$BBRI Msh ada yg hold? (Atau Cuma saya? ๐คฃ)
Pada Semester I 2025, Bank BRI mencatat kinerja yang masih solid meski laba bersih tertekan oleh meningkatnya pencadangan kredit dan penurunan pendapatan non-bunga. Laba bersih konsolidasi mencapai sekitar Rp26,3 triliun, turun 11,5% yoy, menjadikannya periode dengan pertumbuhan laba paling moderat dalam tiga tahun terakhir.
Secara kuartalan, laba Q1 2025 sebesar Rp13,7 triliun menurun menjadi Rp12,6 triliun di Q2 2025, seiring naiknya beban provisi dan perlambatan pendapatan komisi. Namun di sisi lain, pendapatan bunga bersih (NII) tumbuh positif +4,8% yoy menjadi Rp73,3 triliun, dengan pendapatan bunga mencapai Rp102,4 triliun dan beban bunga hanya naik tipis +1,3% yoy.
Kinerja operasional inti (Pre-Provision Operating Profit) tetap kuat di Rp58,3 triliun, tumbuh sekitar 2% yoy, menandakan mesin utama BRI masih efisien. Kenaikan pendapatan bunga bersih didukung oleh pertumbuhan kredit +6% yoy, terutama di segmen UMKM yang masih menjadi tulang punggung bisnis BRI.
๐ฐ Neraca & Pendanaan
Total aset BRI hingga Juni 2025 mencapai Rp2.106 triliun, naik 6,5% yoy. Penyaluran kredit tumbuh ke Rp1.416 triliun, dengan porsi UMKM mencapai 80% dari total portofolio. Pertumbuhan kredit ini sedikit di bawah target tahunan (7โ9%), karena BRI memilih strategi selektif demi menjaga kualitas aset.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 6,65% yoy menjadi Rp1.482 triliun, didorong oleh pertumbuhan dana murah (CASA) yang naik menjadi 65,5% dari total DPK. Giro naik 16% yoy, tabungan naik 7% yoy, sedangkan deposito turun tipis. Struktur dana murah ini menurunkan cost of fund ke kisaran 3,6%, memperkuat efisiensi. Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di level ~85%, artinya likuiditas BRI masih sangat memadai untuk ekspansi kredit.
Modal dan permodalan juga sangat kuat: ekuitas mencapai Rp322 triliun dan CAR (Capital Adequacy Ratio) sekitar 25%, jauh di atas ketentuan regulator. Dengan buffer modal setebal ini, BRI tetap punya ruang manuver besar untuk memperluas kredit tanpa tekanan likuiditas.
๐น Rasio Keuangan & Profitabilitas
Net Interest Margin (NIM) BRI di Semester I 2025 tercatat sekitar 6,58%, menurun dari 6,8% tahun sebelumnya, namun mulai stabil di Q2 berkat peningkatan dana murah. ROE (Return on Equity) tercatat sekitar 15% dan ROA (Return on Assets) di kisaran 2,2โ2,4% โ masih sehat untuk bank sebesar BRI.
Rasio Non-Performing Loan (NPL) gross berada di 3,2%, sedikit naik dari 2,9% di akhir 2024, sedangkan NPL net di 0,99%. Meski ada kenaikan, coverage ratio tetap tinggi di sekitar 190โ200%, menunjukkan BRI sangat siap menghadapi potensi risiko kredit.
Cost of Credit (CoC) mulai turun dari kisaran 5,6% di Januari ke 3,4% di Juli 2025, mendekati target tahunan. Artinya, beban provisi yang menekan laba di awal tahun mulai berkurang.
๐ฑ Efisiensi & Pendapatan Non-Bunga
Pendapatan non-bunga BRI (fee-based income) pada Semester I 2025 menurun sekitar 7,7% yoy menjadi Rp10,4 triliun, terutama karena perubahan akuntansi di lini asuransi dan perlambatan aktivitas transaksi. Namun sejak Juli, terjadi perbaikan seiring peningkatan transaksi digital dan layanan BRImo.
Jumlah pengguna BRImo kini mencapai lebih dari 42 juta, naik 21% yoy, dengan volume transaksi tumbuh 25% yoy. Peningkatan ini membantu BRI menekan biaya operasional dan memperkuat kontribusi pendapatan komisi digital. Rasio BOPO (biaya operasional terhadap pendapatan operasional) juga berhasil dijaga stabil.
๐ฆ Dukungan Pemerintah & Dampak BI Rate
Pada September 2025, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 4,75%, menciptakan ruang bagi perbankan menurunkan biaya dana. Penurunan ini memberi dua efek pada BRI:
Menurunkan cost of fund, mendukung efisiensi bunga ke depan.
Sedikit menekan yield kredit jangka pendek, namun prospeknya positif untuk peningkatan permintaan pinjaman baru.
Selain itu, Kementerian Keuangan menempatkan Rp200 triliun dana pemerintah di bank-bank HIMBARA untuk mendorong penyaluran kredit. Dari total itu, BRI memperoleh Rp55 triliun, dengan fokus penyaluran ke sektor UMKM dan produktif. Hingga awal Oktober, sekitar 45% dari dana tersebut sudah tersalurkan.
Dukungan ini menjadi katalis besar bagi BRI di paruh kedua tahun 2025 โ memperkuat likuiditas, mempercepat kredit, dan menurunkan biaya bunga. Dengan tambahan amunisi ini, BRI berpotensi mendekati target pertumbuhan kredit 7โ9% yoy di akhir tahun.
๐ Proyeksi Kuartal IV 2025 & Tahun 2026
Menjelang akhir 2025, arah kinerja BRI diproyeksikan berangsur membaik. Dengan penurunan cost of credit, tambahan likuiditas pemerintah, dan tren suku bunga menurun, BRI berpotensi membukukan rebound laba di Q4 2025.
Secara keseluruhan, laba bersih 2025 diperkirakan hanya turun 8โ10% yoy, lebih baik dari penurunan 11% di semester pertama. Peningkatan permintaan kredit UMKM dan efisiensi operasional menjadi pendorong utama.
Untuk tahun 2026, outlook-nya positif:
Pertumbuhan kredit: diperkirakan naik di kisaran 8โ9% yoy, dengan kontribusi besar dari mikro dan konsumer.
NIM: berpotensi pulih ke ~7% seiring penurunan suku bunga deposito.
Cost of Credit: diproyeksi turun ke ~3%, memberi ruang peningkatan laba.
ROE: berpotensi naik ke 17โ18%, menandakan profitabilitas kembali ke level pra-2024.
Kualitas aset: stabil, dengan NPL kemungkinan bertahan di bawah 3%.
Dengan dukungan pemerintah, modal yang kuat, dan digitalisasi yang makin efisien, BRI diperkirakan memasuki fase pemulihan margin dan pertumbuhan laba berkelanjutan pada 2026.
Disclamer bukan ajakan beli atau jual saham, hanya tulisan biasa saja dari rakyat awam. ๐๐ป
Random Tag : $STAA $EMTK
1/4