$DPNS Berhenti Produksi?
Ini lah dampak dari kalau perusahaan terlalu bergantung pada 1 konsumen saja. Ketika konsumen bangkrut, maka bisnis perusahaan bisa ikutan game over. Itulah gunanya diversifikasi bisnis. Kalau cuma fokus jualan 1 produk, begitu loss demand, game over. Itulah kenapa $ASII jadi bisnis palugada karena mereka sadar kalau cuma fokus di 1 bisnis doang, lalu tiba-tiba ada larangan jualan kendaraan pakai bensin seperti di Vietnam, maka bisa game over juga. Wajar saja ASII masuk bisnis di segala sektor, mereka juga mencoba stay relevan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bisa dibilang posisi PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk sekarang sedang berada di ujung jalan. Perusahaan ini sudah resmi menghentikan seluruh kegiatan produksinya sejak Februari 2025. Alasan utamanya bukan karena bangkrut mendadak, tetapi karena pelanggan utama mereka berhenti beroperasi. Setelah itu manajemen masih mencoba mencari pembeli lain, tapi ternyata biaya kirim keluar daerah Pontianak sangat mahal sehingga secara bisnis sudah tidak masuk akal untuk dilanjutkan. Jadi keputusan untuk berhenti produksi akhirnya diambil secara permanen.
Kalau dilihat dari laporan keuangan per 30 Juni 2025, penjualan bersih tinggal Rp7,73 miliar, padahal di periode yang sama tahun sebelumnya masih Rp35,07 miliar. Artinya turun sekitar 78%. Penjualan utama dari lem yang dulu mencapai Rp33,40 miliar kini hanya Rp5,53 miliar, turun 83,5%. Hardener bahkan hampir hilang, dari Rp1,02 miliar tinggal Rp27 juta saja, turun 97,3%. Hanya formalin yang sedikit naik dari Rp93 juta ke Rp181 juta. Sebagai tambahan, perusahaan mulai mengandalkan penjualan bahan baku seperti melamine dan urea yang justru naik dari Rp560 juta ke Rp2,00 miliar atau naik 256%. Ini tanda jelas kalau perusahaan memang sudah tidak memproduksi barang jadi, tapi hanya menjual stok bahan baku yang masih tersisa.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau kita lihat pembelinya, situasinya sangat terkonsentrasi. Tahun 2025, tiga pelanggan besar menyumbang hampir seluruh penjualan. PT Erna Djuliawati mengambil porsi 71,27% atau sekitar Rp5,51 miliar, PT Resource Alam Indonesia menyumbang 13,86% atau Rp1,07 miliar, dan PT Makro Chemindo sekitar 11,40% atau Rp881 juta. Totalnya mencapai 96,53% dari seluruh penjualan. Tahun lalu malah lebih parah karena 90,98% penjualan hanya berasal dari satu pelanggan, yaitu PT Erna Djuliawati senilai Rp31,91 miliar. Tidak ada transaksi dengan pihak berelasi, jadi semua ini benar-benar pelanggan eksternal.
Di surat resmi perusahaan juga dijelaskan bahwa laporan keuangan untuk September 2025 masih akan disampaikan tepat waktu ke otoritas, jadi secara administratif mereka masih aktif. Tapi karena produksi sudah berhenti total, perusahaan akan melakukan penilaian (appraisal) atas aset-aset pabrik dan persediaan yang sudah tidak digunakan. Penilaiannya akan dilakukan oleh Kantor Jasa Penilai Publik yang terdaftar di OJK. Artinya aset-aset pabrik itu kemungkinan akan dijual dalam waktu dekat. Saat ini kegiatan perusahaan hanya sebatas menjual bahan baku yang tersisa sambil menunggu hasil appraisal tersebut.
Belum jelas apakah DPNS akan dilikuidasi atau tidak. Likuidasi itu butuh keputusan formal dari RUPS dengan penunjukan likuidator dan pengumuman resmi ke publik. Keterbukaan informasi yang ada belum menunjukkan langkah sejauh itu. Tapi dari arah bisnisnya, bisa dibilang perusahaan sudah tidak lagi punya kegiatan operasional dan sedang menuju fase dorman. Jadi kalau tidak ada investor baru atau perubahan strategi bisnis, kemungkinan besar arah akhirnya memang ke likuidasi atau delisting secara sukarela atau ganti bisnis ke sektor lain. Bisa coba bisnis gorengan.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/2

