imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$IHSG memang tidak mencerminkan perekonomian nasional, yang lebih representatif adalah $IDX30 dan $LQ45

Tapi bukan berarti kondisi stock market itu tidak berdampak penting. Ada runutannya:

1. Sejak setidaknya 5 tahun terakhir, jumlah kelas menengah di Indonesia menurun drastis, dan yang bertambah adalah aspiring middle class atau calon kelas menengah

2. Karena hal ini, perekonomian yang kalau kita lihat di pertengahan 2000an sampai pertengahan 2010an ditopang oleh konsumsi kelas menengah, setelah itu sampai saat ini ditopang oleh konsumsi kelas wealthy

3. Kelas wealthy punya banyak aset likuid di stock market, yang implikasinya sentimen stock market dapat memengaruhi mood kelas wealthy

4. Kalau kelas wealthy dapat sentimen baik dari stock market, mereka akan lebih mood untuk belanja, misalnya kalau mereka habis TP besar, mereka cenderung self reward bahkan mentraktir kerabat-kerabatnya untuk merayakan kemenangan dia. Begitu pula kalau mereka dapat sentimen negatif, ini bisa mengurangi kepercayaan diri mereka dalam impulsive spending

5. Berkurangnya semangat belanja dari kelas wealthy dapat mengontraksi pendapatan perusahaan. Kontraksi laba perusahaan dapat menekan perusahaan untuk melakukan efisiensi. Diantara 1001 efisiensi, yang paling mudah dilakukan adalah dengan mengurangi tenaga kerja, dan memeras tenaga bagi pekerja yang tersisa, tanpa benefit tambahan bagi pekerja

Ini ditambah dengan bracket pajak yang sudah tidak lagi berdasarkan penghasilan tahunan, melainkan bulanan, yang artinya untuk pekerja dengan bracket pajak yang nanggung, kalau dia mengambil pekerjaan tambahan atau mendapatkan bonus kinerja, bracket pajaknya akan spiking di bulan itu juga, sehingga net income mereka akan turun signifikan dibandingkan dengan perhitungan pajak di aturan sebelumnya. Aturan baru ini tentunya tidak lepas dari trigger tren hustle culture Gen-Z yang banyak mengambil pekerjaan sampingan, yang juga dimulai sejak setidaknya 5 tahun terakhir

6. Tenaga semakin dikuras tapi net real economic benefit berkurang, angkatan produktif semakin terdorong jatuh dari kelas menengah ke calon kelas menengah. Dan yang sudah ada di calon kelas menengah, semakin tidak mampu untuk belanja

7. Kelas menengah semakin menipis dan semakin mustahil untuk diandalkan sebagai penopang ekonomi, ketergantungan pada belanja kelas wealthy semakin besar

Ini semua menjadi sirkuit yang terus berputar.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy