imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Orang Bebal Akan Susah Sukses di Saham

Pasar saham adalah tempat di mana logika, disiplin, dan kemampuan belajar menentukan siapa yang bertahan dan siapa yang tumbang. Ia bukan sekadar arena angka naik-turun, melainkan cerminan dari perilaku manusia — ketamakan, ketakutan, kesabaran, dan kebodohan. Dalam dunia seperti ini, orang bebal — mereka yang keras kepala, tidak terima masukan dan saran.

1. Pasar Saham Menghukum Orang yang Bebal
Di pasar saham, tidak ada belas kasihan. Angka di layar tidak peduli apakah seseorang berasal dari keluarga kaya, punya gelar tinggi, atau percaya diri berlebihan. Pasar hanya menghargai satu hal: kemampuan memahami kenyataan.
Orang bebal sering kali menolak kenyataan. Mereka ingin saham naik hanya karena mereka sudah membeli. Mereka percaya pada rumor lebih daripada laporan keuangan. Mereka tidak mau mengakui kesalahan karena gengsi. Padahal di pasar, keengganan mengakui salah adalah bentuk bunuh diri finansial yang lambat tapi pasti.
Ketika harga saham turun, investor bijak akan bertanya: “Apakah fundamental perusahaan berubah?”
Sedangkan orang bebal akan berkata: “Ah, nanti juga balik lagi.”
Bedanya terletak pada kerendahan hati untuk belajar dan kemampuan menyesuaikan diri dengan fakta.

2. Belajar Adalah Syarat Mutlak Sukses di Saham
Saham bukan judi — meskipun banyak orang memperlakukannya seperti itu. Untuk sukses, seseorang harus mau belajar tanpa henti: tentang valuasi, laporan keuangan, psikologi pasar, dan manajemen risiko.
Orang bebal, mereka malas membaca laporan tahunan, apalagi menghitung valuasi. Mereka ingin hasil cepat, tapi tak mau proses panjang.
Padahal Warren Buffett menghabiskan 80% waktunya membaca dan berpikir.
Charlie Munger berkata, “Setiap hari, saya berusaha menjadi sedikit lebih bijak daripada kemarin.”
Sementara orang bebal berkata, “Ngapain belajar, yang penting cuan.” Ironisnya, justru mereka yang paling sering rugi.

3. Orang Bebal Adalah Orang Paling "Bodoh"
Dalam artian mereka tidak ingin mempelajari hal-hal yang diluar mereka pahami saat ini, jika ada ilmu lain yang berlawanan dengan ilmu yang ia miliki maka ia akan merasa ilmu tersebut adalah ilmu yang salah, dan yang benar adalah ilmu yang ia miliki.

Kesimpulan
Orang bebal akan susah sukses di saham bukan karena pasar kejam, tapi karena mereka menolak untuk berubah. Pasar selalu memberi pelajaran, tapi hanya yang mau belajar yang bisa naik kelas.
Mereka yang rendah hati akan terus bertumbuh, tapi mereka yang bebal akan terus mencari kambing hitam — bandar, pemerintah, atau nasib — padahal musuh sesungguhnya adalah diri sendiri.
Saham tidak butuh orang pintar luar biasa, tapi butuh orang yang mau berpikir, mau belajar, dan mau mengakui kesalahan.
Kebebalan adalah kebanggaan palsu yang mahal — dan pasar saham adalah tempat di mana harga kebodohan selalu dibayar tunai.

Join External Community Stockbiz:
https://stockbit.com/community/J25597

$CDIA $BUVA $ADRO

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy