imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Ada dua kesalahpahaman yang paling umum di pasar modal

Pertama, mengira bahwa instrumen tertentu adalah cerminan dari komoditas underlying-nya. Salah satu contohnya adalah mengira bahwa pergerakan obligasi harus mencerminkan suku bunga. Yang benar adalah obligasi merupakan leading indicator suku bunga, artinya dia sudah priced-in sebelum rumor suku bunga muncul, dan saat suku bunga berubah, dia akan koreksi atau mean reversal tergantung ekspektasi vs realitanya

Begitu pula hubungan antara saham penambang emas vs $XAU. Penambang emas itu selalu priced-in sebelum emas fisiknya memuncak, dan saat emas fisiknya memuncak, penambang emas akan mean reversal atau koreksi tergantung apakah kenaikan komoditas underlying-nya naik melampaui atau di bawah ekspektasi

Jadi salah kaprah kalau acuan penambang emas adalah harga XAU, yang benar adalah indeks penambang emas, seperti GDX yang diterbitkan oleh VanEck. Nah, momentum VanEck ini memang sudah melambat sepekan terakhir, masih menguat tapi "hanya" 1-3%. Jadi kalau ada kawan yang sempat melihat rally emiten emas manapun di atas 3%, lalu 1-2 hari terakhir terjadi koreksi atau mean reversal, lalu mengeluhkan, "kenapa XAU naik dia malah longsor?" Kawan ini harus belajar lagi

Lalu kesalahpahaman yang kedua adalah mengira bahwa koreksi atau mean reversal pasti selalu berarti akhir dari sebuah momentum. Kesalahpahaman ini biasanya muncul dari kesalahan dalam memahami siklus Wyckoff-Dow

Dalam siklus Wyckoff-Dow, ada fase akumulasi, mark-up, distribusi, dan mark-down. Siklus Wyckoff-Dow adalah siklus yang bukan hanya wajar, tetapi juga sangat sehat. Kalau siklus hanya ada akumulasi dan mark-up, tanpa adanya distribusi dan mark-down:
1. Investor jangka panjang akan terlalu lama menumpuk cash di pinggir jalan, menunggu peluang yang baik yang ditandai dengan adanya bargain atau diskon
2. Investor yang belum entry akan semakin takut entry karena entry barrier menjadi semakin mahal, upside semakin tipis, dan risiko semakin besar

Fase distribusi adalah fase yang sangat penting untuk semua jenis investor:
1. Memberikan bargain menarik untuk investor jangka panjang untuk akumulasi lagi
2. Memberikan market cooling down, istirahat, supaya investor baru yang sebelumnya menunggu di pinggiran bisa ikut berpartisipasi

Padahal jelas-jelas Wyckoff-Dow menamainya fase distribusi, bukan fase 'dikarungin bandar', karena memang fungsinya adalah membagi potongan-potongan kue yang sebelumnya dikuasai big money, supaya ritel kecil dapat kesempatan untuk mendapatkan yield atau return juga. Anggaplah ini seperti stimulus berupa subsidi atau BLT. Analoginya, masa ritel dikasih BBM harga murah nolak? Ini nggak cuma berlaku di XAU dan saham-saham penambang emas, ini juga berlaku di $BTC, $SILVER, dll.

Lalu pertanyaan besarnya, kenapa orang Indonesia banyak yang menerjemahkan siklus Wyckoff-Dow, fase akumulasi dan mark-up dianggap sebagai fase pompom, lalu fase distribusi dan mark-down dianggap sebagai fase dikarungin bandar?

Ya, karena selama ini mereka sudah mendarah daging dengan paper assets atau digital assets tanpa nilai intrinsik, seperti memecoins, NFT, saham dengan rasio valuasi ratusan, hingga saham dengan rasio valuasi negatif. Bagi mereka, yang dinamakan investasi adalah YPC (yang penting cuan) dan pump & dump. Sehingga mereka sama sekali buta tentang apa fungsi dari fase distribusi dan mark-down yang sebenarnya

Pernah denger jargon-jargon seperti, "jangan masuk dulu, bandar masih distribusi, nanti nyangkut di pucuk"? Nah sekarang Anda tahu dari mana asal usulnya jargon tersebut

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy