imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Banyak baca itu bagus. Tapi dalam pasar modal, membaca itu tidak akan bisa produktif kecuali sampai kamu bisa memfilter mana bacaan yang benar, dan mana yang market noise

Level pertama ketika seseorang punya literasi keuangan, setidaknya dia paham bahwa ada bisnis di dunia nyata di balik sebuah instrumen investasi. Sehingga dia bisa memfilter bacaan yang bertema, "fundamental is dead, pindah aja ke saham backdoor listing mau dibeli oleh Vanguard," padahal hanya dengan due diligence seperti google untuk menemukan website resminya, seberapa aktif investor relations-nya, dan google map untuk melihat kantornya di mana, sangat mudah membedakan mana yang proper investment dan mana yang gorengan

Tapi bahkan dengan due diligence seperti itu, masih banyak market noise lain yang menurut saya perlu hati-hati, bahwa membaca saja tidak cukup. Baru pekan lalu saya membaca postingan analisis yang cukup dalam, dengan tajuk, "budayakan membaca," perusahaannya punya proper fundamentals, analisisnya bullish tentang aturan free float, dll., tapi pas saya probing beberapa kali, apakah kebijakan-kebijakan yang dia analisis itu berdasarkan keterbukaan dari manajemen perusahaan, ternyata hanya rumor cocoklogi dan kemudian si kreator tidak merespon komentar manapun lagi di postingan tersebut

Dari sini saya mengamati,

Rumor positif =/= wonderful business
Rumor positif =/= moat
Rumor positif =/= prospek masa depan

Bahkan ketika kamu sudah ahli dalam memfilter gorengan, masih ada jebakan lain yaitu rumor cocoklogi yang dikemas dengan kemasan bertema fundamental

Jadi saya coba bikin filter yang lebih dalam, tapi tetap sederhana, tidak overcomplicate

Pertama, kamu nggak butuh rumor dengan sentimen bullish, termasuk postingan yang saya repost. Kenapa? Karena kalau conviction kamu berasal dari due diligence kamu sendiri, kamu NGGAK butuh validasi. Jadi kalau saya repost sentimen positif, itu saya lagi menghibur diri saya sendiri aja wkwk, kamu lanjut scroll aja tulisan saya yang lain banyak yang lebih bagus

Ini bukan berarti kreator konten yang posting analisis bullish itu nggak bagus ya, ini cara supaya filter bacaan kamu lebih efisien aja

Yang biasanya saya dalami itu kalau analisisnya bearish atau fear. Di situ biasanya pertama saya cek dulu profilnya, kalau dia bearish, terus dia bullish-nya di mana? Kalau isinya fear semua ya berarti dia buzzer doang, bukan investor. Kalau dia bullish-nya di saham-saham dengan rasio valuasi negatif, atau positif tapi ratusan, atau terafiliasi konglo-konglo tertentu, berarti dia pompom untuk mendorong exit liquidity

Terakhir, lihat apakah analisisnya itu tentang kinerja kuartalan atau satu aksi korporasi tertentu, atau perkembangan dan pengamatan sepanjang bertahun-tahun dia hold saham itu. Berapa tahun hold-nya bisa diperkirakan dari berapa average dia, atau ya tanya aja langsung dengan respect

Kinerja kuartalan itu bagus untuk dibaca, tapi jangan dijadikan landasan keputusan investasi kecuali moat-nya hancur secara permanen. Karena perusahaan yang beneran wonderful business, moat-nya nggak akan rusak hanya karena perubahan kinerja kuartalan, kecuali black swans dari management-nya sendiri seperti korupsi yang mengakar di internal

Laba bersih perusahaan x turun YoY YTD karena daya beli masyarakat menurun, terus emangnya kamu sepesimis itu daya beli rakyat Indonesia gak bisa naik lagi? Anak-cucu kamu nggak bisa survive?

Musim hujan mengganggu panen komoditas x, terus emangnya bakalan hujan terus sampai kiamat?

Tambang x berhenti produksi karena longsor, terus emangnya sumber daya mineral di dalamnya jadi tidak bisa diambil lagi? Perusahaan yang punya cash untuk manajemen risiko pasti bisa memperbaiki dan menggali lagi, dan kalaupun nggak bisa ya tinggal divestasi, terus proyeknya tinggal dijual ke $UNTR, biar mereka yang garap, terus yang lahan produktifnya diakuisisi dapet cash buat jadi turnaround story

Apalagi analisis-analisis yang lebih receh semisal perusahaan x laba usahanya melambung tapi dividend yield-nya turun. Kalau pengennya payout ratio ratusan persen terus-terusan, emangnya itu perusahaan nggak mau ekspansi? Analoginya, kalau mau invest di warung madura, pilih yang dari laba 10 juta bayar dividen 20 juta, atau yang dari laba 10 juta bisa buka 5 cabang baru? Kalau laba 10 juta bayar dividen 20 juta, itu duit kan nggak turun dari langit, pasti kalau nggak ngambil cadangan cash, ya jual aset. Saya pribadi NGGAK pernah hold perusahaan yang payout ratio di atas 100% kecuali saya sudah scuttlebutt alasan di balik semua itu dengan insider-nya langsung

Tiap hari saya pasti baca apa yang terjadi di market. Tapi nggak setiap bulan saya ada transaksi jual-beli kecuali reinvest dividen. Karena ada filter yang panjang dari sebuah news sampai jadi tesis, dan dari tesis sampai jadi keputusan transaksi

Skill yang paling mahal adalah yang suka baca dan belajar hal-hal baru, tapi tahan untuk diam dan tidak bereaksi

$TAPG $TOTO

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy