imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$KKGI LK Q3 2025: Cadangan Besar Tidak Menolong Saat Laba dan Kas KKGI Ambruk, Harapan Tinggal Diversifikasi ke PLTMH

KKGI muncul sebagai emiten batubara pertama yang nekat rilis LK Q3 2025 di 24 Oktober 2025. Hasilnya langsung bikin investor coal merinding. Revenue anjlok parah hampir setengah lebih, margin rontok, dan arus kas operasi malah minus. Sinyal buruk untuk para tetangga seperti ADMR, $AADI, ADRO, PTBA, $BSSR, ITMG yang antre rilis LK Q3 2025. Kalau hasil mereka nanti juga ambruk, jangan kaget. Satu satunya yang bisa dilakukan investor saat ini hanya antisipasi sebelum badai laporan keuangan benar benar tiba. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

KKGI secara profil sebenarnya bukan pemain kecil. Perusahaan berdiri sejak 1981, lalu ganti nama jadi Resource Alam Indonesia di 2003, dan bisnisnya bukan cuma batubara. Mereka punya usaha listrik PLTMH, real estat, even mineral non batubara seperti pasir kuarsa dan nikel. Operasi batubara utamanya melalui IBP yang PKP2B nya berlaku sampai tahun 2036. Cadangan batubaranya juga tidak main main, yaitu 140,12 juta ton yang sebagian besar di Loajanan sekitar 94,8 juta ton. Artinya umur tambang masih panjang. Struktur utang pun ringan. Total liabilitas hanya 28,23 juta dolar atau sekitar 0,18 kali ekuitas senilai 155,48 juta dolar. Seharusnya ini jadi modal yang kuat untuk bertahan di siklus turun.

Masalahnya kondisi operasional KKGI di 9M 2025 benar benar babak belur. Pendapatan turun gila gila an dari 257,16 juta dolar di 9M 2024 menjadi hanya 109,64 juta dolar di 9M 2025, atau turun 57,3%. Hampir seluruh penjualan masih dari batubara, yakni 107,47 juta dolar atau 98%. Efek domino langsung terasa ke margin laba. Gross margin turun dari 33,11% jadi hanya 15,86%. Operating margin jeblok dari 21,74% jadi cuma 2,66%. Net margin tinggal 0,94%, padahal tahun lalu masih 14,75%. Di atas kertas memang masih mencetak laba bersih 1,03 juta dolar. Tetapi ini hanyalah laba di kertas, karena kas operasional justru minus 12,35 juta dolar dan FCF minus 21 juta dolar. CFO margin dan FCF margin terjun bebas menjadi minus 11,27% dan minus 19,14%. Rasio CFO terhadap laba bersih minus 12 kali, yang artinya kualitas laba sangat jelek karena tidak ada dukungan arus kas.

Kas perusahaan juga tergerus parah. Dari 68,20 juta dolar di akhir 2024, menyusut menjadi 35,46 juta dolar. Penyebabnya bukan hanya CFO minus, tetapi Capex justru naik di saat revenue jatuh. Total Capex 9M 2025 sebesar 7,63 juta dolar, lebih tinggi dibanding 5,91 juta dolar di 9M 2024. Rasio Capex terhadap revenue naik menjadi hampir 7%, dan Capex terhadap laba bersih membengkak sampai 7,41 kali. Reinvestasi besar saat uang masuk seret, ibarat nyopet dompet sendiri. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Yang lebih bikin deg degan lagi adalah posisi hulu hilir yang tidak sinkron. Hulu cadangan besar, aset tambang besar, mesin jalan terus. Tapi hilir penerimaan kas dari pelanggan merosot dari 269,64 juta dolar menjadi hanya 116,99 juta dolar. Perusahaan sampai harus mengandalkan saldo kas awal untuk menutup kekurangan operasional dan Capex. Ini jelas bukan kondisi berkelanjutan.

Penurunan revenue yang sangat tajam diduga dipicu kombinasi dua bom. Pertama, harga batubara dunia yang lebih rendah. Kedua, kemungkinan kontraksi volume ekspor ke pelanggan utama World Resources Private Ltd yang kontribusinya masih mencapai 55,50 juta dolar atau 50,62% pendapatan. Ketergantungan pada satu customer sebesar itu sangat berisiko ketika pasar melemah.

Efisiensi per karyawan juga anjlok luar biasa. Jumlah pegawai dari 448 turun jadi 415, tapi revenue per karyawan jatuh dari 574.017 dolar menjadi hanya 264.202 dolar. Laba per karyawan dari 84.639 dolar ambruk menjadi 2.474 dolar. CFO per karyawan malah negatif 29.765 dolar. Artinya perusahaan makin ngos ngosan menghasilkan pendapatan dan kas dari sumber daya manusianya. Upgrade Skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sekarang silakan kita simpulkan kondisi KKGI 9M 2025 secara jujur apa adanya. Secara struktur jangka panjang sebenarnya aman. Cadangan tambang besar. Utang kecil. Ada diversifikasi ke listrik dengan kontrak PLN sampai 2047 sampai 2048. Itu semua fondasi yang bagus. Tetapi mesin utamanya, yaitu operasional batubara, sedang kritis. Revenue runtuh. Margin hancur. Arus kas operasi ambruk. Kas menipis. Capex masih tinggi. Kualitas laba buruk. Efisiensi jatuh.

Di pasar komoditas, hal seperti ini biasanya bukan cerita satu perusahaan. Biasanya ini gejala sektoral. Jika KKGI sudah rilis duluan, dan kondisinya seburuk ini, maka investor di ADMR, AADI, ADRO, PTBA, BSSR, ITMG sebaiknya tidak mengharapkan keajaiban berlebihan di LK Q3 2025. Antisipasi dan manajemen risiko menjadi kunci. Pasar energi batu bara memang manis saat harga tinggi, tetapi sangat sadis saat siklus sedang turun.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy