$STAA ini salah satu emiten sawit yang udah main dari hulu sampai hilir, dan sekarang lagi nunjukin performa yang solid banget. Operasinya tersebar di Sumatera dan Kalimantan, dengan total lahan sekitar 49 ribu hektar. Yang bikin menarik, 74% dari kebunnya lagi di masa produktif (8–20 tahun) dan usia rata-ratanya baru 14 tahun. Artinya, pohonnya masih muda dan produktivitasnya lagi tinggi-tingginya. Dari sisi hasil panen pun nggak main-main — yield TBS-nya bisa tembus 23–24 ton per hektar, jauh di atas rata-rata industri yang cuma sekitar 19–20 ton. Ini bukti kalau manajemen kebun mereka efisien dan produktif.

Fasilitas pengolahannya juga lengkap banget: 10 pabrik kelapa sawit, 1 kernel crushing plant, 1 solvent extraction plant, dan 1 refinery & fractionation berkapasitas 2.000 ton per hari. Jadi STAA nggak cuma jual CPO mentah, tapi juga udah produksi turunan bernilai tinggi seperti olein, stearin, PFAD, dan RBDPO. Ini yang bikin margin mereka bisa lebih tebal dibanding banyak pemain lain di industri sawit. Apalagi dengan refinery baru di Lubuk Gaung, Riau, yang luasnya 40 ribu hektar tapi baru terpakai 30%, masih banyak ruang buat ekspansi ke depan. Dari refinery ini, mereka bisa hasilin sekitar 95% RBDPO dan 4,5% PFAD, lalu dari RBDPO itu diolah lagi jadi 82% olein dan 12% stearin.

Refinery-nya juga udah dilengkapi jetty sendiri dengan kapasitas 50 ribu DWT, jadi kapal besar bisa langsung bongkar muat tanpa bantuan tugboat. Infrastruktur kayak gini penting banget buat efisiensi logistik, apalagi buat ekspor. Dengan empat pipa terpisah buat tiap jenis produk, risiko kontaminasi juga bisa ditekan. Dari sisi operasional, STAA termasuk jarang punya setup sekomplet ini di level perusahaan sawit menengah.

Kalau ngelihat angka-angkanya, 2025 bakal jadi tahun penting buat STAA. Pendapatan diproyeksikan tembus Rp8,38 triliun, naik 30% dibanding tahun sebelumnya, sementara laba bersihnya diperkirakan mencapai Rp1,33 triliun. Margin bersih di kisaran 16% dengan potensi naik ke 18–19% di tahun-tahun berikutnya. Gross profit 2025 diproyeksi Rp2,23 triliun dengan margin 27%. Buat sektor sawit, ini angka yang tergolong sehat banget.

Secara keuangan, STAA termasuk perusahaan yang “adem”. Rasio utang terhadap modal (DER) cuma 0,21x, current ratio di 2,16x, dan posisi kasnya mencapai Rp1,58 triliun alias net cash. Jadi nggak ada tekanan utang sama sekali, bahkan punya ruang lebar buat ekspansi tanpa perlu nambah pinjaman. Banyak perusahaan sawit lain masih bergantung sama utang bank, tapi STAA udah punya posisi keuangan yang tangguh.

Dari sisi valuasi, harga saham Rp1.105 dengan target Rp1.400 berarti masih ada upside sekitar 26–27%. PER 2025 di 11,5x dan PBV di 2,5x. Nilai EV per hektarnya Rp299 juta, memang di atas rata-rata industri Rp162,9 juta, tapi wajar karena produktivitas STAA lebih tinggi dan biaya replanting mereka masih kecil banget. Dalam jangka menengah, valuasi ini masih punya ruang buat naik kalau refinery makin optimal.

Kalau ngomongin sektor, outlook industri sawit juga masih solid. Produksi CPO Indonesia diperkirakan stabil berkat kondisi cuaca netral dan replanting yang terjaga. Permintaan global juga naik, terutama dari India yang menurunkan tarif impor CPO dari 20% ke 10% menjelang musim Diwali. Di sisi lain, kebijakan biodiesel dalam negeri menuju B40 bakal dorong konsumsi CPO domestik jadi sekitar 13–14 juta ton per tahun.

Risiko tentu tetap ada. Harga CPO global yang fluktuatif bisa ngaruh ke margin, cuaca ekstrem bisa ganggu yield, dan harga pupuk dunia yang naik 30-an persen tahun ini bisa tekan biaya produksi. Tapi STAA punya bantalan kuat — kebunnya muda, biaya rendah, refinery mulai jalan, dan kas tebal. Kombinasi itu bikin downside-nya relatif terbatas dibanding pemain lain.

Kesimpulannya, STAA ini bukan saham hype yang naik karena sentimen sesaat. Ini perusahaan yang punya pondasi kuat, integrasi lengkap, dan efisiensi operasional yang real. Dengan pertumbuhan laba, ekspansi hilir, dan posisi kas yang aman, STAA bisa jadi salah satu saham sawit yang perform-nya pelan tapi pasti. Kalau harga CPO stabil di kisaran sekarang, potensi nembus target Rp2.000 bukan hal yang muluk. 🌴📈

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy