$BMHS Beban Anak Ditanggung Orang Tua
Lanjutan dari postingan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
BMHS adalah salah satu emiten yang punya ekosistem layanan kesehatan paling kompleks di bursa mulai dari rumah sakit klinik fertilitas laboratorium sampai properti penunjang. Dari luar kelihatannya gagah dengan sederet entitas anak yang tersebar di berbagai kota tetapi kalau menelisik laporan keuangan konsolidasian interim per 30 Juni 2025 ada cerita lain yang lebih getir. Profitabilitas terjun bebas sementara aset membengkak dan liabilitas merangkak naik. Artinya perusahaan memang masih ekspansif tapi keuntungan yang masuk ke kantong induk makin tipis.
Paruh pertama 2025 menunjukkan pendapatan neto turun tipis 3,4% jadi Rp757,8 miliar dari Rp784,4 miliar tahun lalu. Sekilas angka ini terlihat tidak terlalu parah tapi masalah sebenarnya ada di bawahnya. Laba bruto menyusut jadi Rp344,3 miliar dan laba sebelum pajak jeblok dari Rp23,9 miliar jadi hanya Rp8,3 miliar. Lebih pedih lagi laba periode berjalan anjlok 66% jadi Rp6,3 miliar. Untuk ukuran grup rumah sakit dengan banyak cabang angka ini seperti menyalakan lampu merah. Net margin ikut turun tajam dari 2,37% menjadi 0,84% yang artinya hampir seluruh keuntungan tergerus. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kalau ditarik ke pos aset nilainya naik tipis dari Rp3,446 triliun ke Rp3,526 triliun. Tapi kenaikan ini bukan hasil dari profit melainkan dari pelebaran piutang usaha yang melonjak ke Rp174,8 miliar dan investasi aset tetap yang naik ke Rp2,025 triliun. Bahkan pembangunan rumah sakit Bekasi baru selesai 28%. Jadi asetnya memang gede di kertas tapi sebagian masih dalam bentuk piutang yang rawan macet dan proyek yang belum kasih cuan.
Di sisi liabilitas total kewajiban naik ke Rp1,384 triliun. Utang jangka panjang tumbuh ke Rp803,8 miliar dengan beban utang bank jangka panjang yang ikut naik ke Rp695,9 miliar. Bank memang masih percaya dengan kasih fasilitas tapi ini sekaligus jadi alarm bahwa ekspansi dibayar dengan utang. Rasio debt to equity tercatat 0,64x masih dalam batas aman. Bahkan net debt to equity justru -18% karena kas lebih besar dari utang berbunga sehingga solvabilitas secara umum masih sehat.
Cashflow justru kasih sinyal campur aduk. Arus kas operasi naik jadi Rp34,9 miliar tanda manajemen masih bisa tarik napas dari aktivitas inti. Tapi arus kas investasi menghisap Rp79,3 miliar walau lebih kecil dibanding Rp142,5 miliar tahun lalu. Pendanaan hanya kasih inflow Rp22,3 miliar jauh lebih sedikit dibanding Rp87,8 miliar tahun lalu. Jadi arus kas perusahaan bisa dibilang ketat cukup buat operasional tapi ekspansi bikin kantong cekak.
Kalau melihat lebih dalam ke anak usaha ceritanya makin dramatis. BMHS punya kepemilikan yang bervariasi bahkan di bawah 50% di beberapa anak usaha seperti Morula BMC CA dan Diagnos tapi tetap dikonsolidasikan karena mereka memegang kendali penuh. Misalnya Morula dimiliki 47,25% tapi dikendalikan penuh sementara NCI (Non Controlling Interest atau kepentingan nonpengendali) masih pegang 52,75%. BMC (PT Bunda Minang Citra) dan CA (PT Citra Ananda) juga sama masing masing induk hanya punya 40% tapi tetap jadi bagian grup. Artinya struktur kepemilikan memang unik induk berkuasa tapi laba yang bisa ditarik tidak penuh karena harus dibagi ke NCI.Upgrade skill https://cutt.ly/ge3LaGFx
Data 6M 2025 memperlihatkan jurang besar antara kontribusi anak usaha. Morula tampil paling kinclong dengan laba NCI Rp2,42 miliar melonjak 147% dibanding Rp977 juta tahun lalu. Segmen fertilitas benar benar jadi penopang membuktikan tren bayi tabung dan layanan IVF (In Vitro Fertilization atau program bayi tabung) masih booming. Sebaliknya BMC ambruk. Tahun lalu masih kasih NCI Rp8,09 miliar sekarang tinggal Rp349 juta alias anjlok 95,68%. Dari sini kelihatan jelas rumah sakit daerah bisa jadi beban kalau biaya tinggi tidak diimbangi pendapatan.
Yang bikin heran ada juga cerita turnaround. Bunda Global Pharma tahun lalu rugi sekarang kasih laba Rp225 juta ke NCI. Jolin Sapta Medika juga balik badan dari rugi Rp77 juta jadi laba Rp44 juta. Bahkan properti kecil seperti BGPP (Bunda Global Properti Prima) meledak persentasenya sampai 5758% meski nilainya cuma Rp6,9 juta. Tapi ini menunjukkan ada sebagian lini usaha yang sudah mulai bangkit. Sayangnya kebangkitan kecil ini tidak cukup untuk menutup ambruknya dua pilar besar BMC dan Diagnos.
DLU alias Diagnos (PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk) $DGNS malah lebih parah dari laba Rp439 juta ke rugi Rp684 juta. Padahal laboratorium seharusnya stabil karena kebutuhan tes kesehatan itu rutin. Angka ini bisa jadi cermin adanya tekanan margin atau kompetisi yang ketat. Selain itu SMB (PT Sarana Medika Bunda) turun 64,9% dari Rp535 juta jadi Rp188 juta. Klinik fisioterapi jelas terpukul mungkin pasien menahan pengeluaran kesehatan tambahan.
Di sisi lain beberapa unit rugi memang menunjukkan perbaikan. ERI (PT Emergency Response Indonesia) PI (PT Pintu Ilmu) dan BMD (PT Bunda Medika Dewata) sama sama mengurangi kerugian mereka lebih dari 68%. BMW (PT Bunda Medika Wisesa) BDI (PT BHMS Diklat Indonesia) dan BMK (PT Bunda Medika Klinik) juga berhasil memperkecil rugi. Artinya strategi efisiensi jalan walau belum cukup bikin mereka untung. Jika tren ini konsisten setidaknya ke depan grup bisa punya lebih sedikit anak yang jadi benalu.
Total laba yang dinikmati NCI turun drastis dari Rp7,66 miliar 6M 2024 ke Rp2,47 miliar 6M 2025. Jadi meskipun ada cerita manis di Morula dan BGP cerita pahit dari BMC dan DLU lebih dominan. Hasil akhirnya induk BMHS makin kurus laba yang bisa ditarik untuk pemegang saham hanya Rp3,9 miliar turun dari Rp11 miliar. Dengan struktur kepemilikan yang unik ini semakin jelas bahwa laba grup tidak bisa dilihat dari angka konsolidasi saja tapi harus diurai anak per anak.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
BMHS sedang berada di fase galau. Ada segmen yang tumbuh agresif seperti IVF ada pula rumah sakit besar yang ambruk profitabilitasnya. Ada anak usaha yang membaik tapi nilainya terlalu kecil untuk menutupi yang jatuh. Investor akan menuntut jawaban apakah BMHS mau terus ekspansi dengan utang dan mengandalkan segmen fertilitas sebagai penyelamat atau berani ambil keputusan keras untuk restrukturisasi anak usaha yang jadi beban. Karena kalau dibiarkan BMHS bisa jadi contoh klasik konglomerasi kesehatan yang besar di daftar entitas tapi keropos di angka laba.Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
๐ Masalah Utama BMHS
๐ Profitabilitas anjlok
Laba bersih turun 66% jadi Rp6,37 miliar (6M25) dari Rp18,62 miliar (6M24).
๐ Pendapatan neto turun 3,4% jadi Rp757,8 miliar.
๐ฐ Laba diatribusikan ke induk hanya Rp3,9 miliar (vs Rp11 miliar tahun lalu).
๐ฆ Aset naik tipis Rp3,446 triliun โ Rp3,526 triliun.
๐ณ Liabilitas naik Rp1,298 triliun โ Rp1,384 triliun.
๐ Cashflow operasi positif Rp34,9 miliar (naik dari Rp23,6 miliar).
๐ฅ Entitas Anak & Kepemilikan
๐ถ Morula Indonesia (IVF) โ 47,25% BMHS vs 52,75% NCI
๐ฅ Bunda Minang Citra (BMC) โ 40% BMHS vs 60% NCI
๐ฅ Citra Ananda (CA) โ 40% BMHS vs 60% NCI
๐ฌ Diagnos Laboratorium Utama (DLU) โ 41,2% BMHS vs 58,8% NCI
๐ Emergency Response Indonesia (ERI) โ 60% BMHS vs 40% NCI
๐ Bunda Global Pharma (BGP) โ 65% BMHS vs 35% NCI
๐ข Bunda Medika Dewata (BMD), BMB, PI, BGPP, JSM, BMK โ mayoritas 99% BMHS
๐จ Bunda Medika Wisesa (BMW) โ 90% BMHS vs 10% NCI
๐ BHMS Diklat Indonesia (BDI) โ 90% BMHS vs 10% NCI
๐ Anak Usaha dengan Kinerja Positif (NCI Laba)
๐ Morula Indonesia (IVF) โ Rp2,42 miliar (naik 147,5% YoY).
๐ Bunda Global Pharma (BGP) โ Rp225 juta (berbalik dari rugi Rp2,65 miliar).
๐ฅ Citra Ananda (CA) โ Rp209 juta (naik 81,6%).
๐ฅ Bunda Minang Citra (BMC) โ Rp350 juta (turun tajam dari Rp8,09 miliar).
๐ฅ Sasana Mitra Bunda (SMB) โ Rp188 juta (turun dari Rp536 juta).
๐ฆท Prima Dental Medika (PDM) โ Rp21 juta (turun dari Rp70 juta).
๐ Bunda Graha Properti (BGPP) โ Rp7 juta (meledak +5758% YoY meski kecil nilainya).
๐ Anak Usaha dengan Kinerja Negatif (NCI Rugi)
๐ฌ Diagnos Laboratorium (DLU) โ rugi Rp684 juta (vs laba Rp439 juta tahun lalu).
๐จ Bunda Medika Wisesa (BMW) โ rugi Rp79 juta (turun tapi masih merah).
๐ Emergency Response Indonesia (ERI) โ rugi Rp95 juta (turun dari Rp300 juta rugi).
๐ BHMS Diklat Indonesia (BDI) โ rugi Rp99 juta (sedikit membaik dari Rp116 juta rugi).
๐ฅ Bunda Medika Dewata (BMD) โ rugi Rp14 juta (vs rugi Rp81 juta).
๐ฅ Pintu Ilmu (PI) โ rugi Rp14 juta (vs rugi Rp48 juta).
๐ฅ Bunda Medika Klinik (BMK) โ rugi Rp6 juta (vs rugi Rp10 juta).
๐ฉป Visiscan Indonesia (VSI) โ rugi kecil Rp14 ribu.
๐ข Pusura โ rugi Rp225 ribu.
๐ Turnaround Stories (Loss โ Profit)
๐ BGP โ rugi Rp2,65 miliar (2024) โ laba Rp225 juta (2025).
๐ฅ Jolin Sapta Medika (JSM) โ rugi Rp77 juta โ laba Rp44 juta.
๐ Profit โ Loss
๐ฌ DLU โ laba Rp439 juta โ rugi Rp684 juta.
๐ Pendorong Laba Grup
๐ Morula Indonesia (IVF) jadi tulang punggung pertumbuhan laba.
๐ BGP mulai pulih, menambah kontribusi positif.
๐ BGPP meski kecil, memberi ledakan persentase pertumbuhan.
โ ๏ธ Penyebab Utama Penurunan
๐ฅ BMC jeblok, laba NCI turun 95,7% (kehilangan Rp7,75 miliar).
๐ฌ DLU berbalik rugi, jadi beban besar.
๐ฅ SMB juga turun 65%.
โ
Perbaikan di Unit Rugi
๐ ERI rugi berkurang 68,3%.
๐ฅ PI rugi berkurang 70,5%.
๐ฅ BMD rugi berkurang 82,4%.
๐จ BMW rugi berkurang 47%.
๐ BDI rugi berkurang 14%.
๐ฅ BMK rugi berkurang 40%.
๐ Total laba NCI: Rp2,47 miliar (turun dari Rp7,66 miliar).
๐ Total laba Grup: Rp6,37 miliar (turun dari Rp18,63 miliar).
๐ Laba induk: Rp3,90 miliar (turun dari Rp10,96 miliar).
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU