imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Pemerintah BU: Ekspor Emas Kena Pajak 15% Kalau Harga 3200 Dollar+++

Sharing di External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Pemerintah nampaknya lagi butuh duit banyak buat biayai MBG, bayar gaji dan tunjangan pejabat, wakil menteri hingga kementerian gemuk. Defisit APBN makin lama makin susah ditutup hanya mengandalkan pajak konvensional yang pertumbuhannya melambat. Di sisi lain, cicilan bunga utang negara terus jalan, tidak peduli ekonomi sedang lesu atau tidak. Belanja wajib seperti subsidi, gaji aparatur, proyek mercusuar, sampai program populis menjelang pesta politik butuh dana yang mengalir stabil. Saat opsi menaikkan pajak orang kaya dan korporasi besar menimbulkan resistensi politik, komoditas dengan harga lagi di puncak jadi sasaran empuk. Emas kebetulan lagi nangkring di atas 4.000 dolar Amerika per troy ounce, dan Indonesia duduk manis sebagai salah satu negara pemilik cadangan tambang emas terbesar di dunia. Dari sudut pandang Kemenkeu, ini kelihatan seperti kue panas yang terlalu sayang dibiarkan dinikmati penuh oleh korporasi tambang dan pemegang sahamnya. Maka lahirlah ide menarik windfall lewat bea keluar ekspor emas yang dikemas rapi sebagai kebijakan hilirisasi plus optimalisasi penerimaan negara. Bahasa halusnya hilirisasi, bahasa kasarnya negara mau ambil porsi lebih besar dari setiap gram emas yang keluar perbatasan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Rancangan aturan yang lagi difinalisasi adalah PMK tentang bea keluar ekspor emas dengan skema tarif progresif. Rumus kasarnya kalau harga emas dunia masih di bawah kisaran 2.800 dolar per troy ounce bea keluarnya lebih ringan atau bahkan nol. Begitu menembus kisaran 2.800 sampai sekitar 3.200 dolar per troy ounce tarif bisa naik ke sekitar 12,5%. Kalau harga emas dunia loncat di atas 3.200 dolar per troy ounce, pemerintah siap menarik bea keluar setinggi 15%. Saat ini harga emas sudah jauh di atas ambang tertinggi itu, jadi secara praktis produsen emas yang ekspor akan hidup di dunia dengan pajak ekspor belasan persen ketika siklus harga komoditas lagi manis-manisnya. Ini bukan pungutan kecil, ini potongan langsung ke omzet ekspor sebelum laba kotor dihitung.

Secara resmi narasinya manis. Indonesia punya cadangan emas tambang yang besar, selama ini terlalu gampang mengekspor dore atau bullion, nilai tambah diambil negara lain. Dengan bea keluar tinggi, pemerintah berharap perusahaan terdorong membangun refinery, fasilitas pengolahan, dan industri hilir emas di dalam negeri. Polanya mirip dengan kebijakan nikel dan CPO, di mana negara sengaja membuat ekspor bahan mentah jadi kurang menarik agar pengusaha mau memindahkan pabrik dan proses produksi ke sini. Bedanya, nikel dan CPO sudah duluan, sekarang giliran emas yang diseret masuk ke orbit kebijakan hilirisasi. Di atas kertas ini kelihatan patriotik, di laporan APBN ini terlihat sebagai sumber penerimaan baru yang lumayan.

Pertanyaannya, buat investor apa artinya? Untuk investor emas batangan ritel, logam mulia Antam UBS Pegadaian dan sejenisnya, dampaknya tidak langsung menghantam ke kepala hari ini. Bea keluar itu dipukul di level ekspor oleh produsen dan eksportir, bukan di level investor yang beli beberapa gram di butik atau lewat aplikasi. Harga emas batangan yang investor pantau tiap hari masih akan didikte oleh tiga faktor utama yaitu harga emas dunia, kurs rupiah terhadap dolar Amerika, dan margin plus fee yang diambil penjual. Pajak transaksi ritel seperti PPh dan PPN logam mulia juga tetap menjadi komponen sendiri. Dalam jangka pendek, berita bea keluar ini tidak serta-merta membuat harga buyback Antam mendadak anjlok atau melonjak. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dampak menarik justru muncul di jangka menengah ketika kebijakan ini benar-benar jalan dan mulai mengubah pola arus barang. Kalau ekspor dore kena tarif 12,5% sampai 15% ketika harga emas tinggi, perusahaan tambang akan menghitung ulang. Dalam banyak skenario, tiba-tiba menjual ke pasar domestik bisa terasa lebih masuk akal daripada memaksa ekspor yang dipotong pajak besar. Artinya pasokan emas di dalam negeri bisa meningkat dibanding periode sebelum bea keluar. Kalau permintaan ritel tidak naik secepat itu, spread antara harga emas batangan domestik dan harga acuan internasional berpotensi mengecil. Dalam kondisi ekstrem, pasar bisa ketemu fase di mana harga emas batangan dalam negeri sempat diskon dibanding harga global karena produsen kelebihan stok dan butuh likuiditas cepat.

Bagi investor emas batangan, fase-fase seperti itu sebenarnya hadiah. Selama ini salah satu keluhan klasik adalah selisih harga beli dan harga jual kembali yang lebar, sehingga butuh waktu lama untuk break even. Kalau spread domestik vs internasional menyempit, dan penjual terpaksa menahan margin supaya barang berputar, investor bisa masuk di harga yang secara fundamental lebih menarik. Titik impas terhadap harga emas dunia jadi lebih dekat, dan risiko nyangkut karena beli di premium terlalu tinggi berkurang. Jadi, untuk investor yang sabar dan paham siklus, kebijakan yang kelihatannya memeras sektor tambang ini justru bisa membuka window of opportunity untuk akumulasi emas fisik.

Fungsi emas sebagai aset lindung nilai juga tidak berubah hanya karena pemerintah menarik bea keluar di level ekspor. Selama rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika dan dunia tetap penuh ketidakpastian geopolitik, emas akan tetap punya peran sebagai pelindung daya beli jangka panjang. Kalau dolar menguat, harga emas dalam rupiah cenderung naik. Kalau terjadi shock global dan harga emas dunia terbang, harga emas batangan di Indonesia juga ikut naik, meskipun mungkin tidak sepenuhnya satu banding satu jika ada faktor lokal. Bea keluar hanya mengatur aliran emas ke luar negeri dan memotong margin pemain hulu, bukan merusak sifat dasar emas sebagai penyimpan nilai. Yang perlu dicatat, dengan supply domestik yang lebih melimpah, volatilitas jangka pendek harga lokal bisa sedikit berbeda dari pola global, tetapi tren besarnya tetap sinkron. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Namun, untuk jangka panjang investor emas batangan perlu sadar bahwa ketika negara sudah merasakan nikmat windfall tax dari komoditas emas, pintu untuk kebijakan tambahan selalu terbuka. Bisa jadi nanti ada pengetatan pelaporan transaksi emas dalam jumlah besar atau penyesuaian tarif pajak logam mulia di sisi ritel. Belum tentu terjadi, tetapi pola pikir fiskal yang makin agresif menarik rente dari sektor komoditas sudah kelihatan. Untuk saat ini risiko itu masih jauh lebih kecil dibanding risiko yang harus ditelan investor saham tambang emas, tetapi bukan berarti tidak ada.

Yang paling kena hantam yaitu investor saham emas. Di sinilah bea keluar ekspor emas bekerja seperti alat potong laba bersih. Produsen emas yang selama ini menikmati setiap kali harga emas dunia naik sekarang harus berbagi kue lebih besar dengan negara. Bayangkan satu skenario sederhana. Sebuah perusahaan tambang emas mengekspor produk emas senilai 1 miliar dolar Amerika per tahun. Dalam rezim lama tanpa bea keluar besar, laba bersih bisa misalnya 250 juta dolar. Dalam rezim baru ketika harga emas tinggi dan tarif bea keluar 15%, perusahaan harus menyetorkan 150 juta dolar ke kas negara hanya dari satu baris biaya. Kalau faktor lain relatif sama, laba bersih berpotensi tergerus mendekati 100 juta dolar. Itu berarti penurunan laba lebih dari setengah.

Dampaknya ke valuasi saham langsung terasa. Kalau harga saham belum sempat menyesuaikan, rasio PER yang tadinya tampak wajar bisa tiba-tiba melonjak, membuat saham terlihat mahal hanya karena denominator laba bersih menyusut. Net margin yang dulu sehat tiba-tiba menipis. Investor yang membeli saham dengan narasi bahwa setiap dolar kenaikan harga emas dunia akan mengalir deras ke laba bersih emiten sekarang harus mengakui bahwa negara ikut menggigit porsi besar dari kenaikan itu. Dampak psikologisnya jelas, saham tambang emas Indonesia akan dipandang sebagai sektor dengan risiko kebijakan lebih tinggi dari sebelumnya. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Pasar global juga tidak suka sektor yang policy risk-nya tinggi. Investor asing cenderung membandingkan produsen emas di berbagai negara. Kalau dapat pilihan perusahaan emas di negara yang fiskalnya lebih bersahabat dengan sektor tambang, sementara di Indonesia margin emas dipotong bea keluar progresif ketika harga lagi tinggi, diskon valuasi untuk emiten lokal hampir pasti melebar. PER dan EV EBITDA saham-saham emas Indonesia bisa duduk di bawah peer global mereka, bukan semata karena kinerja operasional buruk, tetapi karena ada faktor kebijakan yang menekan profitabilitas. Beta saham emas Indonesia terhadap harga emas dunia juga cenderung melemah, karena kenaikan harga emas tidak otomatis diterjemahkan ke kenaikan laba bersih secara penuh seperti dulu.

Investor juga tidak bisa lagi malas memborong semua saham emas tanpa membedakan model bisnis. Ada beberapa kategori yang harus dipisah. Pertama, tambang emas yang murni menggantungkan hidup pada ekspor dore atau bullion. Kelompok ini adalah korban utama bea keluar, karena penghasilan ekspornya yang paling langsung dipotong. Kedua, perusahaan yang punya integrasi vertikal dari tambang sampai refinery dan mungkin punya unit bisnis perhiasan atau logam mulia ritel. Untuk mereka, cerita menjadi lebih rumit. Di satu sisi, kalau bea keluar membuat emas tertahan di dalam negeri, mereka bisa memperoleh feedstock lebih banyak untuk diolah. Di sisi lain, margin bisa tertekan jika pemerintah atau pasar memaksa harga bahan baku lebih rendah sementara bea keluar tetap ditarik dari ekspor. Ketiga, perusahaan multikomoditas di mana emas hanya sebagian kecil dari pendapatan. Untuk yang terakhir, dampaknya ke laba konsolidasi mungkin hanya koreksi tipis, tetapi untuk pure gold player efeknya bisa sangat terasa.

Hilirisasi emas yang dipromosikan pemerintah pada dasarnya memaksa perusahaan tambang masuk ke game baru yang butuh investasi besar. Kalau ingin mengurangi ketergantungan ke ekspor dore yang kena bea keluar, mereka harus membangun atau memperluas smelter dan refinery, masuk ke industri pengolahan emas, atau memperkuat jaringan distribusi dan brand produk emas di dalam negeri. Semua itu tidak murah. Kalau dibiayai utang, leverage naik dan risiko keuangan membesar. Kalau dibiayai rights issue, investor eksisting kena dilusi. Dari sudut pandang negara, ini ideal karena industri hilir tumbuh dan lapangan kerja tercipta. Dari sudut pandang investor saham, ini berarti fase transisi yang penuh risiko sebelum model bisnis baru terbukti bisa menghasilkan margin stabil. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Di masa depan, mungkin akan muncul pemenang-pemenang baru di rantai emas yang lebih hilir, bukan lagi sekadar di lubang tambang. Perusahaan yang berhasil memanfaatkan pasokan dore melimpah di dalam negeri untuk membangun ekosistem refinery dan produk emas dengan brand kuat bisa menikmati bisnis yang lebih defensif. Margin per gram mungkin tidak sefantastis masa keemasan ekspor bebas pajak, tetapi arus kas bisa lebih stabil dan tidak terlalu liar mengikuti naik-turun harga emas harian. Tetapi sebelum sampai ke sana, sektor ini harus melewati masa adaptasi di mana banyak proyek hilirisasi dikerjakan, capex besar dikeluarkan, dan laba jangka pendek dikorbankan.

Untuk investor emas batangan kebijakan bea keluar ekspor emas ini lebih mirip perubahan lanskap yang justru bisa membuka peluang beli ketika supply domestik melimpah dan spread harga menyempit. Emas tetap emas, fungsi lindung nilai tidak berubah, hanya dinamika harga lokal vs global yang bergeser sedikit. Untuk investor saham emas, situasinya jauh lebih keras. Negara sedang menggeser bagian besar kue windfall harga emas dari pemegang saham ke kas pemerintah, sambil memaksa sektor tambang naik kelas ke hilir dengan risiko transisi dan kebutuhan modal besar. Di atas kertas ini bagus untuk APBN dan narasi hilirisasi, tetapi dari sisi investor, konsekuensinya adalah penurunan margin, diskon valuasi lebih lebar, dan kebutuhan analisis yang jauh lebih dalam sebelum berani menyimpulkan saham emas masih layak dipegang sebagai cara bermain tren kenaikan harga emas dunia. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ANTM $ARCI $BRMS

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy