imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Tumbuh Sambil Terjepit

Para investor suka cerita pertumbuhan. Dan Medikaloka Hermina ($HEAL), sebagai rumah sakit besar, tahu cara menceritakannya. Laporan terbarunya sekilas terlihat bagus, pendapatan tumbuh dua digit. Kita semua senang melihat angka di baris teratas itu naik. Tapi, di sinilah seringnya orang salah fokus. Kita terlena dengan cerita "buka cabang baru" dan "pasien tambah banyak", lalu lupa bertanya, setelah semua dilayani, berapa sisa untung perusahaan? Kalau kita mau repot sedikit melihat ke baris bawah, ceritanya jadi beda. Laba bersihnya untuk sembilan bulan di 2025 jatuh hampir 24%. Ini bukan masalah kecil. Ini tanda kemampuan cari untungnya sedang sakit parah.

Penyakitnya sudah lama, yaitu sisa untung yang tipis. Keuntungan HEAL sedang ditekan dari dua arah, dan keduanya sama-sama sulit diubah. Dari dalam, ada 'biaya yang susah turun'. Ini adalah warisan dari jor-joran perluasan di tahun-tahun sebelumnya. Setiap rumah sakit baru yang dibuka berarti ada tambahan biaya penyusutan yang langsung mengurangi laba. Biaya ini tidak bisa dihindari. Ini harga yang harus dibayar untuk menjadi besar. Ditambah lagi, harga obat dan alat medis, yang memakan hampir seperempat ongkos pokok, terus naik. Ini adalah kenyataan yang harus dihadapi di lapangan.

Di sisi lain, ada masalah besar yang jelas, yaitu BPJS. HEAL kini melayani sangat banyak pasien program ini, dan jumlahnya terus bertambah. Bayangkan, dalam setahun, porsi pasien BPJS untuk rawat inap naik dari 22% menjadi 26%. Untuk rawat jalan, naiknya lebih kaget lagi, dari 21% menjadi 28%. Melayani BPJS itu keharusan, tapi sekaligus jadi jebakan 'ramai tapi untung sedikit'. Ini seperti kerja keras tapi hasilnya segitu-gitu saja. Harganya sudah ditetapkan pemerintah, dan belakangan, pasien rujukan untuk kasus rumit yang untungnya besar terasa makin sulit didapat. Proses klaim yang makin ketat juga bikin perputaran uang jadi lambat. HEAL berhasil menambah pasien, tapi mengorbankan mutu pendapatan. Mereka menipiskan sendiri sisa untung mereka.

Data harian menceritakan sisanya dengan jelas sekali. Tingkat keterisian tempat tidur sebenarnya sedikit berkurang, turun dari 74% menjadi 71,6%. Ini bisa jadi tanda pasien non-BPJS yang bayarnya lebih mahal jadi ragu untuk datang. Yang lebih bikin khawatir adalah rata-rata lama pasien menginap malah jadi lebih panjang, dari 2,9 hari menjadi 3,02 hari. Dalam bisnis rumah sakit, pasien yang untungnya kecil tapi menginap lebih lama adalah masalah besar buat manajemen. Tempat tidurnya terpakai lebih lama, tapi uang yang dihasilkan lebih sedikit. Ini pasti bikin sisa untung makin berkurang. Apakah cara kerja 'yang penting ramai' ini sudah ada batasnya?

Seolah masalah ini belum cukup, pemerintah siap melempar satu faktor tak terduga lagi, yaitu aturan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini adalah aturan yang masih belum jelas. Tidak ada yang tahu pasti bagaimana aturan harga barunya nanti. Yang sudah pasti adalah HEAL harus keluar uang duluan untuk menata ulang tempat tidurnya agar sesuai aturan. Ini kejadian biasa dalam bisnis yang tergantung aturan pemerintah, biayanya sudah pasti tapi untungnya belum tentu. Ketika ada orang yang pasang perkiraan laba sangat tinggi untuk 2025, kita patut bertanya, apa mereka sudah menghitung risiko HEAL keluar uang sekarang tapi hasilnya nanti malah lebih kecil?

Manajemen HEAL tidak tinggal diam menghadapi ini. Mereka sedang pintar-pintar cari cara baru. Kalau tidak bisa lagi bergantung pada pasien BPJS yang untungnya tipis, mereka harus ciptakan sumber pasien baru yang bayar lebih mahal. Caranya? Lewat kerja sama dengan dua grup bisnis besar yang kuat di negeri ini, Grup Djarum dan Grup Astra. Ini bukan sekadar perjanjian di atas kertas. Ini adalah langkah terencana untuk mengarahkan puluhan ribu karyawan, dan keluarga mereka, dari kedua grup itu agar berobat ke jaringan HEAL. Ini tanda mereka sadar cara kerja lama mereka gampang goyah.

Gejala awal dari langkah baru ini sudah mulai kelihatan. Manajemen mengaku kinerja terakhir yang lumayan itu dibantu oleh sumber pasien baru yang datang terus-menerus, yaitu medical check-up (MCU) untuk karyawan kedua grup tadi. Ini langkah awal yang cerdik. MCU adalah 'jalan masuk'. Ini cara legal untuk dapat catatan kesehatan ribuan pelanggan yang mau bayar mahal. Dari MCU, akan muncul rujukan untuk rawat jalan, rawat inap, operasi, dan semua layanan yang untungnya besar. Ini cara pintar untuk mendapatkan pasien berkualitas dengan biaya pencarian pasien yang lebih hemat. Ini adalah "kekayaan" yang tidak akan Anda temukan di laporan keuangan.

Pada akhirnya, apa yang kita lihat di HEAL adalah cerita tentang dua wajah bisnis dalam satu perusahaan. Ada 'HEAL si Pelayan Masyarakat', yang tergantung pada volume besar BPJS, melayani orang banyak, tapi untungnya terus berkurang karena aturan dan biaya. Lalu ada 'HEAL si Dokter Privat', yang sedang membangun jaringan khusus untuk melayani perusahaan besar, pasiennya lebih sedikit (untuk saat ini), tapi menjanjikan untung tebal. Cerita investasi di HEAL saat ini adalah pertaruhan atas satu pertanyaan, seberapa cepat si 'Dokter Privat' bisa tumbuh untuk menutupi keuntungan yang bocor dari si 'Pelayan Masyarakat'? Laporan sembilan bulan ini menunjukkan si 'Pelayan Masyarakat' masih lebih besar perannya. Tapi cerita masa depan yang ditawarkan perusahaan adalah si 'Dokter Privat'. Kita, sebagai investor, sedang membeli yang mana?

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

$MIKA $SILO

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy