Double Bottom
Bayangkan ada sebuah dealer motor bekas yg memiliki stock 1.000 unit motor yg sama jenisnya..
Harga dr motor tersebut awalnya di pasarkan 10 juta...
Karena penjualan yang merosot, pedagang menjual motor tersebut yg awalnya 10 juta rupiah, diturunkan perlahan menjadi 9 juta rupiah, penjualan ttp sedikit kemudian 8 juta rupiah, diturunkan lagi terus sampai 5 juta rupiah..
Sampai di titik ini, ad pembelian yg masuk lumayan sehingga dealer memutuskan menaikkan harga..harga pun merangkak naik..ketika harga motor berangsur pulih sampai pada 9 juta rupiah, konsumen merasa mahal dan pembelian lesu kembali (disinilah terjadi bottom pertama)..
Apa yang kira2 akan di lakukan pedagang ini?
Tentunya menurunkan harga kembali..Jika ia terus menaikkan harga maka penjualan bisa semakin melemah..
Harga pun di turunkanlah bertahap lagi..Sampai di level 5 juta (bottom ke dua), ternyata ad pemesanan (VOLUME) yang lebih besar dari pada sebelumnya..
Berdasarkan hukum dasar ekonomi Ceteris Paribus, sudah tentu semakin besar pesanan, semakin tinggi harganya..
Maka harga pun diputuskan naik oleh dealer untuk mengambil keuntungan...
Jika sampai di titik 9 juta (NECKLINE) dimana pernah menyentuh angka ini dan pesanan masih banyak, bahkan lebih banyak dr sebelumnya, apa yang terjadi? harga TEMBUS di atas 9 juta dan terus-terusan RALLY..
Ini lah yang di sebut dengan DOUBLE BOTTOM
Sederhana kalau di jelaskan secara psikologis
Note : Ini tidak akan anda temukan penjelasannya di buku apapun..
Selamat Hari Raya Nyepi 2019