Melukis Masa Depan $ADMR di $IHSG.
1. Pasar mulai menyadari ada krisis serius di sisi SUPPLY metallurgical coal (metcoal), sementara DEMAND justru meningkat, seiring penurunan minat terhadap proyek green steel yang terbukti tidak secepat yang diharapkan. Prospek METCOAL kini terlihat jauh lebih tangguh dari prediksi awal.
2. Raksasa tambang global seperti BHP telah menutup beberapa operasi metcoal karena margin yang tergerus. QCoal pun menyusul. Di saat bersamaan, royalti metcoal di Australia justru dinaikkan, mempersempit profitabilitas meskipun harga tidak mendukung.
3. Hingga 2030, hanya akan ada tiga proyek tambang metcoal baru di dunia — menandakan pasokan global akan sangat terbatas. Padahal DEMAND akan makin naik.
4. Dari sisi permintaan, produksi baja Asia siap makin besar. India, misalnya, menargetkan peningkatan output dari 150 juta ton menjadi 300 juta ton, dan sebagian besar pabriknya masih berbasis teknologi lama yang mengandalkan METCOAL. Parahnya, India tidak punya sumber metcoal domestik dan bergantung penuh pada impor. Sebuah peluang untuk ADMR.
5. Narasi green steel yang dulu dielu-elukan kini makin dipertanyakan. Implementasinya lambat dan mahal. Realitanya, metcoal tetap tulang punggung industri baja global. Dalam siklus komoditas kali ini, metcoal berpotensi menjadi raja yang kembali berkuasa.
Ini dari sisi METCOAL, belum dari Aluminium.
$NCKL sudah naik, dan rasanya Q3 keluar akan makin naik.
Sudah saatnya ADMR?
1/2