imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Berikut analisis ringkas mengenai PT Sat Nusapersada Tbk (kode saham: $PTSN) untuk Q2 2025 vs Q3 2025, mencakup kinerja keuangan, valuasi, solvabilitas, efektivitas manajemen (termasuk CCC: DIO, DSO, DPO), serta catatan GCG dan “story” perusahaan. Data terbatas — jadi beberapa bagian bersifat estimasi atau perlu konfirmasi lebih lanjut.

1. Kinerja keuangan & tren

Q2 2025

•Laba bersih Q2 2025 tercatat Rp 109,4 miliar.

•Untuk 6 bulan hingga Juni 2025, pendapatan disebut “1,8 T” (Rp 1,8 triliun) per sumber tersebut.

•Neraca per 30 Juni 2025: Aset lancar US$ 102,888 juta (dalam dolar AS) vs US$ 56,919 juta per 31 Des 2024.

•Kas & setara kas US$11,664,193 vs US$22,911,386 per 31 Des 2024.

•Piutang usaha US$53,720,580 vs US$11,462,310 per 31 Des 2024.

•Persediaan US$31,024,612 vs US$15,247,346.

Q3 2025

•Laba bersih Q3 2025 tercatat Rp 173,6 miliar, naik dari Rp 104,9 miliar di Q3 2024.

•Untuk 9 bulan hingga Sept 2025: pendapatan Rp 2.966,8 miliar ~ Rp 2,967 triliun, dibanding 9M24: Rp 1.404,7 triliun.

•Margin-kinerja: gross margin ~13,8%, EBITDA margin ~14,1%, net margin ~5,9% untuk periode yang dilaporkan.

•Neraca per 30 Sept 2025: total aset US$225,456,474 vs US$156,223,047 per 31 Des 2024.

Komentar terhadap tren

•Kenaikan laba bersih signifikan dari Q2 ke Q3 (dari ~Rp 109,4 miliar ke Rp 173,6 miliar). Ini menunjukkan akselerasi.

•Pendapatan juga tumbuh besar (9M25 vs 9M24 ~ +111,2 % menurut laporan).

•Margins (gross/EBITDA/net) cukup tipis untuk net margin (~5.9 %) — wajar untuk manufaktur elektronik dengan tekanan global dan biaya yang kompetitif.

•Neraca menunjukkan peningkatan aset yang cukup besar antara Des 2024 ke Sept 2025 — menunjukkan ekspansi atau akumulasi inventori/piutang.

•Namun, kas menurun dibanding Des 2024 (lihat Q2 neraca) dan piutang besar melonjak — yang bisa berarti penjualan on-credit lebih besar atau rilasi pelanggan yang berubah.

2. Valuasi

Data valuasi spesifik (misalnya P/E, P/B) untuk PTSN tersaji terbatas:

•Dari situs Harga saham sekitar IDR 398 pada 28 Okt 2025, dengan rentang 52 minggu ~179-550.

•Dari hub investor: saham PTSN 5.314.344.000 lembar outstanding.

•EPS Q3 2025 per saham adalah Rp 32,76 per lembar.
Jika harga ~IDR 400 (asumsi) dan EPS ~Rp 32,76 → P/E kasar ~12,2×. (400 ÷ 32,76 ≈12,2)

•Namun margin dan risikonya harus diperhitungkan—PE ini tampak wajar/moderat untuk industri manufaktur lokal tetapi bukan “murah”.

3. Solvency (solvabilitas)

Analisis solvabilitas berdasarkan data yang tersedia:

•Kami tidak memperoleh nilai eksplisit untuk total utang atau rasio D/E secara jelas dalam laporan yang dikutip. Namun ada data dari TradingView menyebut “Debt to equity ratio, quarterly and annual stats of PTSN”.

•Neraca Q2 menunjukkan kas menurun dan piutang naik; persediaan juga naik — yang menandakan modal kerja meningkat dan mungkin penggunaan modal kerja lebih besar.

•Karena piutang dan persediaan meningkat signifikan, risiko modal kerja dan tekanan likuiditas bisa muncul jika pelanggan terlambat bayar atau persediaan menumpuk.

•Secara keseluruhan, solvabilitas jangka panjang tidak bisa dievaluasi secara penuh tanpa data utang jangka panjang/pendek dan beban bunga. Namun sebagai gambaran: aset naik besar, yang bisa memperkuat posisi — tapi juga harus dibandingkan dengan liabilitas.

4. Efektivitas Manajemen & CCC (Cash Conversion Cycle)

Data: DIO = 54.71 hari, DSO = 60.67 hari, DPO = 87.07 hari (angka berasal dari Stockbit untuk PTSN).

•DIO (Days Inventory Outstanding) ~ 54.71 hari: artinya persediaan diasumsikan tertahan ~55 hari sebelum dijual.

•DSO (Days Sales Outstanding) ~60.67 hari: artinya piutang pelanggan rata-rata tertahan ~61 hari.

•DPO (Days Payables Outstanding) ~87.07 hari: artinya perusahaan rata-rata membayar pemasok setelah ~87 hari.

Cash Conversion Cycle (CCC) = DIO + DSO − DPO = 54.71 + 60.67 − 87.07 = 28.31 hari (positif). Ini berarti dari pembelian bahan hingga penerimaan kas, sekitar 28 hari modal kerja tertahan.

Interpretasi:

•CCC ~28 hari untuk manufaktur elektronik — wajar tetapi sedikit panjang; semakin pendek semakin baik.

•DPO relatif panjang (~87 hari) → perusahaan mampu memperpanjang pembayaran ke pemasok, yang membantu modal kerja.

•Namun DSO ~61 hari menunjukkan piutang tertahan cukup lama → bisa menambah risiko piutang tak tertagih atau arus kas terbatas.

•DIO ~55 hari juga cukup tinggi; persediaan akan terikat modal kerja.

Efektivitas manajemen: Perusahaan tampak mengelola payables secara baik (memperpanjang), tetapi persediaan & piutang masih butuh perhatian agar tidak menambah beban modal kerja. Dalam konteks meningkatnya piutang di neraca Q2, ini konsisten dengan data.

5. Story & posisi strategis

•PTSN adalah perusahaan EMS (Electronics Manufacturing Services) terbesar di Indonesia yang menyediakan layanan seperti stamping logam, injeksi plastik, perakitan final, kepada klien global.

•Berbasis di Batam, dengan klien internasional (Sony, Panasonic, Epson, JVC Kenwood) dari profil perusahaan.

•Industri EMS global menghadapi tekanan (biaya tenaga kerja naik, rantai pasok global, permintaan modal teknologi) tetapi juga peluang (reshoring, kebutuhan produk elektronik meningkat).

•PTSN punya peluang untuk memanfaatkan tren “Make in Indonesia” dan supply chain lokal.

•Risiko: fluktuasi permintaan global elektronik, persaingan dari negara lain (Vietnam, China), tekanan margin, manajemen modal kerja (piutang/persediaan) seperti terlihat.

6. GCG / Tata Kelola

•Pusat investor PTSN mencatat bagian “Lingkungan, Sosial & Tata Kelola”.

•Namun saya tidak menemukan publikasi spesifik untuk skor GCG Q3 2025 (misalnya predikat atau audit independen) yang mudah diakses dalam pencarian saya.

•Sebagai rekomendasi: investor sebaiknya memeriksa laporan lengkap Q3 2025 (adanya di link PDF) untuk disclosure GCG, risik, board, remunerasi, audit panel.

•Dari sisi profil perusahaan, struktur manajemen dan kepemilikan terlihat transparan: website menampilkan bagian “Leadership and Organization”.

7. Perbandingan Q2 vs Q3 & kesimpulan

•Q3 menunjukkan peningkatan laba bersih signifikan dibanding Q2 (~+58.6% jika 109,4 → 173,6).

•Pendapatan tumbuh sangat pesat untuk 9M25 vs 9M24 (lebih dari 100%).

•Manajemen modal kerja: piutang dan persediaan naik cukup besar antara Des 2024 ke Juni 2025 → ini harus dimonitor.

•CCC ~28 hari, positif dan cukup kompetitif, tapi karena masih ada ruang untuk memperbaiki (DSO dan DIO masih agak tinggi).

•Solvabilitas: terlihat aset tumbuh, namun dengan meningkatnya piutang dan persediaan serta penurunan kas, ada tekanan modal kerja yang perlu diantisipasi.

•Valuasi: P/E ~12× berdasarkan EPS Q3 dan asumsi harga ~IDR 400, yang relatif menarik bila dibandingkan risiko dan prospek.

•Tata kelola: tidak ada red flag langsung, namun sebaiknya cek laporan lengkap untuk disclosure GCG lebih rinci.

8. Catatan Kritis & Risiko

•Piutang tinggi → risiko non-performing atau perlambatan pembayaran dari pelanggan besar.

•Persediaan naik → risiko obsolescence atau biaya penyimpanan meningkat, terutama di industri elektronik yang cepat berubah.

•Margin net hanya ~5.9% → margin tipis, maka perubahan biaya atau permintaan bisa berdampak besar.

•Global supply chain dan biaya tenaga kerja bisa menjadi headwind.

•Valuasi “tidak murah” jika risiko-risiko ini tidak dikelola.


$PTSN $IHSG

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy