imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$CNKO $DWGL
Saya baca tulisan terakhir soal CNKO yang bilang kemungkinan terburuk bisa kayak BRAU & FREN, dan jujur menurut saya itu narasi yang udah ga relevan sama kondisi sekarang.
CNKO sekarang udah beda banget dari era Sinarmas. Pengendalinya bukan Sinarmas lagi, tapi Anderson Bay Pte Ltd, entitas luar negeri yang udah resmi terdaftar dan aktif restrukturisasi dari tahun lalu.

Buktinya jelas, bukan asumsi.
Per 6 Oktober 2025 CNKO udah kirim Laporan Fakta Material ke OJK (bisa dicek di IDX) isinya mereka dan Anderson Bay beli balik saham anak-anak usahanya (EBI, AJP, TLS, dan SRI).
Nilainya memang kecil, tapi tujuannya besar: nyatuin lagi semua anak usaha di bawah kendali CNKO.
Kalau niatnya jual aset, ngapain mereka repot beli dan lapor resmi ke OJK?
Mereka bisa diam-diam jual aja lewat pihak ketiga, tapi yang dilakukan malah transparan dan sesuai POJK 42/2020 tentang transaksi afiliasi.

Lalu soal kinerja, ini bukan perusahaan rugi yang tinggal nunggu mati.
CNKO udah balik laba Rp 191 miliar (TTM), EBITDA Rp 308 miliar, free cash flow positif Rp 34 miliar.
PER cuma 4,7× dan P/S 0,47×, jadi secara valuasi ini malah tergolong undervalued.
Masalah mereka cuma satu: ekuitas masih minus.
Dan itu sedang diperbaiki lewat rencana inbreng aset sekitar Rp 2 triliun dari Anderson Bay, supaya neraca langsung balik positif dan bisa keluar dari papan pemantauan di batch evaluasi BEI Februari 2026.

Peraturan BEI Nomor I-X jelas banget: perusahaan bisa keluar dari papan khusus kalau sudah tidak punya ekuitas negatif, sudah ada pendapatan, tidak sedang PKPU, dan harga saham di atas Rp50.
Semua syarat itu sudah atau sedang dipenuhi CNKO.
Laporan keuangan terakhir positif, anak usaha beroperasi, harga stabil di atas Rp50, dan rencana injeksi aset tinggal tunggu eksekusi.

Narasi yang bilang “Anderson Bay cuma mau anak usaha seperti ABE JAYA atau SEKTI RAHAYU” itu juga ga nyambung.
Kalau mereka mau ambil aset lalu tinggalin cangkangnya, mereka ga perlu repot lapor ke OJK, bikin akuisisi internal, atau restrukturisasi utang.
Mereka tinggal cabut aja lewat tender privat.
Yang dilakukan sekarang justru kebalikannya, mereka bersih-bersih struktur dulu sebelum corporate action besar.
Itu pola klasik sebelum rights issue, merger, atau injeksi aset.

Tentang utang Rp 270 miliar yang jatuh tempo Desember 2025, itu bukan hal baru.
Angka itu sudah ada di laporan lama, dan dengan arus kas positif serta rencana inbreng, sangat bisa diselesaikan tanpa drama.
Selama ini belum ada satu pun surat peringatan suspensi atau ancaman delisting dari BEI atau OJK.
Justru sebaliknya, CNKO terus memenuhi kewajiban keterbukaan dan transparansi.

Jadi dibanding nyebar fear, mending lihat data.
Anderson Bay datang bukan buat bubarin CNKO, tapi buat relaunch perusahaan ini jadi holding energi-logistik.
Makanya anak usaha seperti EBI, TLS, AJP, SRI disatukan kembali, biar konsolidasi keuangan bisa penuh.
Begitu ekuitas positif dan notasi khusus dicabut, market bakal re-rate valuasi CNKO ke level yang pantas.
Harga 100 saat ini udah murah, bahkan secara rasio masih di bawah valuasi perusahaan tambang lain yang punya kondisi serupa.

Intinya: CNKO bukan lagi cerita lama soal Sinarmas atau DWGL.
Sekarang ini perusahaan yang lagi dalam fase transisi dari saham bermasalah jadi saham turnaround.
Dan kalau rencana inbreng benar terjadi di Q4 ini, laporan tahunan 2025 bakal nunjukin ekuitas positif, CNKO keluar dari papan pemantauan di Februari 2026, dan valuasi bisa ke 250-500 di fase normalisasi.
Bukan hype, tapi logika pasar dan regulasi BEI.

Saya tidak mengajak siapa pun untuk beli atau jual, saya hanya mengajak melihat fakta.
Kadang yang bikin panik bukan datanya, tapi dramanya.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy