Hadiah Market Untuk Ulang Tahun Prabowo ke 74 = IHSG Nyungsep
IHSG lagi anjlok di tanggal 17 Oktober 2025, tepat di hari ulang tahun ke-74 Presiden Prabowo. Momen yang seharusnya ramai ucapan malah diwarnai merah di layar monitor. Saham-saham konglomerat besar seperti BREN, DSSA, dan DCII yang selama ini jadi penopang utama indeks ikut nyungsep bareng, bikin IHSG kehilangan pegangan. Kapitalisasi pasar rontok serentak, dan investor mulai bertanya, apakah masih ada saham fundamental yang labanya besar dan layak dikoleksi di tengah badai ini. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau disisir dari screener fundamental, ternyata masih banyak emiten dengan laba jumbo yang tetap sehat meski harga sahamnya lagi turun tajam. Indofood Sukses Makmur (INDF) jadi contoh paling kuat. Harga hanya turun tipis 0,70% tapi valuasi sudah murah dengan PBV 0,92 dan PER 5,36. Laba naik 51,48% dan pendapatan 4,45%. Satu-satunya risiko cuma di biaya bahan baku dan potensi regulasi harga pangan, tapi secara keseluruhan INDF tetap kelihatan kokoh.
Anak usahanya, Indofood CBP (ICBP), justru lebih agresif. Harganya sudah jatuh 24,80% tapi labanya melonjak 56,49%. PBV 2,31 dan PER 9,90 masih bisa diterima, apalagi buat sektor consumer goods besar. Meski terpapar risiko kenaikan harga gandum impor yang bisa menekan margin, kekuatan brand Indomie tetap jadi tembok pertahanan utama.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
AKR Corporindo (AKRA) juga menarik buat dilirik. Sahamnya koreksi 28,19% tapi bisnisnya masih kuat. Laba naik 17,66%, pendapatan naik 14,84%, PBV 1,83 dan PER 9,10. Risiko utama ada di fluktuasi harga BBM dan bahan kimia industri, tapi karena distribusinya sudah terkunci kontrak jangka panjang, margin masih aman.
BFI Finance (BFIN) termasuk saham value yang masih undervalued. PBV 1,08 dan PER 7,45, dengan laba tumbuh 11,15% dan pendapatan 6,21%. Tapi sektor pembiayaan memang lagi menurun, ditambah kekhawatiran soal kredit kendaraan dan kualitas aset. Meski begitu, arus kas mereka positif dan manajemennya disiplin, jadi BFIN masih punya peluang rebound.
Sektor perbankan juga menyimpan peluang besar. Bank CIMB Niaga ($BNGA), Danamon (BDMN), Panin Bank ($PNBN), dan Maybank Indonesia (BNII) semuanya punya PBV di bawah 1. BNGA PBV 0,78 dengan PER 6,08, BDMN PBV 0,44 dengan PER 6,97, PNBN PBV 0,45 dengan PER 8,68, dan BNII PBV 0,49 dengan PER 13,24. Meski pertumbuhan kredit belum kencang, valuasi yang sangat murah membuatnya layak dipantau. BNII bahkan mencatat lonjakan laba 348,11% karena efisiensi pencadangan, walau perlu waktu untuk membuktikan keberlanjutannya.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di sektor properti, Ciputra Development (CTRA) dan Pakuwon Jati ($PWON) mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Harga CTRA sudah turun 35,87% tapi labanya naik 20,01% dan pendapatan 16,77%. PWON juga kuat dengan pertumbuhan laba 34,23%. PBV masing-masing 0,72 dan 0,79. Walau margin mereka agak tertekan karena porsi proyek rumah menengah ke bawah, tren suku bunga turun dan insentif PPN bikin sektor properti berpotensi jadi penggerak baru IHSG kalau pasar pulih.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Selamat Sempurna (SMSM) termasuk saham defensif dengan pertumbuhan konsisten. Laba naik 18,48% dan pendapatan 8,76%, valuasi PBV 2,82 dan PER 9,71 masih masuk akal. Meski ekspor ke Amerika dan Eropa sedikit menurun, margin tetap kuat berkat efisiensi dan diversifikasi produk.
Cisarua Mountain Dairy (CMRY) atau Cimory masih jadi idola di segmen growth, tapi harganya mahal. PBV 6,05 dan PER 19,96 dengan laba naik 23,86%. Risiko terbesar datang dari biaya susu mentah dunia yang naik, sementara ruang menaikkan harga jual terbatas.
Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) juga mulai masuk fase jenuh. PBV 5,26 dan PER 23,48 sudah terlalu tinggi, padahal laba cuma naik 4,99%. Perusahaan malah fokus menutup toko-toko yang kurang efisien. Ini menunjukkan pertumbuhan melambat meski bisnis masih stabil.
Dua ritel gaya hidup, Mitra Adiperkasa (MAPI) dan MAP Aktif (MAPA), juga belum pulih. Penjualan toko sama menurun, margin turun, dan mereka lagi sibuk menekan biaya operasional. Dengan valuasi PBV di atas 1,5 keduanya belum terlalu menarik sampai ada tanda pemulihan konsumsi kelas menengah.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sektor menara telekomunikasi seperti Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) dan Sarana Menara Nusantara (TOWR) juga ikut stagnan. Pertumbuhan tenant moderat dan beban bunga tinggi. TOWR bahkan sedang persiapan rights issue yang bisa menekan harga saham karena efek dilusi. Walau bisnisnya defensif dan stabil menghasilkan kas, ekspektasi pasar sudah terlalu tinggi.
Sektor big cap seperti Bank Central Asia (BBCA) dan Kalbe Farma (KLBF) masih jadi jangkar stabilitas IHSG. BBCA tetap mencetak laba tapi hanya tumbuh 7,96%. NIM-nya datar dan biaya kredit naik sedikit, menekan laba bersih. KLBF menghadapi risiko pelemahan rupiah karena bahan baku impor tapi masih mampu menjaga pertumbuhan laba 9,41% berkat diversifikasi di farmasi dan nutrisi.
Dari keseluruhan peta ini, saham dengan laba besar tapi valuasi masih masuk akal adalah INDF, AKRA, BFIN, dan CTRA. Keempatnya punya PBV rendah, PER di bawah 10, dan pertumbuhan laba dua digit yang berkelanjutan. Mereka berpotensi jadi rebound leader saat pasar mulai tenang. BNII juga menarik untuk spekulasi karena lonjakan laba ekstrem, tapi investor perlu hati-hati karena bisa jadi hanya efek sementara.
Walau IHSG lagi ngos-ngosan akibat rontoknya saham konglomerat besar seperti BREN, DSSA, dan DCII, masih banyak saham dengan laba tebal dan valuasi murah yang justru kelihatan lebih menarik. Di tengah koreksi ini, investor jeli justru bisa menemukan permata tersembunyi yang siap memimpin kebangkitan IHSG di kuartal pertama 2026. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
đ IHSG 17 Oktober 2025
Anjlok bersamaan dengan ulang tahun ke-74 Presiden Prabowo karena saham konglomerat besar BREN, DSSA, dan DCII nyungsep bareng. Pasar panik, tapi di tengah koreksi ini masih ada saham dengan laba jumbo dan valuasi menarik.
â
INDF â Indofood Sukses Makmur
⢠PBV 0,92 ⢠PER 5,36
⢠Laba naik 51,48% ⢠Revenue naik 4,45%
⢠Murah, stabil, undervalued
⢠Risiko: biaya bahan baku dan regulasi pangan
â
ICBP â Indofood CBP
⢠PBV 2,31 ⢠PER 9,90
⢠Laba naik 56,49% ⢠Harga turun 24,80%
⢠Masih wajar untuk consumer goods
⢠Risiko: kenaikan harga gandum impor
â
AKRA â AKR Corporindo
⢠PBV 1,83 ⢠PER 9,10
⢠Laba naik 17,66% ⢠Revenue naik 14,84%
⢠Bisnis distribusi energi dan kimia defensif
⢠Risiko: fluktuasi harga komoditas
â
BFIN â BFI Finance Indonesia
⢠PBV 1,08 ⢠PER 7,45
⢠Laba naik 11,15% ⢠Revenue naik 6,21%
⢠Arus kas kuat, manajemen disiplin
⢠Risiko: kredit kendaraan dan kualitas aset
â
BNII â Bank Maybank Indonesia
⢠PBV 0,49 ⢠PER 13,24
⢠Laba melonjak 348,11%
⢠Efisiensi pencadangan, pemulihan kuat
⢠Risiko: keberlanjutan pertumbuhan laba
â
BNGA â Bank CIMB Niaga
⢠PBV 0,78 ⢠PER 6,08
⢠Laba naik 1,41% ⢠Valuasi sangat murah
⢠Risiko: NIM tertekan, biaya dana tinggi
â
BDMN â Bank Danamon Indonesia
⢠PBV 0,44 ⢠PER 6,97
⢠Laba naik 12,27% ⢠Harga terdiskon
⢠Risiko: sektor otomotif lesu
â
PNBN â Bank Panin Indonesia
⢠PBV 0,45 ⢠PER 8,68
⢠Laba naik 8,16% ⢠Harga minus 44%
⢠Risiko: NPL tinggi, konsentrasi debitur besar
â
CTRA â Ciputra Development
⢠PBV 0,72 ⢠PER 6,64
⢠Laba naik 20,01% ⢠Revenue naik 16,77%
⢠Properti undervalued, efisien
⢠Sentimen positif dari suku bunga turun
â
PWON â Pakuwon Jati
⢠PBV 0,79 ⢠PER 7,42
⢠Laba naik 34,23%
⢠Mall dan hotel kuat, properti stabil
⢠Risiko: segmen kantor melambat
â
SMSM â Selamat Sempurna
⢠PBV 2,82 ⢠PER 9,71
⢠Laba naik 18,48% ⢠Revenue naik 8,76%
⢠Margin tebal, ekspor stabil
⢠Risiko: siklus truk di AS dan Eropa lesu
â ď¸ CMRY â Cimory
⢠PBV 6,05 ⢠PER 19,96
⢠Laba naik 23,86% ⢠Revenue naik 16,60%
⢠Pertumbuhan tinggi tapi valuasi mahal
⢠Risiko: harga susu mentah naik
â ď¸ AMRT â Alfamart
⢠PBV 5,26 ⢠PER 23,48
⢠Laba naik 4,99% ⢠Revenue naik 7,76%
⢠Ritel defensif tapi growth melambat
⢠Risiko: ekspansi diganti efisiensi
â ď¸ MAPI â Mitra Adiperkasa
⢠PBV 1,66 ⢠PER 10,93
⢠Laba naik 6,85% ⢠SSSG kuartal dua minus 3,5%
⢠Risiko: konsumsi melemah, stok tinggi
â ď¸ MAPA â MAP Aktif
⢠PBV 2,25 ⢠PER 12,91
⢠Laba naik 12,87% ⢠Margin turun ke 46%
⢠Efisiensi toko, pertumbuhan lemah
â ď¸ MTEL â Dayamitra Telekomunikasi
⢠PBV 1,43 ⢠PER 21,19
⢠Tenant growth moderat, beban bunga tinggi
⢠Risiko: ekspansi berat, valuasi tinggi
â ď¸ TOWR â Sarana Menara Nusantara
⢠PBV 1,62 ⢠PER 9,75
⢠Laba naik 2,93%
⢠Rights issue berpotensi dilusi
⢠Risiko: pertumbuhan tenant melambat
â
BBCA â Bank Central Asia
⢠PBV 3,53 ⢠PER 15,93
⢠Laba naik 7,96%
⢠CASA kuat, paling stabil di big bank
⢠Risiko: biaya kredit naik, NIM datar
â
KLBF â Kalbe Farma
⢠PBV 2,49 ⢠PER 14,10
⢠Laba naik 9,41% ⢠Revenue naik 4,60%
⢠Bisnis farmasi dan nutrisi kuat
⢠Risiko: bahan baku impor dan kurs
đď¸ Sektor defensif
FMCG ⢠Farmasi ⢠Properti
đ IHSG memang jeblok bareng saham konglomerat, tapi di tengah tekanan ini justru muncul peluang baru dari saham berfundamental kuat dengan laba besar dan valuasi murah yang siap memimpin rebound IHSG di awal 2026.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU