imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Rasio keuangan yang lebih powerful jika digunakan bersamaan

Banyak rasio keuangan yang tidak banyak memberikan clue jika tidak disandingkan dengan rasio lain.
Oleh karenanya, tidak jarang saya menggunakan 2 rasio keuangan secara bersamaan untuk mendapatkan insight yang lebih baik terhadap kinerja suatu emiten.

1. Return on Equity (ROE) & Debt to Equity Ratio (DER)
(Menguntungkan tanpa utang berlebihan)

ROE yang tinggi bisa saja dicapai dengan menggunakan utang secara agresif. Oleh karenanya, kita juga perlu melihat DER untuk memastikan bahwa perusahaan bisa menghasilkan ROE yang tinggi tanpa membutuhkan utang yang besar.

2. Dividend Yield (DY) & Dividend Payout Ratio (DPR)
(Dividend sustainability check)

Dividend yield yang tinggi belum tentu menjadi indikasi yang baik.
Jika sebagian besar laba dibagikan sebagai dividen (DPR tinggi), ada kemungkinan kemampuan perusahaan untuk tumbuh akan menjadi terbatas.

3. Net Profit Margin (NPM) & Inventory Turnover
(Laba dipengaruhi oleh margin dan kecepatan perputaran persediaan)

Ada perusahaan yang profitable karena memiliki NPM yang tinggi.
Namun ada juga perusahaan yang profitabilitasnya didukung oleh cepatnya perputaran barang dagangannya (ITO tinggi).
Dengan menggunakannya secara bersamaan, kita akan bisa mengetahui karakteristik dari industri yang berbeda.

4. Sales growth rate & Operating Profit Margin
(Tumbuh dan tetap profit)

Pertumbuhan penjualan adalah hal yang baik.
Namun kita juga harus memastikan bahwa perusahaan tetap dapat mengelola biaya operasional dengan baik.
Hal tersebut akan terlihat dari operating profit margin yang stabil atau bahkan meningkat.

5. Capex to Revenue Ratio & Interest Coverage Ratio (ICR).
(Ekspansi tanpa utang berlebihan)

Capex to revenue ratio menggambarkan seberapa besar capex yang dibutuhkan untuk menopang pendapatan.
Jika capex to revenue meningkat, kita perlu juga melihat ICR untuk memastikan bahwa perusahaan tidak terbebani oleh bunga yang besar.

6. FCF Yield dan P/E Ratio
(Apakah P/E ratio justified?)

FCF yield yang tinggi dan dibarengi oleh P/E Ratio yang rendah seringkali berarti perusahaan memang undervalued.
Sementara itu, FCF Yield rendah dan P/E Ratio tinggi biasa ditemui pada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi.
Namun kita harus hat-hati jika baik FCF Yield dan P/E Ratio rendah. Ada masalah apa dengan bisnisnya?

7. ROE dan Earnings Growth Rate
(Compounder check)

Sangat wonderful jika ROE yang tinggi bisa dipertahankan ketika laba tumbuh pesat.
Banyak perusahaan ROE-nya tinggi, tapi tidak bisa mengembangkan bisnis tanpa menurunkan ROE-nya.
Clue: ROE tinggi + earnings growth tinggi = compounder stock

8. Sales Growth, Operating Profit Growth, dan Net Income Growth
(Growth consistency)

Bisa dibilang ini adalah triplet jika kita hendak mencari perusahaan yang pertumbuhannya konsisten.
Jika hanya sales yang tumbuh ⟶ promosi terlalu besar?
Jika hanya laba bersih yang tumbuh ⟶ Apakah banyak pendapatan lain-lain?

9. Net Profit Margin (NPM) dan Assets Turnover (ATO)
(Apakah asetnya terutilisasi dengan baik?)

ROA = NPM x ATO

NPM dan ATO yang tinggi
⟶ Superior Return on Assets (ROA)

ATO tinggi tapi NPM rendah?
⟶ Mungkin fokus di volume penjualan

ATO rendah tapi NPM tinggi
⟶ Produk premium?

Yang penting kombinasinya menghasilkan ROA yang tinggi

10. Dividend Yield dan Dividend Growth Rate
(Dividend growth investing check)

Yang dicari oleh dividend growth investor biasanya dividend yield cukup tinggi dan terus tumbuh.
Dividen yang besar namun tidak tumbuh akan tergerus inflasi.

Mungkin segitu dulu.
Semoga bisa membantu.

$IHSG

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy