ANALISA $WIFI PART 3 - EMITEN YANG TERDAMPAK ANDAIKAN WIFI MENANG LELANG FREKUENSI
鈿狅笍Disclaimer : Ini bukan ajakan jual beli tapi hanya sebagai insight. Saya sudah mengajak masuk lama sejak di Support. Sedangkan sekaramg diposisi pucuk dan rawan Taking Profit. Sebelum membaca ini pastika sudah membaca part sebelumnya agar nyambung.
Analisa sebelumnya :
Part 1 (WIFI dapat Inject 4T dari asing) https://stockbit.com/post/21812469
Part 2 (Manfaat kalau WIFI menang lelang) https://stockbit.com/post/22066086
Yang pertama ketahui dulu siapa yang bermitra dengan WIFI. Karna mereka pasti bakal terdampak langsung.
1. $INET (Sinergi Inti Andalan Prima) sudah pasti seperti analisa saya sebelumnya kalau WIFI udah kontrak kabel bawah laut milim INET dengan kapasitas Bandwidth 10 Terabit selama 10 tahun.
2. Lebih dari 50 ISP lokal (penyedia layanan internet) tiap daerah terutama layanan Backbone, sewa kapasitas jaringan, dan rack. Kalau yang ini bisa dampak buruk karna kalau WIFI beralih jadi ISP, maka bisa berhenti berkontrak dengan ISP lokal.
3. OREX SAI Inc (JV NTT DOCOMO + NEC) menandatangani MOU strategis untuk membawa solusi Fixed Wireless Access (FWA) berbasis Open RAN guna menjangkau komunitas yang underserved.
4. $DOOH (digital out-of-home / media luar ruang) WIFI menggandeng PT Era Media Sejahtera (DOOH) untuk memasarkan layanan internet murah ke masyarakat sampai 40 juta pelanggan melalui platform DOOH.
5. NTT East Corporation (Yang inject 4T) dan pihak lain (Qualcomm, Nokia, Huawei) dalam pengembangan backbone & jaringan FTTH / FWA untuk penetrasi ke rumah tangga serta segmen mid-to-low end rumah dan sekolah seperti WIFI 7.0 yang dilaunching pertamakali dan satu2nya saat ini di Indonesia.
Selain itu, seperti yang telah saya bahas sebelumnya, kalau WIFI menang lelang, maka bisa merubah segmen perusahaan dari cuma penyedia jaringan internet bisa menjadi broadband atau yang memancarkan akses internet langsung ke rumah tangga. Apa tantangannya?
Memberikan akses internet yang dibutuhkan ada beberapa pilihan. 1 Kabel Fiber Optic yang harus ditarik dari penyedia sampe pelanggan, dan menggunakan mitra inffastruktur kabel milik perusahaan mitra. Tapi untuk apa menang lelang kalau tidak dipakai frekuensinya?
Nah, oleh karena itu menggunakan Frekuensi membutuhkan alat wajib agar WIFI bisa menjangkau seluruh wilayah Indonesia bahkan sampai pelosoknya. Alat itu disebut BTS atau tower mirip sutet untuk menangkap gelombang frekuensi 1,4 GHz.
BERAPA BIAYA MEMBANGUN BTS?
Permenara biaya yang dibutuhkan sekitar 400jt-800jt. Tentu ini angka yang fantastis untuk menjangkau sekitar 10km. Artinya yang dilayani ya selingkup BTS itu. Kalau mau bangun sepertinya tidak mungkin karna bakal butuh dana Right Issue yang besar. Solusinya adalah dengan bekerja sama dengan penyedia BTS yang sudah ada karena perkiraan biaya sewa adalah sekitar 18 - 25jt perbulan pertower. Siapa saja yang berpotensi?
1. TOWR - Memiliki lebih dari 35ribu BTS di Jawa dan juga luar Jawa. Sekali saja kontrak dengan ini hampir 1 Indonesia bisa terjangkau. Dengan mengambil sewa beberapa titik saja, jauh lebih hemat daripada harus menarik kabel dan dapat menjangkau pelanggan lebih banyak.
2. MTEL - Memiliki lebih dari 39 ribu tower dan ini yang terbanyak. Lebih banyak di luar Jawa daripada di Jawa.
3. TBIG - Tidak terlalu banyak hanya ada 24ribuan tapi cocok buat penguat sinyal di wilayah perkotaan.
4. CENT - Hanya 11ribu tower tapi memang biayanya lebih murah dibanding pesaingnya
5. SUPR - Masih satu ekosistem dengan TOWR
Nah, karna saat ini kita belum tau kearah mana pemenang lelang memilih BTS, mungkin ini bisa sedikit memberi insight buat teman2. Kalau kalian suka analisa saya minimal follow lah. 馃槂