Apakah Aset Digital memberikan Nilai Tambah terhadap $EAST ?

Aset digital yang dimiliki Perusahaan berupa aset kripto yang merupakan bagian dari aset tak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas. Perusahaan memiliki kepemilikan dan kendali atas aset digital dan dapat menggunakan jasa kustodian pihak ketiga untuk mengamankannya. *Aset digital dicatat berdasarkan biaya perolehan.*

Mengutip LK TW3
Penempatan aset digital Rp. 16.177.557.715
Penerimaan penjualan aset keuangan digital Rp. 10.854.208.107
Netto Rp. 5.323.349.608

Bitcoin = 1.298.576.974,00
Solana = 1.329.385.625,00
Ripple = 1.474.327.411,00
Ethereum = 2.616.929.994,00
Total Harga Perolehan = 6.719.220.004

Apabila Aset digital dicatat berdasarkan biaya perolehan, berarti dicatat sesuai dengan harga beli bukan sesuai nilai pasar, sehingga dapat kita bandingkan dengan arus kas keluar untuk pembelian aset digital. Saya membandingkan Kas Keluar Bersih dengan harga perolehan, terdapat selisih sebesar Rp. 1.395.870.396. Kok bisa? Kemungkinan selisih disebabkan oleh selisih kurs, yang kemudian memunculkan pertanyaan berikutnya yaitu apakah pembelian tidak melalui exchange lokal?

Catatan penting lain adalah, walaupun manajemen mulai masuk investasi ke aset digital yang seharusnya memberikan margin keuntungan lebih baik, akan tetapi berdasarkan LK TW3, dapat dilihat bahwa proforma aset digital tidak sebaik proforma aset keuangan tahun sebelumnya.

Keuntungan aset keuangan Rp 894.426.522 vs Rp 911.303.100

$BTCIDR $ETHIDR

Disclaimer:
Data diatas merupakan opini pribadi, dan bukan rekomendasi untuk menjual atau membeli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.