Saya sudah baca data otomotif yang baru rilis ini. Jujur, angkanya terlihat cantik, terutama setelah beberapa bulan yang lesu.
Tapi, kita harus kupas tuntas, apa ini murni pemulihan, atau cuma ilusi yang didorong oleh manuver salah satu mobil listrik?
Angka wholesales mobnas pada Oktober 2025 mencapai sekitar 74rb unit, naik 19% secara bulanan dan berhasil kembali ke level wajar di atas 70rb setelah enam bulan terpuruk. Namun, kita tidak boleh geer dulu!!! Penjualan 74rb itu adalah angka yang harus dicurigai.
Biang keladinya adalah lonjakan penjualan BYD yang menyumbang sekitar 11.000 unit dari total bulanan, dan hampir empat kali lipat dari rata-rata penjualan mereka. Kontribusi BYD ini bukan indikasi daya beli normal, ini murni clearing backlog pengiriman Atto 1 yang tertunda! Kalau kita buang lonjakan BYD akibat backlog itu, penjualan mobil yang dinormalisasi pada Oktober sebenarnya hanya sekitar 66.000 unit. Angka 66rb memang sekitar 12% lebih baik dari rata-rata bulanan April–September, meskipun membaik tapi itu bukan rebound fantastis, hanya perbaikan yang sangat moderat. Target Gaikindo 2025 yang ambisius masih berat dikejar mengingat realisasi 10M25 baru mencapai 71–85% target.
Penjualan motor, angkanya justru memberikan sinyal pemulihan yang lebih jujur. Penjualan motor domestik mencapai sekitar 590rb unit pada Oktober 2025 artinya naik 8% YoY dan naik 4% MoM, sekaligus menjadi penjualan bulanan tertinggi sejak Agustus 2024. Yang paling penting, penjualan kumulatif motor selama 10M25 sudah mencapai 5,4 juta unit, mencatatkan pertumbuhan tahunan kumulatif positif pertama sejak awal tahun. Motor adalah market yang lebih sensitif terhadap daya beli kelas menengah ke bawah. Kenaikan yang solid ini adalah indikator bahwa cash flow di akar rumput mulai membaik, sebuah tanda pemulihan ekonomi yang nyata, bukan sekadar gimmick pengiriman backlog pabrikan.
Mengenai optimisme Gaikindo, Sekretaris Umum Kukuh Kumara optimistis karena adanya pameran. Namun, pendapat pak Jongkie Sugiarto yang menilai daya beli masyarakat masih lemah adalah opini yang harus kita dengar.
Tepuk Tangan untuk Realitas!!! Pameran hanya menggeser waktu pembelian. Selama masalah struktural daya beli belum pulih total, penjualan mobil akan stagnan. Kalau demand tidak ada, mau pameran seribu kali pun, mobilnya akan tetap jadi stock di dealer.
Rakyat kita masih memilih motor sebagai alat bertahan hidup, bukan mobil baru. Jika motor adalah nadi yang pulih, dan motor mendominasi 70% pasar domestik, ditambah lagi emiten tersebut juga punya jalur pipa pembiayaan (Multifinance) yang ikut mengalirkan cuan dari setiap motor dan mobil yang terjual... kira-kira Emiten mana yang keseret untung dan paling aman dari drama backlog mobil listrik?
Random tag: $ASII $ADMF $MPMX