Kalau stream ada yang ribut-ribut semisal, "korban pompom pucuk," "haka pucuk," atau, "nyangkut di pucuk," di saham kaya HALO, saya 100% maklum, karena kebetulan saya buka running trade-nya pas lagi panas-panasnya, jadi bisa lebih dulu mendeteksi bahaya dan berhasil keluar walaupun nggak di harga ARA
Tapi yang bikin saya ngerenyit adalah kalau keributan yang sama ada di stream saham-saham kaya $TOTO dan $DMAS. Itu saham kagak ada volatile-volatile-nya sama sekali, dividend yield di atas CAGR $IHSG, prospek fundamental kokoh, nggak pernah digoreng, nggak menarik untuk dilirik "bandar"
Gerak cuma pas menjelang corporate actions doang, dan kalaupun investor yang dibilang-bilang, "nyangkut," ini adalah yang nggak paham volatilitas yang diakibatkan corporate actions, dia punya waktu yang cukup panjang buat nyicil sebelum corporate actions berikutnya, jadi next corporate action average-nya udah rapet di bawah, tinggal menikmati total shareholder return = capital gain + dividend yield, kalau cash flow atau passive income dari dividend-nya dipake buat average down lagi, jadilah yang namanya compound interest
Top capital gain di porto saya jarang ada yang masuk top gainer kecuali TAPG. Yang lain adalah saham-saham yang silent compounding seperti saham-saham sektor perjambanan, sektor essentials dan defensive yang jarang dilirik karena tidak seseksi kendaraan listrik, pembangkit sampah, dan industri-industri kekinian lainnya. Kalau bicara istilah, "brand moat," pun orang-orang kepikirannya cuma FMCG, bank, otomotif, dan operator selular. Padahal setidaknya seantero Asia sejak zaman orba kalo masuk kamar mandi bacanya TOTO, sama legendarisnya sama Toyota, Honda, Ajinomoto, dll.