Longtime no write..
market closing kemarin emiten sawit terlihat koreksi, ada beberapa hal yang menarik perhatian saya. Yup! agenda biofuel dari 40 ke 50 terus bergulir menjadi perhatian penting, Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar dunia kini menjadi sorotan.
Pertama, supply kebutuhan dunia akan "squeezed" jika indonesia memenuhi kebutuhan domestiknya
dan seharusnya sisi demand kan mendapat beban sehingga besar kemungkinan harga kelapa sawit global akan mengalami kenaikan.
Kedua, jika b50 ini didorong pada semester 1 tahun 2026 sesuai rencana dari Pemerintah Indonesia, saya kira kenaikan akan mengakibatkan jumping price dari 4128 RM hingga 4500 RM bahkan lebih. Faktor ikutan seperti malaysian sawit yg berpotensi sebagai pengganti supply indonesia ke global ditengah kurs ringgit malaysia yang menguat akan turut mendorong kenaikan harga.
Ketiga kalau kita perhatikan pada 21st Indonesian Palm Oil Conference and 2026 Price Outlook yang membahas antara lain:
- Produksi diperkirakan mencapai 51 Juta ton pada akhir tahun 2025 vs 48.16 Juta di tahun 2024
- Pertumbuhan Ekspor 6%-7% tahun ini
- Konsumsi domestik dengan perkiraan tumbuh 4.5% mencapai 24.9 ton pada tahun 2025
- Proyeksi harga GAPKI sekitar 4300RM di awal tahun 2026
- Cuaca yang mendukung dan pohon yang baru dipanen dari program penanaman kembali
Last but not least dan penting menurut saya konsumsi India pun turun ke titik terendah di tahun ini, melihat shifting yang mereka lakukan pada minyak kedelai dan minyak bunga matahari. Adapun pendapat dari veteran trader kelapa sawit Dorab Mistry dengan ekspektasi harga sawit akan very bullish sampai ke 5.500RM (gede banget ya) wk.
Koreksi yg terjadi pada emiten kelapa sawit kita sangat wajar, karena saya yakin market hari ini berfikir imbas kebutuhan domestik naik dan pemenuhan kebutuhan ekspor menurun akan mengakibatkan revenue dari perusahaan-perusahaan sawit lokal menurun. Namun jika kita perhatikan rangkaian peristiwa di b50 ini, saya melihat ada keseriusan dari pemerintah dan pengusaha untuk "menambal" sisi supply dari berbagai macam cara, mulai dari menahan sisi demandnya secara langsung melalui peningkatan produksi, atau bahkan dari kebijakan fiskal yang saat ini sangat mungkin digunakan pemerintah untuk menyeimbangkan harga demi keberlangsungan harga dan perusahaan sawit. Terlebih lagi ada rumor beberapa emiten kelapa sawit mulai bersiap melakukan penerbitan obligasi/ sukuk untuk mendorong kegiatan operaisonal-nya yang artinya not only the gov but also para pengusaha pun ikut andil dengan serius. Saat ini jika kita lihat chart Palm Oil per 14 November kemarin berada di titik support yang cukup kuat, seperti menunggu untuk melompat dikemudian hari wk. Mungkin saat implementasi nanti dimulai volatilitas harga sawit akan sangat menarik mengikuti progress b50 dari pemerintah Indonesia. very nice untuk traders kelapa sawit. Lalu untuk emiten di Indo bagaimana ya? yup bisa jadi ada sedikit volatilitas untuk mereka dengan source of income ekspor lebih besar daripada domestik pada periode sebelumnya menunjukan penurunan revenue, kenapa? karena this our main comodity perusahaan sawit pasti beradaptasi dgn segera, but again ketika tekanan diberikan pada ekosistem supply and demand, saya percaya dengan sendirinya baik sisi supply dan demand akan terbentuk sesuai dengan kemampuan indonesia mempersiapkan program b50.
mampukah pemerintah menyeimbangakn jungkat jungkit S&D? saya sih optimis, kamu?
*analisa berdasarkan data dan artikel yang tersedia pada bloomberg terminal
$JARR $TAPG $BWPT
