Kapan Jual? Menguasai Exit Strategy (Bagian 1 dari 3)
Sering ditanya, "Paman, sinyal Fresh Buy yang bagus apa?"
Pertanyaan yang salah.
Trader pemula fokus 90% energi mereka mencari tahu KAPAN BELI. Padahal, yang membedakan trader profit konsisten dari yang boncos adalah kemampuan menjawab pertanyaan yang jauh lebih sulit: KAPAN JUAL?
Anda bisa punya sinyal entry terbaik di dunia, tapi tanpa exit strategy yang jelas, Anda sama saja berjudi.
🧠Analogi: Trading Itu Seperti Naik Gunung
Bayangkan trading itu seperti merencanakan pendakian gunung.
💡 Entry (Beli): Ini adalah keputusan Anda untuk mulai mendaki. Anda menentukan basecamp (Area Beli).
💡 Target Profit (TP): Ini adalah puncak gunung. Anda sudah tahu tujuannya sebelum melangkah.
💡 Stop Loss (SL): Ini adalah rute evakuasi. Jika badai datang (harga berbalik arah), Anda tidak akan mati kedinginan. Anda tahu kapan harus turun dan selamat.
Banyak trader nekat "mendaki" tanpa tahu puncaknya di mana dan bagaimana cara turun jika ada badai. Mereka hanya berharap "semoga cuaca cerah". Itu bukan trading, itu wishful thinking.
💼 Framework Exit Strategy Praktis ala Illusix
Jangan dibuat rumit. Dalam sistem kami, exit strategy harus sudah ada sebelum Anda menekan tombol "Buy". Ada dua skenario utama: Rencana Anda Benar (Profit) atau Rencana Anda Salah (Rugi).
1. Skenario A: Rencana Benar (Mengunci Profit)
Harga bergerak sesuai setup Anda. Apa yang dilakukan?
💥 Fixed Target (TP)
WHAT: Menentukan target harga spesifik (misal di TP1 atau TP2) berdasarkan Risk/Reward Ratio (R/R).
WHY: Ini melatih disiplin. Jika R/R Anda 1:2 (misal SL 5%, TP 10%), Anda harus jual saat target tercapai. Jangan serakah.
HOW: Gunakan level resistance atau Fibonacci untuk menentukan TP yang logis, bukan "kayaknya bisa ke 5000".
💥 Scaling Out (Jual Bertahap)
WHAT: Menjual sebagian posisi Anda saat mencapai target pertama (TP1).
WHY: Ini adalah cara terbaik "mengamankan modal" sambil tetap memberi ruang untuk profit lebih lanjut. Psikologis Anda lebih tenang.
HOW: Jual 50% di TP1, lalu naikkan SL sisa posisi ke harga beli (BEP). Sisa 50% biarkan let profit run.
💥 Trailing Stop (TS)
WHAT: SL yang ikut naik seiring harga naik, tapi tidak ikut turun.
WHY: Ini cara mekanis untuk let profit run tanpa emosi. Sangat cocok untuk saham yang sedang strong trend.
HOW: Atur TS di sistem sekuritas Anda (misal 5% di bawah harga tertinggi terakhir). Jika harga tembus, Anda otomatis take profit.
2. Skenario B: Rencana Salah (Membatasi Kerugian)
Harga bergerak melawan Anda. Apa yang dilakukan? Hanya ada satu jawaban: Cut Loss (SL).
PENTING! Bedakan Cut Loss vs. Averaging Down (di Trading)
⚡ Cut Loss (✓ Baik - Trading): Ini adalah ASURANSI Anda. Anda membayar "premi" kecil (misal rugi 3-5%) untuk melindungi modal Anda dari kerugian besar (rugi 50%). Ini adalah bagian dari sistem.
⚡ Averaging Down (✗ Buruk - Trading): Ini adalah EGO. Anda menambah muatan saat harga sudah jelas-jelas salah arah (di bawah SL), berharap harga berbalik. Ini resep boncos paling cepat di dunia trading.
💡 Implikasi Praktis Untuk Anda
Exit strategy adalah pondasi dari Money Management (MM).
Sebelum Anda membeli saham apa pun, tanyakan 3 hal ini:
1. Di mana Area Beli saya?
2. Jika saya salah, di mana level Stop Loss (SL) saya?
3. Jika saya benar, di mana level Target Profit (TP) saya? (Idealnya R/R minimal 1:2).
Jika Anda tidak bisa menjawab ketiganya, Keputusan: HINDARI. Anda belum punya rencana, Anda hanya berjudi.
Sistem, disiplin, dan pemahaman mendalam—itulah kuncinya.