Mari kita main mitos vs fakta lagi. Kali ini topik buyback, karena kebetulan lagi musim juga, kaya $UNTR, $JRPT, bahkan $BBCA
Mitos: buyback tidak mencerminkan kepercayaan diri manajemen karena saham hasil buyback harus dijual kembali
Fakta 1: menjual kembali saham hasil buyback TIDAK harus ke market. Yang lebih sering terjadi adalah saham hasil buyback dilepas kepada karyawan, sehingga tidak ada yang buki/haki, guyur, tembok lot, basically tidak ada price action
Perusahaan hanya harus menjual ke market kalau mereka butuh cash. Sekarang pertanyaan berikutnya, kalau perusahaan butuh cash, seberapa likely mereka lepas ke market jual rugi? Kalau mereka butuh cash ya pasti jual di atas harga buyback
Apakah ada sentimen yang bisa timbul jika perusahaan melepas saham hasil buyback kepada karyawan? Bisa jadi. Sederhananya, kalau market trust sama kualitas dan integritas manajemen dan karyawan perusahaan tersebut, itu jadi sentimen positif. Sebaliknya, kalau market nggak yakin sama integritas manajemennya, jadi sentimen negatif. Ini ada dalam prinsip Philip Fisher namanya scuttlebutt
Fakta 2: menjual kembali saham hasil buyback JARANG dilakukan segera. Baik ke market ataupun ke karyawan, saham yang dilepas biasanya hasil buyback bertahun-tahun yang lalu, yang investor eksternalnya saja baru ingat bahwa itu perusahaan pernah buyback pas diumumkan hasil dari penjualan sahamnya di public expose
Balik lagi, pengecualian kalau perusahaannya lagi butuh cash
Jadi moral value apa yang bisa kita dapatkan dari sini?
Kalau ada yang skeptis, "saham hasil buyback kan nanti harus dijual lagi," yang paling pertama bisa kamu lihat adalah cash vs utang perusahaannya. Kalau net debt negatif, tidak ada alasan yang reasonable bagi perusahaan untuk menjual kembali ke market, apalagi segera
Kalau perusahaannya cash tipis banyak utang gimana? Nah ini yang harus kembali ke riset scuttlebutt masing-masing
