat nihil. Yang berputar justru bukan alat gali di tambang sendiri, tetapi mesin jasa kontraktor tambang dan logistik yang mengerjakan tambang milik pihak lain serta laba dari entitas asosiasi seperti GEMS yang masih rajin mencetak laba. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau dibuat lebih rinci, struktur cadangan ABMM cukup rapi di laporan. PT Tunas Inti Abadi di Tanah Bumbu Kalimantan Selatan memegang IUP operasi produksi seluas sekitar 3.085 hektar, dengan total cadangan 55,68 juta ton dan sisa cadangan yang tercatat masih sama 55,68 juta ton. PT Nirmala Coal Nusantara di Aceh Barat memegang sekitar 3.198 hektar dengan cadangan 31,00 juta ton dan sisa cadangan 31,00 juta ton. PT Piranti Jaya Utama di Kapuas Tengah menguasai sekitar 4.800 hektar dengan cadangan 37,23 juta ton dan sisa cadangan 37,23 juta ton. Kalau dijumlahkan, grup ini menguasai sekitar 11.083 hektar IUP dengan total cadangan 123,91 juta ton dan sisa cadangan yang tercatat persis sama 123,91 juta ton. Dari sisi umur tambang, ini kelihatan seperti aset jangka panjang yang cukup menggiurkan. Tetapi karena tidak ada tonase produksi yang jalan di 9 bulan 2025, cadangan ini lebih mirip opsi masa depan yang belum dikonversi menjadi revenue.
Pertumbuhan cadangan antara 31 Desember 2024 dan 30 September 2025 juga menceritakan pola yang menarik. Tunas Inti Abadi tetap di 55,68 juta ton tanpa ada penambahan. Nirmala Coal Nusantara juga tetap di 31,00 juta ton. Lonjakan cadangan hanya datang dari Piranti Jaya Utama yang baru dikonsolidasikan setelah akuisisi pada 15 April 2025, menambah 37,23 juta ton sekaligus. Jadi total cadangan grup naik bukan karena eksplorasi internal yang meningkatkan estimasi cadangan, tetapi karena buku konsolidasi melebar lewat akuisisi. Buat investor, ini sinyal bahwa manajemen memilih jalan beli umur tambang lewat corporate action, yang hampir selalu berpasangan dengan tambahan risiko pendanaan dan leverage di sisi lain neraca.
Kontras paling tajam muncul ketika cadangan besar itu disandingkan dengan data produksi. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025, produksi batubara dari TIA, NCN, dan PJU semuanya nihil. Padahal izin operasi produksi mereka masih panjang, TIA sampai 2031, NCN sampai 2027, dan PJU sampai 2032. Artinya, secara hukum mereka sudah sah beroperasi sebagai tambang produksi, tetapi secara ekonomi mereka tidak menyumbang tonase ke laporan produksi grup di periode tersebut. Implikasi langsungnya jelas. Pertama, umur tambang memang tampak panjang, tetapi itu karena cadangan belum digarap, bukan karena manajemen berhasil mengelola produksi secara bertahap dan berkelanjutan. Kedua, sumber pendapatan utama grup bukan berasal dari penjualan batubara yang digali dari tambang sendiri, melainkan dari jasa dan perdagangan yang mengelilingi industri batubara. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sumber kekuatan ABMM di 2025 justru berada di mesin jasa kontraktor tambang. Segmen Kontraktor Tambang dan Tambang Batubara menyumbang sekitar 566,49 juta dolar Amerika dari total pendapatan 781,65 juta dolar Amerika di sembilan bulan pertama 2025, atau sekitar 72,5 persen. Angka ini menggambarkan bahwa model bisnis nyata di lapangan bukanlah pure coal producer, melainkan kontraktor tambang berskala besar yang hidup dari fee jasa per meter kubik material yang dipindahkan. PT Cipta Kridatama sebagai entitas anak kontraktor utama memegang kontrak-kontrak raksasa yang menjelaskan dari mana angka ratusan juta dolar Amerika ini berasal. Dengan PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua di Kalimantan Selatan, Cipta Kridatama menandatangani kontrak jasa pertambangan dengan target produksi sekitar 88 juta bank cubic meter per tahun. Dengan PT Multi Harapan Utama di Kalimantan Timur, kontrak jasa pertambangan diubah menjadi life of mine sampai 31 Desember 2029 dengan target produksi kumulatif sekitar 513 juta bank cubic meter. Dengan grup KIM di Jambi, kontrak jasa pertambangan menargetkan produksi kumulatif sekitar 226 juta bank cubic meter dengan jangka waktu sampai sekitar Oktober 2027 sampai Oktober 2028. Secara operasional, ini adalah kapasitas kerja masif yang menjelaskan kenapa laba operasional grup lebih lekat ke profil kontraktor dibanding penambang.
Di sisi lain, TIA sebagai pemilik infrastruktur jalan-hauling dan pelabuhan justru memonetisasi asetnya melalui perjanjian dengan PT Borneo Indobara. Borneo Indobara menggunakan jalan-hauling batubara milik TIA dan membayar biaya pemeliharaan tertentu kepada TIA, serta menggunakan fasilitas pelabuhan TIA berdasarkan perjanjian yang diperpanjang sampai 16 Februari 2036. Secara praktis, posisi TIA di sini lebih mirip pemilik jalan tol batubara dan pemilik pelabuhan yang disewa pihak lain, bukan operator yang hari-hari mengirim batubara dari cadangan 55,68 juta ton milik sendiri. Dari sudut cashflow, ini bagus untuk arus kas jangka panjang yang lebih stabil. Tetapi dari sudut narasi cadangan tambang, ini justru mempertegas fakta bahwa batubara di perut bumi milik TIA belum menjadi mesin utama laba, sementara jalan dan dermaga yang sudah terbangun malah yang dijadikan sumber pendapatan.
Belanja modal grup juga mendukung narasi bahwa fokus mereka lebih banyak di logistik dan jasa daripada mengejar produksi dari cadangan internal. Aset dalam penyelesaian per 30 September 2025 mencapai sekitar 11,09 juta dolar Amerika. Dari angka ini, sekitar 5,01 juta dolar Amerika diarahkan ke pembangunan kapal yang sudah sekitar 70 persen selesai dan ditargetkan rampung pada Juli 2026. Sekitar 3,99 juta dolar Amerika untuk bangunan dan prasarana yang direncanakan selesai antara Oktober sampai Desember 2025. Sekitar 2,01 juta dolar Amerika masuk ke mesin dan peralatan yang juga ditargetkan selesai di kisaran waktu yang sama, ditambah sekitar 0,07 juta dolar Amerika untuk kendaraan. Semua ini adalah infrastruktur keras yang memperkuat sisi transportasi laut, fasilitas pendukung, dan alat berat yang secara langsung menunjang jasa kontraktor dan logistik, bukan langkah eksplisit untuk menggenjot produksi batubara dari tambang milik sendiri dalam waktu dekat. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di luar batubara, ABMM memang menempel beberapa proyek energi yang bisa dijual sebagai cerita diversifikasi dan efisiensi. PT Nagata Bio Energi menjalankan perjanjian pembelian tenaga listrik dengan PLN untuk kapasitas terpasang 2 megawatt di Kalimantan Selatan, dengan tenor 20 tahun sejak operasi komersial pada Agustus 2020. Cipta Kridatama juga menjalankan proyek panel surya fotovoltaik bersama PT Energi Nuansa Jaya dengan kapasitas 638 kilowatt peak dan sistem penyimpanan energi 1 megawatt hour untuk mendukung kebutuhan operasi di wilayah tambang grup KIM di Jambi, berdasarkan perjanjian tiga tahun yang efektif sejak 26 Februari 2025. Secara skala, proyek-proyek ini lebih realistis dibaca sebagai upaya menurunkan biaya energi dan menambah sentuhan keberlanjutan daripada upaya radikal mengubah DNA bisnis yang masih sangat batubara sentris.
Akuisisi Piranti Jaya Utama dan fasilitas kredit dari BCA memperjelas sisi lain dari strategi ini. Dengan mengakuisisi PJU pada 15 April 2025, grup memasukkan 37,23 juta ton cadangan tambahan ke dalam buku, sekaligus menambah kompleksitas manajemen tambang di Kapuas Tengah. Di sisi pendanaan, penandatanganan surat pemberitahuan pemberian kredit dengan BCA pada 9 Juli 2025 untuk fasilitas uncommitted time loan sampai 600 miliar rupiah yang berlaku hingga 14 Juni 2026 menunjukkan bahwa ekspansi dan manuver korporasi tetap ditopang oleh akses ke perbankan. Dari sudut pandang risiko, setiap cadangan baru yang tidak segera diaktifkan menjadi produksi, tetapi dibiayai dengan utang atau fasilitas kredit, menambah beban bunga yang pada akhirnya menghantam laba bersih di laporan. Di sini titik lemah ABMM mulai terlihat. Grup memegang cadangan yang besar, punya alat dan kontrak kerja yang mengesankan, tapi berada di tengah struktur pendanaan yang menuntut disiplin tinggi supaya tidak berubah menjadi jebakan leverage ketika siklus batubara melemah.
Profil ABMM di 2025 lebih jujur disebut sebagai grup kontraktor tambang dan logistik terintegrasi yang kebetulan memiliki cadangan batubara sendiri dan saham di perusahaan batubara besar seperti GEMS, bukan sebaliknya. Cadangan 123,91 juta ton di TIA, NCN, dan PJU saat ini berfungsi lebih seperti opsi jangka panjang dan tambahan cerita di prospektus, bukan mesin laba utama. Yang benar-benar bekerja menghasilkan arus kas adalah kontrak-kontrak jasa pertambangan ratusan juta bank cubic meter, infrastruktur jalan-hauling dan pelabuhan yang disewakan, perdagangan bahan bakar, serta laba entitas asosiasi yang aktif menambang dan menjual batubara. Untuk investor yang masuk ke ABMM karena narasi cadangan tambang dan nama besar GEMS, penting untuk menyadari bahwa ini adalah saham kontraktor dan operator infrastruktur dengan risiko klien dan leverage yang signifikan, bukan murni penambang batubara yang sedang menguras 123,91 juta ton cadangan sendiri secara agresif.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
