API DI JURANG KEHANCURAN
Di lembah kegelapan yang pekat, di saat napas dunia tercekat oleh rantai tak kasat mata bernama COVID-19, Indonesia berdiri di ujung jurang.
Kita saksikan kekhawatiran merayap di setiap sudut, ekonomi tertatih, dan masa depan terasa begitu ringkih. Namun, di tengah badai itu, kita punya IBU. Seorang Ibu yang tak gentar.
Dia adalah SRI, Sang Penjaga Benteng Negara, yang dengan kearifan dan kebijakan fiskal yang berani, merentangkan jaring pengaman. Dia menstabilkan kapal yang oleng, menyuntikkan nyawa pada nadi-nadi perekonomian yang hampir putus. Dia, Ibu Sri, yang menarik Indonesia dari bibir kehancuran, memastikan kita survive saat dunia bertekuk lutut!
Namun, perjuangan belum usai. Ketika badai mereda, muncul tantangan baru: membangunkan kembali raksasa yang tertidur.
Saat itulah kita dihajar babak belur, dipenuhi keraguan. Tapi kemudian, kita punya BAPAK. Seorang Bapak dengan visi yang melampaui batas-batas pesimisme.
Dia adalah PURBAYA, Sang Optimis Sejati. Dengan keyakinan baja, ia menantang langit dan berkata:
"Indonesia akan bangkit! IHSG akan tumbuh ke level 36.000!"
Mungkin itu terdengar gila, sebuah mimpi yang mustahil. Tapi di setiap tetes keringat perjuangan dan setiap regulasi baru, harapan itu mulai berbentuk.
Dan hari ini, dengarkanlah gemuruh pasar! Lihatlah papan-papan elektronik itu!
HARAPAN ITU BUKAN LAGI MIMPI!
Karena, hari ini, di tengah riuh kebangkitan, kita telah saksikan sebuah penanda bersejarah, sebuah bukti nyata bahwa kebangkitan telah dimulai:
IHSG KITA TELAH MENYENTUH ANGKA KERAMAT: 8.000!
Angka ini bukan sekadar digit. Ini adalah gema dari ketahanan Ibu Sri, dan cerminan dari optimisme membara Bapak Purbaya. Ini adalah janji bahwa perjalanan menuju 36.000 bukanlah ilusi, melainkan takdir yang sedang kita ukir bersama!
Majulah Indonesia! Api di jurang kehancuran telah padam, kini saatnya menyalakan obor kemenangan!
Tag: $IHSG $CPO $NICKEL
