📊 $BBCA – OKTOBER 2025

💵 Harga & Valuas
Saham BBCA saat ini diperdagangkan di kisaran Rp7.400-an, setelah sempat terkoreksi dari level puncak Rp9.800 awal tahun. Kapitalisasi pasarnya masih di atas Rp900 triliun, menjadikannya bank terbesar di Indonesia dan salah satu yang paling berharga di ASEAN.

Valuasi saat ini terbilang menarik dibanding sejarahnya:

PER: sekitar 16x (trailing),
PBV: sekitar 3,4–3,5x,
Dividend yield: sekitar 3–4%,
dengan payout ratio yang stabil dan tren pembagian dividen meningkat.

Harga saat ini sudah masuk area undervalued relatif terhadap rata-rata historis BBCA (biasanya diperdagangkan di PBV 4–4,5x).


📈 Kinerja Keuangan Terbaru

BBCA masih menunjukkan performa yang solid dan konsisten, meski pertumbuhannya mulai melandai.

Laba bersih 8M25: sekitar Rp39 triliun, naik 8–9% YoY.

Pendapatan bunga bersih (NII): sekitar Rp53 triliun, tumbuh +5% YoY.

NIM: stabil di 5,7–5,8%, tetap tertinggi di antara bank besar.

BOPO: efisien di kisaran 40–41%, menunjukkan manajemen biaya yang disiplin.

Pertumbuhan kredit berada di kisaran 9–10% YoY, didorong oleh kredit korporasi dan KPR. Fee-based income juga naik, terutama dari layanan digital dan transaksi.

Secara keseluruhan, mesin laba BBCA masih bekerja dengan sangat baik, meskipun tidak lagi setajam masa pandemi ketika permintaan kredit booming.


🏦 Aset & Kualitas Kredit

Total aset: sekitar Rp1.500 triliun, tertinggi di industri perbankan nasional.

NPL gross: sekitar 2,1%,
NPL net: hanya 0,8% – kualitas aset sangat baik.
CAR: di atas 28%, jauh di atas ketentuan minimum.
CASA ratio: sekitar 84%, menandakan struktur dana sangat murah dan stabil.
LDR: sekitar 78–79%, menunjukkan likuiditas yang longgar.

Dengan modal kuat, dana murah besar, dan kredit berkualitas, BBCA tetap menjadi benchmark efisiensi dan risiko rendah di industri perbankan.


⚙️ Strategi Bisnis & Posisi Pasar

BBCA tetap unggul sebagai bank transaksi dan retail terbesar di Indonesia. Strategi mereka adalah mempertahankan dominasi lewat:

1. Transformasi digital penuh – lewat ekosistem digital BCA Mobile, KlikBCA, dan BCA Digital (blu) yang kini sudah memiliki hampir 3 juta nasabah muda.

2. Ekspansi kredit berkualitas – fokus ke segmen korporasi, UKM, KPR, dan konsumer dengan prinsip konservatif.

3. Diversifikasi pendapatan – fee income dari asuransi, sekuritas, dan pembiayaan terus tumbuh.


Ekosistem digital yang kuat menjadi pembeda utama. BBCA bukan cuma bank, tapi sudah menjadi platform finansial lengkap. dari pinjaman, asuransi, sampai investasi.


⚠️ Risiko Utama

1. Suku bunga tinggi: bisa menekan margin bunga (NIM) dan memperlambat permintaan kredit.

2. Likuiditas ketat: jika dana pihak ketiga (DPK) melambat, biaya dana akan naik.

3. Ekonomi melambat: permintaan kredit korporasi dan konsumer bisa turun, terutama di sektor properti dan otomotif.

4. Kompetisi digital: semakin banyak bank digital dan fintech yang agresif di segmen retail.


Namun, BBCA punya buffer besar modal kuat, manajemen konservatif, dan reputasi kuat di mata nasabah yang membuatnya jauh lebih tahan dibanding bank lain.


💡 Rekomendasi Realistis

Secara fundamental: Bagus.
Valuasi: Mulai menarik.
Momentum: Belum agresif, tapi potensi besar.

Dengan PBV di kisaran 3,4x dan PER 16x, saham BBCA tergolong undervalued dibanding standar historisnya.
Yield dividen ~4% dan posisi fundamental yang sangat kuat membuat BBCA layak dikoleksi untuk jangka menengah-panjang.

Target harga realistis untuk 2026:

Base case: Rp9.500
Bull case: Rp10.500
Bear case: Rp6.800

Potensi upside: +25–40% dalam 12 bulan ke depan, dengan risiko downside terbatas berkat stabilitas kinerja.

🔔 Disclamer bukan ajakan jual atau beli saham. tetap gunakan anlisa pribadi dalam mengambil keputusan.