Kok, Karya Permata Inovasi Indonesia pemegang saham pengendali (PSP) Diamond Citra Propertindo Tbk ($DADA) menjual kepemilikan sahamnya?
Kepentingan pemegang saham pengendali (PSP) seperti Karya Permata Inovasi Indonesia dalam melepas seluruh sahamnya di Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) dapat dilihat dari beberapa dimensi strategis dan finansial. Dari sisi finansial, langkah ini bisa mencerminkan kebutuhan untuk merealisasikan dana tunai dalam jumlah besar. Dengan sisa kepemilikan sekitar 1,6 miliar lembar saham di harga Rp50 per lembar, nilai pasar posisi ini mencapai lebih dari Rp80 miliar. Penjualan bertahap memungkinkan pengendali mencairkan aset non-likuid tanpa menekan harga pasar secara signifikan, terutama jika dana tersebut dibutuhkan untuk membiayai proyek lain, restrukturisasi utang, atau diversifikasi portofolio bisnis ke sektor yang dianggap lebih potensial.
Secara strategis, pelepasan seluruh saham bisa menandakan adanya rencana pergantian kendali atau reposisi bisnis. Pengendali mungkin telah menyiapkan investor atau grup baru yang akan mengambil alih peran utama dalam mengarahkan perusahaan. Jika setelah transaksi muncul pemegang saham besar baru, hal ini akan memperkuat indikasi bahwa langkah exit ini merupakan bagian dari skenario alih kepemilikan yang terencana. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa keputusan ini juga dilandasi oleh pertimbangan menghindari risiko fundamental, terutama jika pengendali menilai prospek bisnis, arus kas, atau proyek-proyek perusahaan tidak lagi menjanjikan.
Lebih jauh, pola transaksi yang dilakukan secara bertahap sejak April hingga oktober 2025, dengan penjualan besar diikuti pembelian kecil, menunjukkan pola exit terselubung (stealth exit). Pendekatan seperti ini lazim digunakan untuk menghindari kepanikan pasar, menjaga citra positif, dan mempertahankan harga saham tetap stabil selama proses distribusi berlangsung. Meski secara teknis langkah tersebut sah, secara pasar sering diinterpretasikan sebagai sinyal negatif, karena menunjukkan bahwa pengendali tidak lagi memiliki keyakinan jangka panjang terhadap kinerja perusahaan.
Pada akhirnya, keputusan pengendali untuk keluar sepenuhnya dapat dipahami sebagai kombinasi dari motif finansial, strategis, dan protektif. Namun, tanpa kejelasan rencana suksesi kepemilikan atau arah strategis baru, aksi ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor bahwa perusahaan mungkin sedang menghadapi tantangan internal yang belum sepenuhnya diungkapkan ke publik.
$IHSG $PROPERTY