Yukk kenalan dgn rasio yg sangat penting utk mengetahui kesehatan keuangan perusahaan,
Apa itu Interest Coverage Ratio (ICR)?
Interest Coverage Ratio (ICR) adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga utangnya dari laba operasionalnya.
Bahasa sederhananya:
“Apakah hasil kerja perusahaan setiap bulan cukup untuk bayar cicilan bunganya?”
Kalau cukup = aman.
Kalau pas-pasan = mulai bahaya.
Kalau gak cukup = bisa gagal bayar.
Rumusnya 👇
ICR= Laba Operasional (EBIT) / Beban Bunga
EBIT (Earnings Before Interest and Taxes) = laba dari kegiatan utama perusahaan sebelum dikurangi bunga dan pajak.
Beban bunga = bunga yang harus dibayar perusahaan karena pinjaman (utang bank, obligasi, dll).
Gimana cara bacanya 👇
Nilai ICR Artinya Kondisi Perusahaan
1. > 5 Sangat aman Laba jauh lebih besar dari bunga utang
2. 3 – 5 Aman Masih punya ruang nyaman untuk bayar bunga
3. 1 – 3 Rawan Bisa bayar, tapi tipis banget marginnya
4. < 1 Bahaya Laba operasi gak cukup untuk bayar bunga
Contoh sederhananya gini deh 👇
Bayangkan kamu seorang karyawan:
1. Gaji kamu Rp10 juta, cicilan Rp2 juta, kamu masih santai.
(ICR = 10 ÷ 2 = 5×, aman banget).
2. Gaji kamu Rp5 juta, cicilan Rp4 juta, tiap bulan pas-pasan.
(ICR = 1,25×, mulai bahaya).
3. Gaji kamu Rp3 juta, cicilan Rp4 juta → gajimu gak cukup buat bayar utang.
(ICR = 0,75×, bahaya besar).
Nah, perusahaan pun sama.
“Gaji”-nya = laba operasional,
“Cicilan”-nya = bunga utang.
Kalau laba gak cukup buat bayar bunga, itu tanda keuangan sedang "senin-kamis".
Kita pakai contoh 2 Bank Besar di Indonesia yak:
$BBCA vs $BBKP
1. Bank Central Asia (BBCA) — Contoh ICR Tinggi / Aman
- BBCA punya laba operasional sangat besar (triliunan rupiah per tahun).
- Beban bunganya relatif kecil karena efisiensi dan dana murah dari nasabah (tabungan dan giro).
- ICR-nya biasanya lebih dari 10×
Artinya: setiap Rp1 bunga yang harus dibayar, BBCA punya Rp10 laba operasional.
Ini menunjukkan perusahaan sangat mampu bayar bunga, bahkan jika ekonomi melambat.
👉 Analoginya:
Gajimu Rp10 juta, cicilan cuma Rp1 juta → super aman.
2. Bank KB Bukopin (BBKP) — Contoh ICR Rendah / Rawan
- BBKP beberapa tahun terakhir sempat rugi atau laba operasionalnya sangat kecil.
- Sementara bunga (biaya dana & pinjaman) tetap harus dibayar.
- ICR-nya pernah mendekati 1× bahkan di bawah 1×, artinya laba operasi hampir tidak cukup untuk bayar bunga.
Artinya dalam kondisi begini, perusahaan bisa kesulitan keuangan jika bunga naik atau pendapatan turun.
👉 Analoginya:
Gajimu Rp5 juta, cicilan Rp5 juta → tiap bulan ngos-ngosan, bahkan bisa minus.
Apa sih artinya buat seorang investor saham?
1. Interest Coverage Ratio itu seperti “pagar keamanan keuangan perusahaan.”
2. Kalau perusahaan punya ICR tinggi:
- Artinya utangnya terkendali.
- Perusahaan bisa bertahan di kondisi suku bunga tinggi.
- Risiko gagal bayar rendah = saham lebih aman.
Kalau ICR rendah:
- Beban bunga berat.
- Perusahaan sensitif terhadap penurunan pendapatan.
- Risiko gagal bayar meningkat → saham lebih berisiko.
Jadi Kesimpulannya 👇
Interest Coverage Ratio (ICR) = ukuran “napas keuangan” perusahaan.
1. Makin besar → makin kuat.
2. Makin kecil → makin sesak.
Idealnya cari saham dengan ICR di atas 3 supaya lebih aman buat jangka panjang, apalagi jika kamu menganut aliran Fundamologi (Investasi utk jangka panjang).
Random tag : $CUAN
jangan lupa follow akun ini, utk belajar mengenal istilah dalam Saham secara sederhana !!!