$SNLK LK Q3 2025: Hotel Sepi, Margin Tipis, Kas Menipis. Apakah Ada Harapan?
Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Sejak pemerintah Prabowo mencanangkan efisiensi demi MBG, banyak pengusaha hotel stres karena acara pemerintah yang dulu sering digelar di hotel kini berkurang drastis. Revenue anjlok, ruang meeting kosong, banquet room sepi, dan dampaknya langsung terasa ke pelaku usaha hospitality. Nah, pertanyaan yang muncul adalah apakah SNLK ikut kena imbasnya? Soalnya bisnis SNLK ini juga bergerak di bidang yang sama, yaitu perhotelan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
PT Sunter Lakeside Hotel Tbk berdiri di Jakarta sejak tahun 1991 dan mulai beroperasi pada 1 November 1995. Hotelnya bernama Sunlake Hotel, hotel bintang empat yang berlokasi di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Tahun 2020, perusahaan ini resmi berubah status menjadi perusahaan terbuka dan melakukan IPO di Maret 2021 dengan harga perdana 150 rupiah per saham, total dana yang terkumpul sekitar 22,5 miliar rupiah. Induk terakhir perusahaan ini adalah Unilink Ventures Inc yang berbasis di British Virgin Island. Struktur pemegang sahamnya masih didominasi keluarga Hidajat, di mana direktur utama Sapto Utomo Hidajat memegang 9,78%, komisaris utama Surjo Luhur Hidajat 4,89%, dan dua direktur lainnya, Daniel dan Alexander Hidajat, masing-masing punya porsi 4,89% dan 3,40%.
Bisnis SNLK terlihat sangat kental aroma keluarga, bahkan relasi bisnisnya juga masih dalam lingkaran entitas sepengendali. Misalnya, tanah tempat berdirinya hotel disewa dari PT First National Cooling Industry dengan nilai liabilitas sewa mencapai 27,63 miliar rupiah atau sekitar 65,09% dari total liabilitas perusahaan. SNLK juga memberikan jaminan sebesar 2 miliar rupiah kepada entitas ini. Di sisi lain, ada kerja sama bagi hasil dengan PT Dirga Surya, yang mengelola tanah milik SNLK untuk disewakan ke pihak ketiga. Dari kerja sama itu, perusahaan menerima pendapatan lain-lain sebesar 488 juta rupiah pada sembilan bulan pertama 2025. Artinya, ketergantungan SNLK terhadap pihak berelasi cukup besar, baik dari sisi aset maupun liabilitas.
Secara operasional, SNLK masih berfokus pada tiga segmen, yaitu akomodasi, makanan dan minuman, serta fasilitas olahraga dan rekreasi. Tapi tahun ini bukan tahun yang manis bagi mereka. Pendapatan selama sembilan bulan pertama 2025 cuma 30,05 miliar rupiah, turun 20,56% dari 37,83 miliar rupiah di periode yang sama tahun sebelumnya. Segmen makanan dan minuman jadi sumber penurunan terbesar, dari 17,83 miliar ke 11,86 miliar. Padahal segmen inilah yang selama ini menopang okupansi hotel lewat event dan catering.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Akibatnya, rugi sebelum pajak membengkak dari 2,09 miliar di 2024 jadi 5,72 miliar di 2025, alias naik lebih dari dua kali lipat. Laba bruto juga susut tajam dari 21,56 miliar ke 16,47 miliar. Kalau dihitung, margin bruto turun dari 57% ke 54,8%, sedangkan margin operasi yang tadinya 12,5% jeblok tinggal 1,4%. Penurunan ini menunjukkan bahwa SNLK makin tidak efisien dalam mengelola beban pokok dan beban usaha. Beban usaha sendiri sebenarnya sudah turun sedikit, dari 16,82 miliar menjadi 16,04 miliar, tapi penurunan pendapatan jauh lebih curam sehingga margin makin tipis. Setelah ditambah beban penyusutan sebesar 7,23 miliar dan beban keuangan 1,16 miliar, akhirnya kerugian makin dalam.
Dari sisi arus kas, performanya juga melemah. Kas dari aktivitas operasi (CFO) turun dari 3,68 miliar menjadi 1,63 miliar. Sementara itu, kas untuk aktivitas pendanaan justru keluar lebih besar, sekitar 4,08 miliar, terutama untuk bayar liabilitas sewa dan utang pembiayaan konsumen. Alhasil, kas bersih perusahaan berkurang 3,28 miliar dalam sembilan bulan pertama 2025. Walaupun free cash flow (CFO dikurangi belanja modal) masih positif sekitar 0,8 miliar, tetapi tetap belum cukup untuk menutup kebutuhan pendanaan. Dengan kondisi ini, SNLK jelas masih harus bertumpu pada saldo kas lama untuk mempertahankan likuiditas.
Dari laporan posisi keuangan, total aset SNLK turun dari 213,79 miliar menjadi 204,81 miliar, atau turun 4,2%. Liabilitas berhasil ditekan dari 45,71 miliar ke 42,46 miliar, sedangkan ekuitas menyusut dari 168,07 miliar ke 162,35 miliar. Penurunan ekuitas ini jelas akibat rugi yang belum tertutup. Meski liabilitas turun, komposisinya masih didominasi utang sewa ke entitas berelasi yang porsinya lebih dari separuh total kewajiban.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
SNLK juga punya rugi fiskal akumulatif sebesar 29,13 miliar rupiah yang belum dimanfaatkan. Kalau nanti perusahaan berhasil mencetak laba, rugi ini bisa dikompensasikan untuk mengurangi pajak di masa depan. Namun manajemen masih belum berani mengakui aset pajak tangguhan karena mereka menilai prospek laba jangka pendek belum cukup kuat. Ini menggambarkan bahwa optimisme terhadap pemulihan masih rendah.
Kalau kita perbandingkan kinerja antara 9 bulan 2025 dan 2024, hampir semua metrik memburuk. Pendapatan turun 20,6%, rugi naik 174%, dan arus kas operasi jeblok 55,8%. Satu-satunya hal yang membaik hanyalah liabilitas yang menurun karena ada pelunasan sebagian kewajiban sewa. Namun penurunan beban bunga dan liabilitas belum mampu mengimbangi penurunan pendapatan inti.
Dari semua data ini, terlihat bahwa SNLK masih harus kerja keras untuk membalikkan keadaan. Fokus utama mestinya pada dua hal, yaitu menaikkan kembali okupansi kamar dan memperbaiki bisnis makanan-minuman yang jadi sumber penurunan utama. Perusahaan juga perlu mengevaluasi apakah segmen olahraga dan rekreasi masih layak dipertahankan karena segmen itu mencatat rugi 1,91 miliar di 2025. Selain itu, pemanfaatan rugi fiskal untuk strategi pajak jangka panjang bisa jadi langkah realistis ketika nanti perusahaan kembali laba.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Laporan keuangan SNLK menggambarkan bisnis yang sedang berjuang di tengah era efisiensi nasional. Margin makin tipis, pendapatan turun, kas menipis, tapi struktur liabilitas sedikit membaik. Investor yang sabar mungkin masih bisa berharap, asal manajemen bisa membalik arah dari rugi ke laba dan mulai memperbaiki efisiensi operasional. Kalau itu tercapai, bukan tidak mungkin SNLK bisa kembali ke masa jayanya dan membuat pemegang saham tersenyum lagi.
๐จ Profil Perusahaan
โ
Berdiri 1991, mulai operasi 1 November 1995
๐ข Hotel utama Sunlake Hotel, bintang empat di Sunter Jakarta
๐ผ IPO Maret 2021 harga 150 rupiah per saham, total 22,5 miliar rupiah
๐ด Induk Unilink Ventures Inc (British Virgin Island)
๐จโ๐ฉโ๐ฆ Keluarga Hidajat dominan, Sapto 9,78% Surjo 4,89% Daniel 4,89% Alexander 3,40%
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
๐ค Relasi & Transaksi Berelasi
๐๏ธ Sewa tanah dari PT First National Cooling Industry (FNCI) senilai 27,63 miliar rupiah atau 65,09% dari total liabilitas
๐ Jaminan ke FNCI 2 miliar rupiah
๐ Kerja sama bagi hasil dengan PT Dirga Surya hasilkan 488 juta rupiah di 9M 2025
๐ฌ Piutang DS nol per September 2025, dari 108 juta rupiah di akhir 2024
๐ต Pendapatan & Kerugian
๐ Pendapatan 9M 2025 turun ke 30,05 miliar rupiah dari 37,83 miliar rupiah di 2024
๐ฝ๏ธ F&B anjlok dari 17,83 miliar ke 11,86 miliar rupiah turun 33,5%
๐ Laba bruto jatuh ke 16,47 miliar rupiah dari 21,56 miliar rupiah
โ ๏ธ Rugi sebelum pajak melebar ke 5,72 miliar rupiah dari 2,09 miliar rupiah naik 174%
๐งฎ Margin & Efisiensi
๐ Gross Profit Margin turun dari 57% ke 54,8%
๐ Margin Operasi turun dari 12,5% ke 1,4%
๐ธ Beban usaha turun tipis 16,82 miliar ke 16,04 miliar tapi pendapatan jatuh tajam
๐ป Penyusutan 7,23 miliar dan beban keuangan 1,16 miliar makin tekan laba
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
๐ง Arus Kas
๐ฐ CFO 1,63 miliar rupiah turun dari 3,68 miliar rupiah
๐ CFF keluar 4,08 miliar rupiah untuk bayar sewa dan pembiayaan
โ๏ธ Kas bersih turun 3,28 miliar rupiah
โ
FCF positif 0,8 miliar rupiah tapi tipis
๐ Neraca Keuangan
๐ฆ Aset turun 4,2% ke 204,81 miliar rupiah dari 213,79 miliar rupiah
๐ Liabilitas turun 7,2% ke 42,46 miliar rupiah
๐ Ekuitas turun 3,4% ke 162,35 miliar rupiah akibat rugi
โ ๏ธ Komposisi liabilitas masih berat di utang sewa ke FNCI
๐งพ Rugi Fiskal & Pajak
๐งฎ Rugi fiskal kumulatif 29,13 miliar rupiah
โ Aset pajak tangguhan belum diakui karena belum yakin bisa laba
๐ Potensi efisiensi pajak baru bisa dimanfaatkan jika sudah profit
๐๏ธโโ๏ธ Segmen Operasi
๐จ Akomodasi & Hotel Penunjang pendapatan 28,21 miliar rugi 5,21 miliar
๐ฏ Pusat Olahraga & Rekreasi pendapatan 1,84 miliar rugi 1,91 miliar
๐ Segmen rekreasi masih jadi beban bukan sumber laba
โ๏ธ Strategi Pemulihan
1๏ธโฃ Tingkatkan okupansi dan pulihkan F&B
2๏ธโฃ Manfaatkan rugi fiskal untuk efisiensi pajak
3๏ธโฃ Evaluasi segmen non-inti yang rugi
4๏ธโฃ Kurangi ketergantungan ke pihak berelasi
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
๐ฌ ๐ป Pendapatan turun, kas menipis, rugi naik, margin menyusut
๐ Tahun 2025 lebih berat dibanding 2024
๐ข Liabilitas turun dan investasi lebih efisien
๐ญ Jika efisiensi berjalan, peluang balik laba masih ada
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$EAST $DKFT
1/10