JP Morgan Sepanjang 2025 Ini Tidak Bosan - bosan Prediksi Market Amerika Akan Crash dan Resesi, Mereka Salah Prediksi Beberapa Kali Tapi Mereka Tetap Cuan Gede ๐ฟ
Diskusi di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Sepanjang tahun 2025, JP Morgan terus menerus meneriakkan resesi dan market crash sejak Januari sampai membuat banyak investor Indonesia bosan. Di komunitas investor nyangkut, narasi JP Morgan ini dibaca sebagai posisi menentukan opini. Bisa jadi JP Morgan memang benar atau memang lagi posisi short sejak awal tahun. Who knows. Tidak Boleh menuduh kalau tidak ada bukti. ๐ฟ
Hitungannya sederhana saja. Andaikan benar mereka pasang short di S&P 500 saat 5.300, sekarang indeks sudah 6.664, maka posisi seperti itu mestinya kena margin call. Pada perjalanannya mereka juga beberapa kali merevisi peluang resesi di 2025 dari 65% turun ke 50% lalu 40%. Sekelas JP Morgan pun bisa salah membaca timing. Ingat juga kasus Astra International. Tahun 2024 JP Morgan rekomendasi jual ASII karena dianggap ASII bakal kalah lawan BYD, lalu pada Agustus 2025 JP Morgan balik arah menyarankan beli lagi. Pelajarannya jelas. Pasar itu dinamis, bukan tempat untuk keras kepala. Kalau fakta berubah maka opini harus ikut berubah. JP Morgan bertahan sejak tahun 1799 sampai tahun 2025 bukan karena mereka selalu benar, melainkan karena mereka fleksibel seperti bunglon yang pandai menyesuaikan warna dengan lingkungan. Kalau fakta berubah ya opini harus berubah juga. Kalau awalnya kita dukung orang yang kita anggap orang masuk gorong - gorong itu tujuannya untuk bersihkan gorong - gorong dan tangkap tikus, kalau ternyata ada fakta baru yang menunjukkan bahwa orang yang masuk gorong - gorong itu malah berubah jadi bos besar tikus dalam gorong - gorong, ya itu artinya fakta berubah, maka opini harus ikut berubah. Jangan keras kepala. Banyak raksasa yang keras kepala seperti Lehman Brothers dan Solomon Brothers justru tumbang, sedangkan mereka yang selamat seperti JP Morgan itu bisa panjang umur karena mau menyesuaikan diri. ๐ฟUpgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di bursa dalam negeri, data 17 Oktober 2025 ketika ulang tahun Prabowo, menggambarkan rotasi yang rapi, bukan kepanikan. IHSG parkir di 7.915,66 dan terkoreksi harian sekitar 2,57%, tetapi arus asing all market justru net buy sekitar Rp3,04 triliun. Kuncinya ada di cara masuknya. Di pasar reguler memang asing net sell sekitar Rp304,03 miliar, sementara di transaksi tunai dan nego mereka net buy sekitar Rp3,34 triliun. Artinya institusi melakukan reposisi lewat blok, bukan buy ramai ramai di antrian reguler. Ini pola yang sering muncul di fase hati hati. Uang besar mengatur ulang portofolio, bukan lari keluar.
Dalam sebulan terakhir, periode 18 September sampai 17 Oktober, asing masih net buy all market sekitar Rp9,65 triliun dengan komposisi yang lagi lagi berat ke blok. Reguler net sell sekitar Rp9,02 triliun, sedangkan tunai dan nego net buy sekitar Rp18,67 triliun. IHSG sempat naik ke 8.257,86 sebelum berbalik sehingga penutupan bulan nyaris datar sekitar minus 0,53%. Yang nyata adalah rotasi. Asing mengurangi bank besar dan sebagian high beta, lalu menambah komoditas logam serta consumer defensif. Daftar pembelian reguler bulanan didominasi BRMS sekitar Rp2,52 triliun, diikuti nama nama seperti CUAN sekitar Rp657,88 miliar, ASII sekitar Rp631,19 miliar, BRPT sekitar Rp541,80 miliar, NCKL sekitar Rp349,63 miliar, TINS sekitar Rp317,40 miliar, ENRG sekitar Rp314,50 miliar, AADI sekitar Rp295,64 miliar, RAJA sekitar Rp294,79 miliar, MDKA sekitar Rp286,74 miliar, JPFA sekitar Rp242,01 miliar, ICBP sekitar Rp195,90 miliar, TLKM sekitar Rp173,10 miliar, KLBF sekitar Rp168,60 miliar, serta STAA sekitar Rp124,90 miliar. Di sisi lain terjadi distribusi besar pada bank. Perkiraan pembacaan angkanya, BBCA sekitar Rp4,66 triliun net sell, BBRI sekitar Rp3,82 triliun, BMRI sekitar Rp2,07 triliun, BBNI sekitar Rp1,06 triliun. Ini konsisten dengan cerita rotasi dan bukan shock keluar pasar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Data Harian Aseng 17 Oktober 2025 juga mengonfirmasi tema yang sama. Di reguler, asing paling banyak membeli BBCA sekitar Rp242,23 miliar, EMAS sekitar Rp182,80 miliar, ANTM sekitar Rp132,03 miliar, RAJA sekitar Rp106,11 miliar, PSAB sekitar Rp96,41 miliar, AMMN sekitar Rp56,83 miliar, INDY sekitar Rp55,93 miliar, MDKA sekitar Rp45,84 miliar, UNTR sekitar Rp45,22 miliar, dan CUAN sekitar Rp41,63 miliar. Ada yang defensif, ada yang komoditas, ada juga yang teknikal rebound. BBCA menarik untuk pantauan taktis karena net buy harian muncul setelah sebulan dua bulan ini banyak distribusi. Untuk pembacaan aliran yang lebih bersih, perhatikan streak aseng beli bersih. DRMA menorehkan 59 hari berturut turut, MSTI 30 hari, IPCM 30 hari, IPTV 18 hari, ROTI 17 hari, MYOR 16 hari, ADMG 13 hari, NCKL 11 hari, GEMS 11 hari. Semakin panjang streak, semakin besar peluang aliran itu berlanjut setidaknya sampai data berubah.
Dari sisi karakter aliran aseng, saham dengan aseng continuum buy dijadikan tulang punggung akumulasi aseng terukur. Kelompok ini mencakup komoditas logam dan alat berat seperti ANTM, NCKL, MDKA, EMAS, UNTR, AADI, ditambah defensif berarus kas seperti NISP, ROTI, GEMS, AMOR, serta MCOL. Sementara itu kelompok reversal buy aseng untuk uji porsi kecil sambil menunggu konfirmasi. Nama yang masuk kotak ini antara lain JPFA, PSAB, CUAN, ULTJ, BSSR, MLBI, PANR. Beberapa nama perlu kehati hatian karena volatil seperti RAJA yang sempat turun sekitar 9% pada hari yang sama walau masih ada net buy. BBCA lebih mirip pantulan taktis ketimbang pembalikan tren selama aliran bulanan belum berbalik positif.
Kalau ditarik ke horizon tiga bulan, gambarnya konsisten. Total net buy all market sekitar Rp8,16 triliun, sementara reguler net sell sekitar Rp9,92 triliun dan tunai serta nego net buy sekitar Rp18,09 triliun. IHSG masih naik sekitar 10,06% dalam tiga bulan dari 7.192,02 ke puncak 8.257,86 sebelum kembali ke 7.915,66. Di reguler, BRMS memimpin pembelian aseng sekitar Rp3,54 triliun, diikuti AMMN aseng sekitar Rp2,82 triliun, ASII aseng sekitar Rp2,24 triliun, CUAN aseng sekitar Rp1,95 triliun, serta ANTM seng aseng sekitar Rp785,30 miliar. Sisi penjualan tiga bulan lagi lagi menegaskan outflow di bank besar. Outflow aseng BBCA sekitar Rp15,12 triliun net sell, BMRI sekitar Rp5,75 triliun, ADRO sekitar Rp2,01 triliun, BBRI sekitar Rp1,69 triliun, BBNI sekitar Rp1,37 triliun. Polanya jelas. Dana pindah dari bank besar ke komoditas logam, energi, alat berat, dan consumer defensif.
ROTI mencatat streak 17 hari dengan net buy harian sekitar Rp144,47 juta dan aliran mingguan sekitar Rp402,01 juta, sementara harga sepekan dan sebulan masih minus tipis sehingga memberi ruang akumulasi. PBV 2,62, PER 34,03, yield sekitar 10,06%, FCF sekitar Rp323,17 miliar, dan net debt sekitar Rp651,50 miliar, cocok untuk tema staples yang disukai saat risk off. GEMS juga continuum aseng dengan streak 11 hari, aliran mingguan aseng sekitar Rp1,57 triliun dan bulanan sekitar Rp2,27 triliun, return sepekan dan sebulan masih negatif kecil, PBV 5,42, PER 10,48, yield sekitar 13,83%, FCF jumbo sekitar Rp5,42 triliun. NISP tampil sebagai bank defensif yang berbeda nasib dari empat besar, streak 8 hari, aliran mingguan sekitar Rp3,39 miliar dan bulanan sekitar Rp20,36 miliar, valuasi menarik PBV 0,74, PER 5,95, yield sekitar 7,97%. ULTJ mulai menunjukkan reversal buy dengan aliran mingguan sekitar Rp1,59 triliun dan bulanan sekitar Rp7,99 miliar, neraca bersih kas sekitar Rp2,05 triliun dan valuasi yang tidak mahal PBV 1,84, PER 11,41. AMOR punya cerita yield menarik hampir dua digit dengan aliran beruntun meski harga turun sehingga pas untuk akumulasi sabar. MCOL menunjukkan FCF besar sekitar Rp1,86 triliun dan posisi kas bersih sekitar Rp2,57 triliun sehingga mudah disukai asing walau pergerakan harga masih mendatar. Nama lain seperti BSSR, MLBI, PANR, IFII, RDTX, SILO berada pada spektrum dari reversal ringan sampai belum terkonfirmasi, sehingga butuh disiplin menunggu buy streak reguler beberapa hari sebelum menaikkan bobot.
Semua pola ini nyambung dengan narasi bos JP Morgan, Om Dimon, tentang risiko 6 sampai 24 bulan. Fase risk off biasanya memaksa dana keluar dulu dari emerging market termasuk Indonesia. Dampaknya kurs melemah, yield SUN naik, dan saham likuid ditekan. Setelah intervensi dan stabilisasi, dana lokal menyerap dan volatilitas normal kembali. Lalu masuk fase selektif. Dana kembali ke sektor ber-cash gede dan berarus kas kuat, juga ke SUN tenor menengah ketika real yield menarik. Untuk konfirmasi re entry, pantau DXY dan USD per IDR, selisih real yield SUN terhadap UST, VIX yang kembali ke kisaran normal, serta buy streak asing yang berubah hijau di BEI. Sementara menunggu sinyal lengkap, langkah praktisnya sederhana. Siapkan kas untuk cicil selot selot bertahap saat penurunan 10 sampai 30%, fokus dulu ke continuum buy yang sudah jelas alirannya, uji porsi kecil di reversal hanya setelah ada konfirmasi, dan jangan buru buru berasumsi bank besar sudah Reversal rebound sebelum data bulanan berkata demikian. Kecuali memang pengen spekulasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Meski headline global ramai oleh ramalan resesi yang berubah ubah, data domestik menunjukkan pasar kita sedang menjalani rotasi yang sehat. Uang tidak hilang, hanya pindah tempat. Saat ini yang paling rasional adalah bergerak dengan data. Ikuti arus yang konsisten, hormati sinyal yang baru muncul, dan jaga fleksibilitas seperti yang dilakukan pemain besar. Tujuannya sederhana. Bertahan ketika pasar ngos ngosan, lalu menambah saat peluang muncul dengan risiko yang terukur.
๐ง Narasi Besar 2025
๐ JP Morgan sepanjang 2025 terus menerus meneriakkan resesi dan market crash sejak Januari.
๐งฎ Awal tahun bilang peluang resesi 65%, pertengahan jadi 50%, lalu 40%.
๐ฃ Mereka short sejak awal tahun โ kalau benar short di S&P 500 level 5.300, sekarang 6.664, sudah kena margin call.
๐ฌ Awalnya bilang Amerika akan bangkrut pelan-pelan karena utang, tapi faktanya ekonomi masih kuat.
๐งฉ Fleksibilitas jadi kunci bertahan. Dulu jual ASII, sekarang malah rekomendasi beli lagi.
๐ฆ JP Morgan bertahan sejak 1799 sampai 2025 karena bunglon dan tahu kapan ubah arah.
๐ Kondisi IHSG 17 Oktober 2025
๐ต IHSG 7.915,66 turun 2,57%.
๐ฐ Net buy asing all market Rp3,04 triliun.
๐ด Reguler net sell Rp304,03 miliar.
๐ข Tunai dan nego net buy Rp3,34 triliun.
๐ Artinya bukan keluar pasar, tapi rotasi sektor besar-besaran lewat blok transaksi.
๐ผ Rotasi Asing Terbaca Jelas
๐ Keluar dari bank besar dan saham high beta.
๐งฒ Masuk ke komoditas logam (emas, nikel, tembaga), alat berat, dan consumer staples.
๐ช Top Net Buy Harian
1๏ธโฃ BBCA Rp242,23 miliar
2๏ธโฃ EMAS Rp182,80 miliar
3๏ธโฃ ANTM Rp132,03 miliar
4๏ธโฃ RAJA Rp106,11 miliar
5๏ธโฃ PSAB Rp96,41 miliar
6๏ธโฃ AMMN Rp56,83 miliar
7๏ธโฃ INDY Rp55,93 miliar
8๏ธโฃ MDKA Rp45,84 miliar
9๏ธโฃ UNTR Rp45,22 miliar
๐ CUAN Rp41,63 miliar
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
๐ฆ Top Net Sell Harian
BMRI Rp375,9 miliar
BBRI Rp159,7 miliar
BBNI Rp49,9 miliar
BREN Rp103,5 miliar
CDIA Rp43,9 miliar
๐ Streak Beli Asing Paling Panjang
โ๏ธ $DRMA 59 hari
๐ป MSTI 30 hari
โ IPCM 30 hari
๐บ IPTV 18 hari
๐ ROTI 17 hari
๐ฌ MYOR 16 hari
๐งช ADMG 13 hari
โ๏ธ NCKL 11 hari
๐ชจ GEMS 11 hari
๐งฉ Pola 1 Bulan Terakhir (18 Sepโ17 Okt)
๐ฐ Net buy asing total Rp9,65 triliun.
๐ด Reguler net sell Rp9,02 triliun.
๐ข Nego dan tunai net buy Rp18,67 triliun.
๐ IHSG turun tipis 0,53% tapi masih kuat setelah sempat ke 8.257,86.
๐ช Top Net Buy 1 Bulan
๐๏ธ BRMS Rp2,52 triliun
โ๏ธ CUAN Rp657,88 miliar
๐ ASII Rp631,19 miliar
๐ BRPT Rp541,80 miliar
โ๏ธ NCKL Rp349,63 miliar
๐ MDKA Rp286,74 miliar
๐ฐ EMAS Rp352,77 miliar
โก ENRG Rp314,50 miliar
๐ AADI Rp295,64 miliar
๐ RAJA Rp294,79 miliar
๐ JPFA Rp242,01 miliar
Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
๐ฆ Top Net Sell 1 Bulan
BBCA Rp4,66 triliun
BBRI Rp3,82 triliun
BMRI Rp2,07 triliun
BBNI Rp1,06 triliun
๐ Tiga Bulan Terakhir (18 Juliโ17 Okt)
๐ต F Buy Rp514,48 triliun | F Sell Rp506,31 triliun
๐ข Net Buy Rp8,16 triliun total
๐ด Reguler net sell Rp9,92 triliun
๐ข Nego dan tunai net buy Rp18,09 triliun
๐ IHSG naik 10,06% dari 7.192 ke 8.257
๐ฅ Top Net Buy 3 Bulan
$BRMS Rp3,54 triliun
AMMN Rp2,82 triliun
ASII Rp2,24 triliun
CUAN Rp1,95 triliun
ANTM Rp785,30 miliar
BRPT Rp671,90 miliar
AADI Rp577,80 miliar
MDKA Rp574,20 miliar
NCKL Rp503,40 miliar
๐ฆ Top Net Sell 3 Bulan
$BBCA Rp15,12 triliun
BMRI Rp5,75 triliun
BBRI Rp1,69 triliun
BBNI Rp1,37 triliun
ADRO Rp2,01 triliun
๐ Saham Favorit Asing (Continuum Buy)
๐ข NISP PBV 0,74 PER 5,95 DY 7,97
๐ข ROTI streak 17 hari PBV 2,62 PER 34,03 DY 10,06
๐ข GEMS streak 11 hari PBV 5,42 PER 10,48 DY 13,83
๐ข AMOR yield 9,88 aliran stabil
๐ข MCOL FCF Rp1,85 triliun kas bersih Rp2,57 triliun
๐ช ANTM, NCKL, MDKA, EMAS, UNTR, AADI akumulasi kuat
๐ก Reversal Buy (Masih Butuh Konfirmasi)
JPFA, PSAB, CUAN, ULTJ, BSSR, MLBI, PANR
๐ด Belum Konfirmasi / Tekanan Jual
IFII, RDTX, SILO, JSPT
๐งญ Interpretasi Taktis
๐ง Fase kejut โ tambah kas dan beli bertahap di penurunan 10โ30%.
๐ก๏ธ Fase stabil โ akumulasi Continuum Buy sambil pantau streak reguler.
๐ Fase pemulihan โ baru rotasi ke bank besar kalau net foreign 1 bulan berbalik positif dan harga di atas MA200.
๐ Implikasi Global
๐ต Dana dunia masih parkir di kas, T-bills, dan UST pendek.
๐ Valuasi AS makin mahal, forward PER 22,7.
โ ๏ธ Volatilitas naik, VIX sekitar 23โ25.
๐ฃ High yield spread mulai melebar.
๐ช DXY turun dari 129 ke 98โ99, tanda likuiditas mulai longgar.
๐ฎ๐ฉ Rupiah masih di kisaran 16.000 per USD, menunjukkan risk-off fase awal.
๐ฆ Arus Dana ke Indonesia (Pola 3 Fase)
1๏ธโฃ Fase kejut โ outflow dari ETF EM, jual SUN, IDR melemah.
2๏ธโฃ Fase stabilisasi โ BI intervensi, DNDF, investor lokal serap.
3๏ธโฃ Fase selektif โ asing masuk lagi ke saham defensif berdividen dan SUN tenor 3โ7 tahun.
๐ Sinyal Masuk yang Perlu Dipantau
๐ต DXY melemah.
๐ SUN 10Y vs UST 10Y spread real yield membaik.
๐งฏ VIX turun ke kisaran normal.
๐ข Net foreign buy streak di IDX positif.
๐งฎ CDS Indonesia turun dan risiko Asia HY mengecil.
โ
Uang asing tidak keluar, hanya pindah tempat.
โ
Rotasi ke emas, nikel, alat berat, konsumsi, dan telko.
โ
Bank besar masih fase distribusi.
โ
IHSG turun karena switching sektor, bukan panic selling.
โ
Strategi terbaik: ikuti aliran, sabar akumulasi di saham yang buy-nya kontinu, dan tetap fleksibel seperti JP Morgan yang bertahan karena tahu kapan berubah arah.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10









