$PTSN LK Q3 2025: Motorola Kembali ke Indonesia dengan Bantuan PTSN
Lanjutan dari diskusi di External Comunity Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community menggunakan kode: A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Akhirnya Motorola kembali ke Indonesia dan untuk memperkuat fondasi mereka di Indonesia, Motorola menggandeng PTSN sebagai mitra perakitan lokal di Batam. Keputusan ini ternyata langsung berpengaruh dalam laporan keuangan PTSN. Angka-angka revenue dan laba PTSN melonjak drastis seiring masuknya order besar dari Motorola, Asus, dan pelanggan global lain. Ceritanya tidak hanya menarik dari sisi bisnis elektronik Indonesia, tetapi juga memberi gambaran bagaimana satu brand global bisa mengubah peta bisnis perusahaan lokal. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Pendapatan PTSN selama 9 bulan 2025 menembus 177,86 juta Dolar AS, naik 91,67% dibanding periode sama tahun lalu yang hanya 92,80 juta Dolar. Lonjakan ini tidak main-main karena lebih dari dua kali lipat dalam satu tahun. Namun biaya pokok pendapatan juga ikut berlari, bahkan lebih kencang yakni naik 111,18% menjadi 153,26 juta Dolar. Walaupun begitu laba kotor tetap meningkat menjadi 24,60 juta Dolar atau naik 21,67%. Setelah dikurangi beban usaha yang hanya naik tipis 4,28% menjadi 11,35 juta Dolar, laba sebelum pajak ikut melejit menjadi 13,35 juta Dolar dari sebelumnya 8,80 juta Dolar. Ujungnya laba tahun berjalan menanjak menjadi 10,41 juta Dolar atau meningkat 50,31%. Laba per 1.000 lembar saham dasar juga ikut membaik dari 1,30 menjadi 1,96 atau sekitar 50,77%. Pertumbuhan ini menggambarkan bahwa strategi diversifikasi pelanggan PTSN mulai membuahkan hasil sangat positif.
Jika melihat penyumbang revenue, struktur bisnis PTSN berubah drastis. Segmen penjualan neto yang tahun lalu kontribusinya hanya 49,68% sekarang melonjak menjadi 71,01% atau 126,31 juta Dolar. Pertumbuhannya mencapai 173,99% sehingga jelas segmen ini merupakan motor utama pendapatan. Sementara jasa perakitan yang biasanya dominan kini kontribusinya turun menjadi 28,99% walaupun nilainya masih tumbuh menjadi 51,55 juta Dolar. Ini menandakan PTSN makin kuat di lini industri perakitan untuk produk yang dijual langsung ke pelanggan global.
Masuk ke daftar pelanggan utama, ada empat nama yang mendominasi dengan kontribusi lebih dari 10% terhadap total revenue. Paling besar masih Xiaomi dengan 18% walaupun nominalnya sedikit menurun menjadi 32,01 juta Dolar. Tapi kejutan besar datang dari Motorola Mobility yang sebelumnya tidak ada pemasukan sama sekali bagi PTSN di 2024, kini langsung menyumbang 23,20 juta Dolar melalui Motorola Mobility LLC dan 22,30 juta Dolar lewat PT Motorola Mobility Indonesia. Keduanya menyumbang masing-masing 13,04% dan 12,54% terhadap total revenue PTSN. Ditambah lagi Asustek yang melonjak dari hanya 130 ribu Dolar menjadi 19,68 juta Dolar atau setara 11,07%. Jika digabung, empat pelanggan utama ini menyumbang 128,12 juta Dolar atau 72,04% dari total pendapatan PTSN. Dengan kata lain lebih dari 7 dari setiap 10 Dolar pendapatan PTSN berasal dari pelanggan besar dan pertumbuhan itu sebagian besar didorong oleh Motorola. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Perubahan pasar juga ikut terasa secara geografis. Pendapatan dari luar negeri kini mendominasi 54,04% atau 96,13 juta Dolar, naik 127,62% dari tahun sebelumnya. Amerika Serikat naik drastis dari hanya 11 ribu Dolar menjadi 23,21 juta Dolar. Taiwan juga meloncat dari 130 ribu Dolar menjadi 19,68 juta Dolar. Hong Kong ikut tumbuh pesat menjadi 11,82 juta Dolar. Sementara pendapatan dalam negeri tumbuh lebih moderat menjadi 81,74 juta Dolar atau naik 61,65% tetapi kontribusinya turun karena pasar global berkembang jauh lebih cepat.
Jika ditarik ke konteks global Motorola, situasinya sinkron. Motorola sedang memukul keras pasar dunia lewat dua lini utama. Untuk volume massal ada seri Moto G seperti G Power, G Play sampai G45 5G yang banyak dijual di pasar operator dan retail di Amerika Serikat, India dan Amerika Latin. Motorola kini memegang sekitar 5% pangsa pasar smartphone global pada akhir 2024 dan 11% di pasar Amerika Serikat awal 2025. Sebaliknya untuk segmen premium, seri Razr yang merupakan foldable clamshell sedang meroket dengan pangsa pasar lipat dunia sekitar 28% di pertengahan 2025 dan bahkan 60% pasar flip foldable di Amerika Serikat.
Di Indonesia sendiri Motorola baru resmi kembali sejak Februari 2025 setelah absen lama. Produk andalan comeback di sini adalah Moto G45 5G yang dirakit lokal bersama PTSN dan langsung sempat menguasai sekitar 30% penjualan di gelombang peluncuran awal Maret 2025 serta masuk jajaran terlaris di beberapa e-commerce besar. Motorola memang belum masuk 5 besar brand nasional yang dikuasai Transsion, Samsung, Xiaomi, Oppo dan Vivo. Namun target mereka jelas yaitu mengejar 10% pangsa pasar Indonesia dalam 2 sampai 3 tahun ke depan. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Melihat semua data ini, kontribusi Motorola bukan sekadar tambahan revenue bagi PTSN tetapi transformasi pasar. Ketergantungan PTSN yang dulu hanya pada jasa perakitan kini berubah menjadi basis manufaktur ekspor global dengan pendapatan luar negeri yang jauh lebih besar. Dengan naiknya pesanan dari Motorola, Asus dan pelanggan Amerika, PTSN bukan hanya menjalankan produksi tetapi juga menjadi bagian penting dalam misi comeback Motorola di Indonesia dan ekspansi global mereka. Jika tren ini berlanjut, PTSN berpeluang naik kelas menjadi pemain manufaktur elektronik yang jauh lebih besar dalam rantai pasok internasional.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ERAA $MAPI
