Tactical Rotation: From Conglomerate to Blue Chip
Sejak awal tahun, IHSG telah menguat +14,8% YTD per 16 Oktober 2025 dan kini diperdagangkan di level all–time high (ATH) baru, melampaui level ATH sebelumnya pada September 2024. Kenaikan IHSG ini utamanya didorong oleh kenaikan saham–saham konglomerasi, yang terefleksi pada perbedaan performa IHSG dibandingkan indeks yang didominasi saham–saham blue chip seperti LQ45. Di saat IHSG menguat +14,8% YTD, indeks LQ45 mengalami penurunan -5,6% YTD, dengan gap performa di antara keduanya semakin melebar sejak pertengahan 2025.
Namun, dalam 2 hari terakhir, performa saham–saham blue chip mulai mengungguli saham–saham konglomerasi dengan indeks LQ45 mengalami kenaikan +1,1% dibandingkan IHSG +0,7%, salah satunya didorong aksi profit taking pada saham–saham konglomerasi. Kami menilai bahwa dengan kenaikan harga saham–saham konglomerasi yang sudah masif, investor dapat merotasi atau melakukan rebalancing ke beberapa saham blue chip untuk mengelola risk–reward portofolio.
Kami melihat sektor consumer dan banking dapat menjadi pilihan bagi investor, mengingat valuasi keduanya sudah berada di level yang rendah secara historis. Secara umum, valuasi emiten–emiten di sektor consumer telah terdiskon lebih dari -1 standar deviasi di bawah rata–rata historis, sementara valuasi emiten–emiten di sektor banking hampir -2 standar deviasi di bawah rata–rata historis. Kami menilai potensi risiko penurunan lanjutan di kedua sektor tersebut relatif terbatas, dengan kelanjutan foreign outflow menjadi salah satu risiko utama yang kami lihat. Sebaliknya, jika aksi profit taking pada saham–saham konglomerasi berlanjut, potensi upside yang ditawarkan sektor consumer dan banking cukup menarik, menurut kami. Pada tabel, dapat dilihat valuasi beberapa saham consumer dan big banks beserta perhitungan potensi upside dari pemulihan valuasi ke level–level tertentu.
Secara fundamental, sektor consumer memiliki prospek pertumbuhan laba bersih yang relatif lebih baik pada 2025–2026F dibandingkan big banks, dengan $ICBP + $INDF dan $KLBF paling menonjol dari aspek ini. Sementara itu, big banks — kecuali BBCA — berpotensi mengalami penurunan laba pada 2025F sebelum pulih pada 2026F, tetapi hal ini dikompensasikan dengan prospek dividen (dividend yield) yang relatif lebih tinggi dibandingkan sektor consumer. Dalam jangka pendek, kami memperkirakan rilis kinerja 3Q25 secara umum berpotensi menjadi yang terendah (bottom) dan akan mulai pulih pada 4Q25.
----------
Edi Chandren (@edichand)
Investment Analyst Lead Stockbit