Banyak yang bertanya kenapa riset saya condong ke $LEAD atau Logindo Samudramakmur. Jawabannya sederhana: struktur dan izin LEAD sudah siap pakai untuk $CBRE.
LEAD memiliki izin migas aktif (SKUP), terdaftar sebagai vendor resmi Pertamina dan Medco, serta memiliki porsi free float sekitar 45 persen yang membuatnya sangat mudah diakuisisi tanpa perlu tender. Dengan harga saham yang masih di kisaran Rp 80-an dan valuasi pasar di bawah Rp 500 miliar, posisinya saat ini tergolong sangat undervalued untuk ukuran perusahaan dengan izin operasional migas lengkap.
Bandingkan dengan $WINS yang memang memiliki armada kapal modern, tetapi valuasinya sudah mencapai sekitar Rp 2,5 triliun dan struktur kepemilikannya jauh lebih rumit. Jika kamu berada di posisi CBRE, pilihan paling logis tentu jatuh kepada LEAD karena perusahaan yang legalitasnya lengkap, valuasinya murah, proses akuisisinya bisa berjalan cepat dan 100% compatible dengan kapal Hilong 106.
Apalagi CBRE baru saja menggelontorkan dana sekitar 100 juta dolar AS untuk membeli kapal Hilong 106. Sangat kecil kemungkinan mereka akan mengambil target perusahaan yang mahal. Dengan memilih LEAD, sisa dana bisa dialihkan untuk peremajaan kapal, retrofit, serta memperkuat operasional di fase awal ekspansi offshore.
Ketika CBRE mengatakan prosesnya “masih confidential”, itu justru menjadi sinyal kuat bahwa NDA sudah berjalan dan kesepakatan utama telah tercapai. Sekarang semuanya tinggal menunggu hasil RUPS pada 27 Oktober untuk mendapatkan persetujuan resmi dari pemegang saham.
Jika benar akuisisi ini terkonfirmasi, LEAD berpotensi mengalami re-rating valuasi hingga tiga sampai lima kali lipat, seperti lonjakan yang terjadi pada CBRE di awal tahun 2025.
Ini bukan ajakan untuk membeli saham, melainkan hasil riset dan analisis pribadi yang saya bagikan secara terbuka. Selalu lakukan riset sendiri sebelum mengambil keputusan investasi.
#LEAD #CBRE #offshore #migas #IDX #multibaggerpotential