[%kbGZ%] padahal di pasar Senen ada banyak yang jual seragam polisi dari tamtama sampai perwira tinggi lengkap dengan tanda pangkat dan kebesaran nya.. 

Bahkan buat gaya² an bisa sekalian beli pistol nya, yang kalau di kokang bisa buat menyalakan rokok.. 😁

Total juga cuma sekitaran 1 - 2 lot [%kkDt%] atau [%ASAR%].. 

Semangat terus, jangan putus [%Sjoy%]

@skydrugz27 padahal di pasar Senen ada banyak yang jual seragam polisi dari tamtama sampai perwira tinggi lengkap dengan tanda pangkat dan kebesaran nya.. 

Bahkan buat gaya² an bisa sekalian beli pistol nya, yang kalau di kokang bisa buat menyalakan rokok.. 😁

Total juga cuma sekitaran 1 - 2 lot $BBRI atau $BMRI.. 

Semangat terus, jangan putus $ASSA

Kena Tipu Calo vs Influencer

Sharing salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Mana yang lebih sakit, kena tipu influencer saham $DADA bin Kajima bin Mitsubishi bin Vanguard bin MotoGP atau kena tipu calo masuk Akpol? Mungkin dua-duanya sama-sama nyesek. Bedanya, yang satu karena khayalan cuan instan di pasar modal, yang satu lagi karena mimpi instan pakai seragam cokelat. Dua-duanya berawal dari iming-iming yang terdengar meyakinkan, tapi ujungnya sama, dompet bolong dan kepala pening. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ada yang kena tipu sampai Rp 2,6 miliar gara-gara bujuk rayu bisa masuk Akademi Kepolisian. Padahal kalau uang segitu ditaruh di saham bank besar yang kasih dividen 8 % per tahun, hasilnya Rp 208 juta per tahun atau sekitar Rp 17 juta per bulan. Jumlah itu setara gaji perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) senior atau Komisaris Polisi (Kompol) muda yang sudah puluhan tahun berdinas. Jadi bukan cuma rugi, tapi tragis, karena uang segitu bisa jadi penghasilan pasif seumur hidup tanpa perlu stres ikut seleksi atau nembak kuota siapa pun.

Kronologinya juga aneh. Seorang warga Pekalongan percaya begitu saja pada omongan oknum polisi yang ngaku punya jalur khusus buat meloloskan anaknya ke Akpol. Awalnya cuma minta Rp 500 juta, katanya buat uang pelicin tahap awal. Lalu minta lagi, dan lagi, sampai totalnya tembus Rp 2 miliar lebih. Setelah semua disetor, ujung-ujungnya anaknya tetap tidak lulus seleksi. Uang raib, impian hilang, rasa malu tinggal. Dan parahnya, bukan cuma satu korban. Kasus serupa juga pernah terjadi dengan korban lain yang kehilangan Rp 1,3 miliar karena percaya janji manis bisa masuk polisi lewat jalur cepat.

Ajaibnya, skemanya selalu mirip. Ada yang mengaku orang dalam, bawa nama besar, minta transfer bertahap, lalu menghilang begitu uang terkumpul. Padahal semua orang juga tahu, seleksi masuk Polri itu gratis, transparan, dan diawasi ketat. Tidak ada istilah bayar untuk lulus, apalagi beli kursi lewat jalur belakang. Kalau ada yang jamin bisa lolos asal setor miliaran, itu sudah alarm merah. Tawaran semanis itu biasanya racun. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau mau pakai logika sederhana, Rp 2,6 miliar itu bisa bikin hidup tenang tanpa perlu ngantor di bawah terik matahari atau teriak di lapangan apel. Misalnya uang itu ditanam di saham bank besar yang rutin bagi dividen 8 %, hasilnya Rp 208 juta per tahun atau Rp 17 juta per bulan. Sama persis dengan gaji rutin perwira Polri berpangkat AKP senior atau Kompol muda.

AKP dengan masa kerja tinggi punya gaji pokok sekitar Rp 5.163.100 dan tunjangan kinerja Rp 11.670.000, total Rp 16.833.100. Kalau ditambah tunjangan keluarga dan pangan, bisa tembus Rp 17 juta. Kompol dengan masa kerja menengah ke atas sedikit lebih besar, gaji pokok Rp 5.324.600 dan tunjangan kinerja sama Rp 11.670.000, total Rp 16.994.600 sebelum tambahan lain. Realisasi bersihnya antara Rp 17 sampai Rp 18 juta per bulan. Semua ini mengacu pada pembaruan gaji tahun 2024, di mana tunjangan kinerja Polri ditentukan dari kelas jabatan, bukan pangkat, dengan rentang kelas 1 sampai 14.

Sebagai perbandingan, AKP kelas 13 total Rp 13,73 juta, kelas 12 Rp 12,43 juta, dan Kompol kelas 13 sekitar Rp 13,89 juta. Brigadir dan tamtama cuma bawa pulang Rp 3 sampai Rp 6 juta per bulan, Ipda Rp 8 sampai Rp 10 juta, Iptu Rp 11 sampai Rp 13,5 juta, AKP Rp 14 sampai Rp 17 juta, dan Kompol Rp 17 sampai Rp 18 juta. Jadi angka Rp 17 juta itu penghasilan khas perwira menengah, bukan level bawah.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dalam struktur jabatan, AKP senior biasanya menjabat Kapolsek tipe B, Kasat di Polres kecil-menengah seperti Reskrim, Narkoba, Lantas, atau Intelkam, juga Wakil Kasat di Polres besar. Ada juga yang jadi KBO, Kanit, atau Kasi seperti Humas dan Propam. Kompol muda umumnya menjabat Kapolsek tipe A di wilayah padat, Wakapolres, Kasat di Polres menengah-besar, atau Kabag seperti SDM dan Operasi. Di Polda, mereka bisa jadi Kasi atau Kanit di berbagai direktorat, bahkan penyidik madya lintas wilayah.

Jadi kalau dihitung-hitung, uang Rp 2,6 miliar yang hilang karena janji palsu itu setara gaji 12 tahun seorang perwira menengah aktif yang kerja pagi sampai malam dengan risiko tinggi dan target segunung. Ironisnya, yang dikejar justru status dan seragam, bukan prestasi dan dedikasi. Akhirnya bukan cuma penipu yang salah, tapi juga mental instan yang masih percaya jalan pintas bisa beli kehormatan. Padahal yang cepat dalam kasus ini cuma satu, cara uangnya lenyap.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor. 

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$SOLA $BBRI