Secuil kisah turn around story dan kesabaran.

Sejak 2017-2018, saya bertaruh pada saham $MDRN. Ya...sudah hampir 8 tahun saya memegang saham ini. Sempat membeli di harga 50-52 rupiah, berharap akan ada turn around story mengingat owner-nya adalah salah satu konglomerat penguasa properti di Indonesia.

Namun, dengan utang senilai hampir 500 miliar rupiah kala itu, perusahaan ini pun kehilangan denyut nadi dan akhirnya tersungkur masuk ke papan FCA. Aset-aset sempat dilego. Sempat rugi ratusan miliar, sempat engga ada pendapatan. Pokoknya rungkad rungkad mode on. Setelah PKPU selesai, ada sedikit harapan walaupun gak ngarep2 banget.

Ada rencana MDRN masuk ke bisnis peternakan sapi, tambang nikel, hingga diberikan banyak rumor-rumor aksi korporasi lainnya.

Sebetulnya, saya sudah tutup buku dengan emiten ini. Namun, awal tahun ini, dengan sedikit uang dingin, saya putuskan membeli di harga bottom. Hingga akhirnya harga rata-rata pembelian turun menjadi 30 rupiah. Di harga saat ini, tentunya saya sudah untung. Apalagi, harga saham ini pernah melonjak di atas 60 rupiah. Sudah bagger dong. Tapi saya masih hold dan belum menjualnya.

8 tahun waktu yang cukup lama bukan untuk bisa merasakan bagger? hehehe...

Apa hikmah yang bisa diambil dari cerita ini? Engga ada sih...wkwkwkw. Canda deng.

Kalau mau hidup tenang, belilah saham-saham kuat fundamental seperti BBCA, BMRI, dll. Kalau mau hidup galau, ya coba saja iseng-iseng naruh di saham FCA.

Tapi yaaaa...buat saya pribadi, ilmu sabar dan bersyukur itu memang mahal harganya. Sekarang saya mengurangi sekali beli saham yang fundamentalnya lemah atau bisnisnya saya enggak ngerti.

Beli saham sama seperti investasi di sektor riil. Sama seperti buka usaha. High risk. Saya pernah boncos beberapa kali di usaha sektor riil, misalnya investasi di sektor perkebunan alpukat. Modal hilang semuanya akibat gagal panen karena faktor cuaca dll.

Memang saya tidak terlalu mengerti tentang tanaman alpukat dan hanya ikut-ikutan ajakan teman. Hanya tergiur iming-iming "dongeng indah" dengan return tahunan up to 20%.

Ya sama seperti saham, kalau kamu gak ngerti bisnis perusahaan yang kamu beli, ya mending jangan beli atau sekadar ikut-ikutan. Sama seperti dulu saya beli WIFI di bottom dan saat ini pelan-pelan mengumpulkan BMHS. Pelan-pelan mempelajari bisnisnya dan pelan-pelan menguatkan keyakinan. ASII saja investasi di bisnis rumah sakit, kenapa saya enggak? hehehe...beda modal, jadi saya cuma mampu beli BMHS, bukan HEAL.

Kenapa beli saham ini? karena ya kalau saya sakit, wajib ke rumah sakit, berapapun biayanya. hehehe. Kalau kamu sakit gigi, ya kamu harus ke dokter. Ini basic needs yang akan kamu tebus berapapun harganya. Dan, inflasi biaya kesehatan itu memang luar biasa, bisa 10-13% per tahun. Apalagi obat-obatannya.

Loh kok jadi ke mana mana...hehehe...balik lagi ke MDRN, saya cuma mau bilang, perjalanan perusahaan turn around itu gak sebentar. Saya masih pegang $ARTI dari harganya 50 rupiah dan mencoba peruntungan di $BTEK dengan harga kecil. Semoga 5-6 tahun ke depan, saya bisa nulis cerita seperti ini lagi, bisa dengan tema sama (+) atau cerita yang berbeda (-).

DISCLAIMER: Agar tidak disalahartikan, saya enggak nyuruh beli BTEK atau ARTI. Saham BTEK sangat kecil porsinya di portofolio saya, cuma 1 persen, sedangkan ARTI cuma 0,0xx persen. Jadi saya akan biarkan saja ke mana arahnya, hangus atau jadi cuan besar.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy