2 type error pada investasi saham dalam buku “What I Learned About Investing from Darwin” karya Pulak Prasad:
*Error type 1 adalah kesalahan membuat investasi yang buruk ketika kita berpikir bahwa kita membuat investasi yang baik. Ini disebut dengan sin of commission. Hasilnya adalah kita kehilangan uang karenanya.
*Error type 2 adalah kesalahan ketika kita menolak ide investasi yang bagus, karena kita salah mengira bahwa hasilnya tidak akan bagus. Ini disebut dengan sin of omission. Hasilnya adalah kita tidak jadi mendapat untung karenanya.
Sebagai ilustrasi, bayangkan ada 4000 saham dalam sebuah market, yang mana 1000 saham di antaranya adalah investasi yang baik dan 3000 nya tidak baik. Ini berarti 25% saham bagus dan 75% saham jelek. Katakanlah Anda memiliki tingkat akurasi pemilihan 80%. Ini berarti, ketika dihadapkan pada saham bagus, Anda akan investasi pada 80% populasinya, dan melewatkan 20% sisanya (dengan demikian akan terjadi 20% Error type 2).
Sebaliknya, ketika dihadapkan pada pilihan investasi buruk, Anda menolak 80% di antaranya tapi masih memilih 20%, yang mana tidak akan menguntungkan (dengan demikian akan terjadi juga 20% Error type 1).
Karena 20% error type 2, berarti akan terpilih 800 dari 1000 saham bagus. Karena 20% error type 1, maka akan terpilih 600 dari 3000 saham buruk. Total saham terbeli adalah 1400 saham.
Maka dari 1400 saham terbeli itu, success rate Anda adalah:
800/1400 = 57% (mengejutkan???)
Jadi, bahkan akurasi 80% Anda hanya akan menghasilkan success rate tidak jauh dari peluang coin flip!!!
Bagaimana cara kita memperbaiki success rate ini? Error type mana yang harus dikurangi? Let’s say, Anda fokus pada memperbaiki error type 2 dari 20% menjadi 10%. Jadi Anda lebih fokus untuk tidak melewatkan peluang baik. Berarti sekarang saham bagusnya ada 900 dan saham jeleknya tetap ada 600. Sehingga, success ratenya menjadi 900/1500 alias 60%, hanya meningkat sedikit.
Bagaimana kalau kita fokus pada mengurangi error type 1 dari 20% menjadi 10%? Ini berarti kita bekerja lebih keras lagi untuk menolak saham buruk. Dari 3000 saham buruk, akan terpilih 300 di antaranya. Sedangkan saham bagus tetap 800. Maka sekarang success rate Anda menjadi 800/1100 = 73%!!! Sudah lompat sebanyak 16% dari 57% tadi.
So, fokus pada mengurangi error type 1 lebih baik daripada fokus mengurangi error type 2. Dengan kata lain, FEAR OF LOSING MONEY jauh lebih penting daripada FEAR OF MISSING OUT (FOMO), jika kita terpaksa memilih salah satu. Seperti kata Buffett dalam rule number 1 nya yang populer, DON’T LOSE MONEY.
Lalu apakah berarti kita hanya perlu fokus pada error type 1 saja? Apakah itu kesalahan besar yang kemudian hari menjadi penyesalan terbesar para investor profesional ternama? Nanti kita bahas lagi di lain kesempatan.
$TOTL $CASS $IPCC