“Bedah singkat tapi tajam” $PNBN (PaninBank) Q3-2025 vs Q2-2025—lengkap valuation, solvency, efektivitas manajemen, dan catatan GCG.
Ringkasan eksekutif
•Laba 9M25 sekitar Rp2,19 triliun (turun ~4,4% YoY) — tekanan terutama dari kenaikan pencadangan (cost of credit) di 2025. 
•Modal sangat tebal: CAR/KPMM konsolidasian 37,5% (Q3) naik dari 35,5% (Q2). LDR turun ke 89,0% (Q3) dari 92,9% (Q2) → likuiditas longgar. NPL gross naik (2,81% → 3,16%), NPL net naik tipis (0,71% → 1,11%). 
•Profitability: NIM relatif stabil (4,23% → 4,24% konsol.), CIR membaik (51,53% tetap rendah). ROA/ROE sedikit turun QoQ. 
•Valuasi: harga sekitar Rp1.030; P/B ~0,46x dan P/E ~9–9,3x → masih “deep value” bank tier KBMI 3. Market cap ~Rp24,8T. 
•Story/katalis: proses penjajakan penjualan saham pengendali (ANZ + keluarga pendiri) sempat menarik minat bank regional; DBS sempat disebut memimpin putaran kedua pada Mar-2025. Deal-making bisa re-rate PBV, tetapi belum ada penutupan resmi. 
Q3-2025 vs Q2-2025 (angka utama bank)
Kualitas aset & likuiditas
•NPL Gross (konsol.): 3,16% (Q3) vs 2,81% (Q2) — naik, sejalan dengan manajemen menaikkan biaya pencadangan tahun ini. NPL Net: 1,11% (Q3) vs 0,71% (Q2). 
•KPMM/CAR (konsol.): 37,47% (Q3) vs 35,47% (Q2) — buffer modal sangat kuat. 
•LDR (individual): 88,97% (Q3) vs 92,92% (Q2) — funding lebih longgar; ruang ekspansi kredit. 
Profitabilitas & efisiensi
•NIM (konsol.): 4,24% (Q3) vs 4,23% (Q2) — stabil. NIM (individual): 4,08% vs 4,07%. 
•ROA / ROE (konsol.): ROA 1,59%, ROE 5,50% (Q3) vs ROA 1,55%, ROE 5,40% (Q2). Per individual, ROE sedikit turun (6,36% → 6,18%). 
•CIR (konsol.): 51,53% (Q3) — sama dengan Q2 (51,53%) dan tergolong efisien untuk bank KBMI 3. BOPO konsol naik (79,84% → 78,92% → lebih baik; angka lebih kecil lebih baik). 
Laba & beban kredit
•Laba bersih 9M25: Rp2,19T (-4,4% YoY). Manajemen menaikkan biaya cadangan ~Rp1,22T (9M25), naik ~35% YoY — in-line dengan kenaikan NPL gross. 
Valuation (per 2 Nov 2025, Jakarta)
•Harga: ~Rp1.030. P/B (quarterly) sekitar 0,46x; P/E TTM sekitar 9,3x. Dividend yield kisaran ~4%. 52-week: Rp990–2.080. 
Impresi valuasi: diskon PBV yang dalam mencerminkan dua hal: 
(1) risiko kualitas aset (kenaikan NPL & cadangan), 
(2) ketidakpastian korporasi (proses potensi perubahan pengendali). Jika transaksi M&A maju ke tahap binding, re-rating PBV sangat mungkin; sebaliknya, bila outlook kualitas aset memburuk, diskon bisa bertahan. 
Solvency & risiko
•Modal: KPMM 37,5% (konsol.) jauh di atas minimum regulasi; PDN rendah (0,46%) — risiko valas terjaga. 
•Likuiditas: LDR 88,97% (Q3) → ample liquidity untuk tumbuh tanpa funding mahal. 
•Kualitas aset: NPL gross/net naik QoQ; perlu pantau coverage CKPN (CKPN aset produktif konsol 3,41% Q3 vs 3,60% Q2 → sedikit turun). 
Efektivitas manajemen
•Efisiensi operasi konsisten (CIR ~51,5%), menandakan pengendalian biaya cukup baik walau BOPO fluktuatif tipis.
•Profitability terjaga meski NIM flat dan cost of credit naik—artinya manajemen menahan beban dan menjaga margin. 
Story & katalis
•Potensi akuisisi: sejak Des-2024 hingga Mar-2025, beberapa bank regional (OCBC/CIMB/Maybank; kemudian DBS disebut memimpin) menjajaki pembelian mayoritas PNBN (gabungan porsi ANZ ~39% + keluarga pendiri). Outcome transaksi ini menjadi katalis valuasi utama. 
•Operasional: laporan publikasi Q3 menunjukkan NIM stabil, CIR efisien, modal tebal — memberi buffer menghadapi siklus kredit 2025. 
Riwayat GCG (Good Corporate Governance)
•PNBN menerbitkan Laporan Pelaksanaan GCG tahunan (tersedia 2023–2024) di situs resmi. Ini memuat struktur, komite, dan penilaian kepatuhan GCG. 
•Catatan historis: pada 2013, BI pernah menyebut PNBN di antara bank yang belum menerapkan GCG dengan baik (sanksi era lama). Sejak itu, bank menerbitkan laporan GCG rutin sesuai POJK terbaru (POJK 17/2023). 
Kesimpulan & aksi
•Positif: Modal & likuiditas sangat kuat (CAR 37,5%, LDR 89%). Efisiensi baik (CIR ~51%). Valuasi murah (PB ~0,46x).
•Waspada: NPL naik QoQ & pencadangan meningkat; ketidakpastian korporasi (potensi akuisisi) masih “event-risk”.
•Untuk trader/swing: area Rp1.000–1.050 jadi support psikologis 2025; katalis headline deal M&A bisa memicu re-rating cepat. 
•Untuk investor nilai: case deep value PBV dengan modal tebal, tetapi butuh konfirmasi perbaikan kualitas aset di Q4 serta kejelasan aksi korporasi.
$PNBN $IHSG